Daya Saing Pengrajin Masih Lemah

Daya Saing Pengrajin Masih Lemah

\"Pengrajin\"KEPAHIANG, Bengkulu Ekspress - Daya saing pengerajin kerajinan di Kabupaten Kepahiang masih lemah. Sehingga belum mampu bersaing total dengan pengerajin-pengerajin dari luar daerah. Kelemahan itu membuat umur bertahan para pembuat kerajinan, baik dari bambu maupun bahan-bahan lainnya di Kepahiang sangat sebentar.

Plt Gubernur Bengkulu Rohidin Mersyah menyadari kekurang-kekurangan pengerajin lokal di Provinsi Bengkulu. Sehingga menargetkan dapat meningkatkan kemampuan para pengerajin, supaya pengelolaan bahan baku yang dimasing-masing daerah bisa menjadi lebih maksimal serta dapat menguntungkan para pengerajin.

\"Di Deskranasda itu pertama dilihat apa bahan baku yang dimiliki. Nanti bahan baku yang ada bisa dikelola dijadikan kerajinan, sehingga bisa menghasilkan produk yang bernilai jual,\" ungkap Gubernur saat berkunjung ke kediaman Abil (38), warga Desa Kandang Kabupaten Kepahiang yang menekuni kerajinan bambu hitam.

Gebernur menegaskan, bila di Desa Kandang dan sekitar memiliki bahan baku bambu hitam. Maka Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kepahiang bersama Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bengkulu harus dapat menyediakan fasilitas sarana dan prasarana dibutuhkan. Pertama mendatangkan tenaga ahli (Bidang Kerajinan, red), kedua menyediakan alat pengerajin. Setelah semuanya ada, maka para warga lokal dapat diikutkan dalam pelatihan oleh ahlinya hingga bisa menghasilkan kerajinan bagus.

\"Kerajinan ini nilai seni, ada syaratnya supaya bisa laku. Pertama harus menarik agar menimbulkan minat orang untuk membeli. Kedua mesti harganya terjangkau, walau menarik kalau tidak terjangkau tidak juga mau dibeli oleh orang,\" ujar Gubernur.

Gubernur bersama rombongan, Sabtu sore (29/7) berkunjung ke Desa Kandang untuk melihat proses pembuatan kerajinan olahan bambu yang ditekuni salah seorang warga. Kedatangan Gubernur untuk melihat langsung keadaan pengelolaan bahan baku bambu hitam tersebut, sehingga dapat diagendakan rencana pengembangannya.

\"Kalau sudah lihat ini, Pemkab Kepahiang dan Pemprov harus menyediakan sarananya. Kalau Kepahiang sediakan alat atau mesinya kita provinsi sendikan ahlinya, atau ditukar jugo boleh. Tadi sudah saya katakan dengan Pak Sekda harus dikembangkan ini,\" sebutnya.

Ia menyebutkan, bila hasil pengelolaan bambu oleh masyarakat di Desa Kandang saat ini masih terlalu kasar. Sehingga perlu dihaluskan kembali, agar dapat dipasarkan diluar Provinsi Bengkulu.

\"Kalau saat ini pelur dihaluskan lagi, kita sediakan sarananya sehingga dua tahun mendatang kondisi sudah bisa lebih maju,\" tuturnya.

Kepala Disperindag Kepahiang Aidil Fitri mengakui, bila pengelolaan kerajinan bambu diwilayahnya masih belum memiliki daya saing yang kuat untuk dipasarkan secara besar-besaran.

\"Untuk mendapatkan rotannya sebagai pengikat bambu mereka masih mendatangkan dari Linggau,\" ucapnya.

Iapun mengakui, bila kekurangan yang dialami pengerajin lokal karena minimnya peralatan serta modal.

\"Mereka selama ini hanya membuat kursi bila ada pesanan, sebab dari dana pemesan itulah mereka membeli bahannya,\" ujar Aidil.

Aidil mengharapkan, bila kedepan Disperindag Kabupaten dan Provinsi dapat berkerjasama secara baik untuk sama-sama menyiapkan anggaran pengembangan olahan kerajinan bambu dan kerajinan lainnya di Kabupaten Kepahiang. (320)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: