Itulah yang saya bisikkan ke Jokowi. \"Ayo kita ubah cara berpikir seperti itu,\" bisik saya. Caranya: rumah susun yang pemancangan tiang pertamanya saya lakukan Kamis lalu itu tidak lagi untuk mereka yang mendaftar. Tapi untuk menampung \"bedol RT\" atau \"bedol RW\".
Saya bisikkan: kita cari satu atau dua RT daerah padat dan miskin. Kalau seluruh warga RT yang sangat miskin itu sepakat boyongan serentak bersama-sama ke rumah susun yang hebat itu, maka merekalah yang harus ditampung.
Mereka tidak perlu membayar uang muka (karena memang tidak akan punya). Namun mereka harus menyerahkan lokasi satu atau dua RT tersebut ke BUMN. Di lokasi yang ditinggalkan tersebut (katakanlah luasnya satu atau dua hektar) dibangun rumah susun 18 lantai oleh BUMN.
Kalau rumah susun di lokasi bekas \"bedol RT\" tersebut sudah berdiri, kita cari lagi satu atau dua RT yang mau bedol RT lagi. Di lokasi bekas \"bedol RT\" tersebut dibangun lagi rumah susun oleh BUMN. Begitu seterusnya. Bergulir tidak henti. Sampai tidak ada lagi RT atau RW kumuh di DKI.
Dengan demikian maka rumah susun yang dibangun akan bisa ikut menyelesaikan masalah lingkungan kawasan kumuh. \"Setuju!\" jawab Jokowi.
\"Hanya pak Jokowi yang bisa merayu warga untuk mau bedol RT. Saya tidak punya kewenangan,\" kata saya. \"Saya yakin bisa. Banyak yang akan mau,\" jawab Jokowi. Begitulah. Hasil mojok kami berdua sangat konkret.
Sayang sekali rumah susun yang dibangun dengan mahal tidak bisa ikut membantu memperbaiki lingkungan kumuh di Jakarta. Saya pun lantas minta kepada direksi Perumnas untuk melaksanakan ide ini. Tidak boleh lagi menjual rumah susun itu hanya kepada yang mampu membayar uang muka.
Rumah susun ini sungguh murah. Karena biayanya ditanggung oleh BUMN. Dalam waktu dua tahun, harga rumah susun ini sudah akan naik lima kali lipat di pasar bebas. Lokasinya begitu strategis. Bangunannya begitu bagus. Pemandangan sekitarnya begitu indah. Tidak ada salahnya sekali-sekali warga yang sangat miskin mendapat haknya untuk berada di lingkungan yang lebih baik. Bahkan kali ini biarlah golongan yang miskin itu yang akan mendapat gain yang amat besar itu.