Jelas bahwa melalui hadits-hadits tersebut, Rasulullah SAW dengan tegas memperingatkan akan bahaya sifat kikir ini. Salah satu bentuk balasan atas sifat tersebut adalah perhitungan Allah dalam memberikan rezeki kepada hamba-Nya, yang juga menjadi salah satu penyebab rezeki menjadi terbatas.
4. Mengabaikan Anak Yatim
Penyebab lain dari rezeki yang terhambat adalah ketika seseorang mengabaikan atau tidak memperhatikan anak yatim. Padahal, baik Allah maupun Rasul-Nya selalu menegaskan pentingnya memperhatikan anak yatim ini. Di samping itu, dalam beberapa seruan, Allah juga menekankan perlunya perhatian terhadap fakir miskin.
Salah satu dalil yang menegaskan hal ini terdapat dalam Surah Al-Baqarah ayat 220 yang berbunyi:
وَيَسْـَٔلُونَكَ عَنِ ٱلْيَتَٰمَىٰ ۖ قُلْ إِصْلَاحٌ لَّهُمْ خَيْرٌ ۖ وَإِن تُخَالِطُوهُمْ فَإِخْوَٰنُكُمْ ۚ وَٱللَّهُ يَعْلَمُ ٱلْمُفْسِدَ مِنَ ٱلْمُصْلِحِ ۚ وَلَوْ شَآءَ ٱللَّهُ لَأَعْنَتَكُمْ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ عَزِيزٌ حَكِيمٌ
Artinya:
"Dan mereka bertanya kepadamu tentang anak yatim, katakalah: "Mengurus urusan mereka secara patut adalah baik, dan jika kamu bergaul dengan mereka, maka mereka adalah saudaramu; dan Allah mengetahui siapa yang membuat kerusakan dari yang mengadakan perbaikan. Dan jikalau Allah menghendaki, niscaya Dia dapat mendatangkan kesulitan kepadamu. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana,".
Bagi mereka yang menafikan atau bahkan menghardik anak yatim, Allah SWT menyatakan bahwa mereka termasuk golongan pendusta agama. Hal ini ditegaskan dalam Surah Al-Ma'un ayat 1 hingga 3, yang menegaskan hal tersebut.
أَرَءَيْتَ ٱلَّذِى يُكَذِّبُ بِٱلدِّينِ (1) فَذَٰلِكَ ٱلَّذِى يَدُعُّ ٱلْيَتِيمَ (2) وَلَا يَحُضُّ عَلَىٰ طَعَامِ ٱلْمِسْكِينِ (3)
Artinya:
"Tahukah kamu (orang) yang mendustakan agama? (1), Itulah orang yang menghardik anak yatim (2) dan tidak menganjurkan memberi makan orang miskin (3)" (QS. Al Ma'un: 1-3),".
BACA JUGA:Lakukan Perbuatan-perbuatan Sederhana Berikut, Mbah Moen: Rezeki Lancar dan Uang Mengalir Mulus
BACA JUGA:Ingin Rezeki Lancar, Buya Yahya Bagikan Kuncinya, Cukup Lakukan 2 Hal Berikut
5. Makan Makanan Haram
Makanan yang masuk ke dalam tubuh merupakan salah satu syarat untuk diijabahnya suatu doa dan juga merupakan prasyarat bagi diberikannya keturunan yang sholih dan sholihah. Hal ini tentu terkait dengan konsep rezeki.
Tubuh yang menerima makanan dari hasil yang haram tidak akan mendapatkan ijabah atas doa yang dipanjatkan, dan akibatnya, pintu rezeki akan tertutup. Ini berlaku tidak hanya untuk makanan yang haram secara substansi, tetapi juga untuk cara perolehannya. Cara perolehan yang melibatkan pencurian, korupsi, perampokan, suap, dan sejenisnya dianggap sebagai cara yang tidak halal, meskipun benda yang diperoleh secara fisik halal.