India Pasar Potensial Bengkulu

Selasa 22-10-2013,12:15 WIB
Reporter : Rajman Azhar
Editor : Rajman Azhar

BENGKULU, BE -  Duta Besar RI  untuk India, Rizal Wilman Indra Kusuma, mengatakan, bahwa India merupakan pasar yang potensial bagi Provinsi Bengkulu. \"Penduduk India itu banyak, mencapai 1,2 miliar orang. Sedangkan mereka sangat kekurangan akan hasil tambang dan perkebunan, yang ternyata banyak terdapat di Bengkulu,\" ujarnya saat ekpos dengan Gubernur Bengkulu H Junaidi Hamsyah, kemarin. Selama ini, katanya, secara grafis dari pusat statistik memang sudah terbukti bahwa India telah banyak melakukan import dari Bengkulu. \"Namun secara globalnya, jumlah yang ada memang masih sedikit, mengingat akan hasil pertambangan dan perkebunan dari Bengkulu,\" katanya. Hal tersebut, kemungkinan terjadi, tambahnya, lantaran selama ini kerjasama ekonomi Provinsi Bengkulu dan India sifatnya masih antar mitra bisnis saja. \"Dan tidak dilakukan secara kelembagaan, coba kalau misalnya dapat dilakukan pendekatan yang lebih bersifat kemitraan dengan India, tentunya pasar di India merupakan yang paling potensial bagi Provinsi Bengkulu,\" ujarnya. Menurutnya, memang selama ini perdagangan Indonesia dengan India memang belum sebesar neracanya dengan RRC, namun secara gamblang ternyata perdaganan antara RRC dan Indonesia yang menjadi pasarnya adalah kita. \"Itu dapat dilihat dari nilai neraca yang ternyata negatif dan artinya dari total nilai Rp 100 miliar perdagangan setahun, sebagian besar masuknya ke RRC, mereka surplus lebih dari setengahnya,\" katanya. Sedangkan India, katanya, selama ini meski nilainya masih di kisaran Rp. 18 miliar, ternyata surplusnya ada di Indonesia. \"Neraca perdagangan kita surplus Rp 7 miliar pertahunnya, dan itu menunjukan bahwa India adalah pasar potensial bagi Indonesia dan provinsi seperti Bengkulu khususnya,\" katanya. Hanya saja, menurutnya, ekspor Bengkulu yang selama ini didominasi CPO (Crude Palm Oil) dan Batu bara (Coal) masih belum memiliki nilai tambah. \"Selama ini, Bengkulu hanya mampu ekspor bahan mentah, padahal jika CPO yang berasal dari kelapa sawit dan batubara dapat diberikan nilai tambah, tentunya akan memberikan pemasukan yang lebih besar untuk Bengkulu dan tentunya dapat digunakan untuk kesejahteraan masyarakat,\" katanya. Ia mencontohkan, jika misalnya CPO selama ini hanya dijual Rp.10 ribu perliternya, jika kemudian diberi nilai tambah seperti misalnya mulai dibranding dan dikemas secara baik tentunya kan meningkatkan nilai ekspornya. \"Ini adalah persoalan yang harus dipikir secara matang oleh pemerintah provinsi Bengkulu, agar hasil yang ada tidak hanya bernilai kecil,\" ujarnya. Sementara itu, Gubernur Bengkulu H. Junaidi hamsyah, SAg, MPd mengatakan bahwa memang perlu kajian khusus untuk memberi nilai tambah terhadap kerjasama ekonomi yang ada dengan India. \"Selain itu, kita juga harus mengupayakan bentuk kerjasama yang lebih baik, seperti misalnya bentuk nota kesepahaman agar dapat terus berkelanjutan,\"  tegasnya. (100)

Tags :
Kategori :

Terkait