BENGKULUEKSPRESS.COM - Mengecam aksi penistaan agama yang terjadi di negara Eropa beberapa waktu lalu, ratusan mahasiswa di Kota Bengkulu menggelar aksi di bundaran Simpang Lima, Ratu Samban Kota Bengkulu, Senin (30/1/2023).
Ricki Pratama Putra selaku Koordinator Aksi mengatakan, aksi yang dilakukan mahasiswa ini berangkat dari aksi pembakaran kitab suci Al-Qur'an yang dilakukan oleh seorang politisi sayap kanan (Starm Kurs) dan anti Imigran bernama Rasmuus Paludan di dekat Kedutaan Besar Turki di Kota Stockholm, Swedia.
Tindakan yang dilakukan Rasmuus Paludan tersebut mendapatkan kecaman dari berbagai pihak salah satunya mahasiswa Bengkulu.
"Kami umat muslim Bengkulu mengutuk keras tindakan pembakaran Al-Qur'an dan meminta seluruh pemerintahan Negara Islam mengecam aksi tersebut," kata Ricki Pratama Putra.
BACA JUGA:Tipu Warga Bengkulu Hingga Puluhan Juta, Eks Karyawan Leasing Ditangkap
BACA JUGA:Angka Stunting dan Kemiskinan Kota Bengkulu Turun 10 Persen
Selain itu, massa juga mengecam dan menyoroti aksi serupa yang terjadi di Belanda. Dalam hal ini dilakukan oleh Edwin Wagensveld yang merupakan Politisi Belanda yang merobek-robek halaman Al-Qur'an, menginjak, kemudian membakar halaman-halaman tersebut di dekat Parlemen Belanda.
Ricki meminta agar negara Indonesia dan semua lembaga keislaman di Indonesia untuk mengirimkan nota protes dan desakan permohonan maaf dari Pemerintahan Kerajaan Belanda dan Pemerintahan Swedia kepada umat muslim seluruh dunia.
"Tentu aksi yang kita gelar ini sebagai bentuk dukungan kita dan penolakan kita terhadap aksi yang telah melecehkan agama islam ini," sambungnya.
Lebih lanjut, ia juga mengungkapkan bahwa massa aksi yang tergabung dalam barisan mahasiswa Bengkulu ini juga mengecam aksi serangan brutal militer Israel yang menewaskan sembilan orang warga Palestina di Kamp Pengungsian Jenin.
Tindakan ini sambungnya, dikecam sebagai kejahatan kemanusiaan yang tidak bisa ditoleransi.
"Kami juga mengutuk keras pembunuhan dan penyerangan Israel terhadap Palestina yang menyebabkan Syahidnya 9 warga Palestina dan meminta umat Islam untuk terus bersatu padu menjaga Izzah Agama Islam dan menjaga kerukunan, kedamaian dan keharmonisan antar umat beragama," tutup Ricki.
Aksinya yang dilakukan oleh ratusan mahasiswa ini juga disertai dengan pembentangan sejumlah spanduk-spanduk bernada protes. Serta, membuat karangan pocong dan diletakan di tengah jalan raya. (Tri)