3. Kurangnya Pendidikan Seksual yang Benar
Kurangnya pendidikan seksual yang tepat dari orang tua atau sekolah membuat anak-anak bingung dalam memahami seksualitas.
Pendidikan seksual yang positif dan sesuai usia dapat membantu anak memahami tubuh dan hubungan dengan lebih sehat, sehingga mengurangi ketertarikan terhadap konten dewasa yang merugikan.
4. Pengaruh Lingkungan dan Teman Sebaya
Lingkungan sosial, terutama teman sebaya, bisa menjadi faktor kuat dalam memengaruhi perilaku anak. Jika teman-teman sebayanya memiliki kebiasaan menonton film biru atau menganggapnya sebagai “hal biasa,” anak-anak bisa merasa tertekan untuk ikut menonton agar tidak merasa terkucilkan.
BACA JUGA:Bintik Cokelat di Kulit Bikin Kurang Percaya Diri? Ini Cara Menghilangkannya
BACA JUGA:Mengenal 5 Jenis Masker Tanah Liat yang Kaya Manfaat
5. Mengatasi Stres atau Emosi yang Tidak Terlalu Baik
Bagi sebagian anak, menonton konten dewasa bisa menjadi pelarian dari stres, kebosanan, atau masalah emosional lainnya.
Menonton film biru bisa memberikan rasa senang sesaat, yang kemudian bisa berkembang menjadi kebiasaan atau kecanduan sebagai cara mereka menyalurkan perasaan.
6. Kurangnya Kedekatan Emosional dengan Orang Tua
Anak yang merasa kurang mendapat perhatian atau kasih sayang dari orang tua cenderung mencari pelampiasan di tempat lain, termasuk dengan mencari konten dewasa yang memberikan stimulasi emosional.
Hubungan yang terbuka dan suportif dengan orang tua dapat membantu anak merasa nyaman bertanya tentang hal-hal yang membingungkan mereka, termasuk seksualitas.
BACA JUGA:Ketahui 7 Risiko Keseringan Makan Bakso untuk Kesehatan
BACA JUGA:Jangan Panik! Kenali Ciri-Ciri Polip Hidung
7. Ketidaktahuan tentang Dampak Negatif