Menyaksikan Keriuhan Pilkades Berbasis E-Voting

Untuk salinan, muncul printout hasil pilihan warga yang kemudian dimasukkan ke dalam boks surat suara. Salinan itu hanya digunakan ketika ada komplain atau sanggahan dari calon Kades. Selama tidak ada sanggahan, penghitungan suara dilakukan secara otomatis berdasar hasil sentuhan warga di layar komputer 15 inci tersebut.
Meski menggunakan sistem baru, mayoritas warga menyatakan tidak menemui kesulitan. Bahkan, banyak yang merasa lebih mudah. Misalnya, Supiah, 45. Dia rela antre panjang karena penasaran dengan proses pilkades berbasis e-voting. ’’Selama ini tahunya ya mencoblos,’’ ungkap warga RT 5, RW 7, Desa Babakan, itu.
Dia mengungkapkan, rumahnya lumayan jauh dari lokasi pemungutan suara. Karena itu, dia bersama tetangganya diangkut dengan mobil bak terbuka menuju lokasi pemungutan suara. Supiah menyatakan ingin melihat komputer yang digunakan untuk menentukan suara.
’’Kepada kepala desa yang terpilih, saya ingin daerah Babakan aman-aman saja. Kemudian, jalan rayanya dibagusin,’’ ujar Supiah sambil kipas-kipas untuk mengusir gerah. Untung, dia berada di tengah antrean khusus perempuan.
Cerita lain disampaikan Imam Mulyadi. Meskipun usianya sudah menginjak 70 tahun, warga kelahiran Jogjakarta itu tetap nekat ikut antrean yang begitu panjang. Dia juga penasaran akan wujud pemilihan berbasis e-voting seperti yang digambarkan di baliho-baliho itu.
Pria yang sehari-hari bekerja sebagai petani tersebut menilai e-voting lebih praktis. Tidak perlu membuka dan melipat surat suara. Pria yang sejak 2000 tinggal di Ciseeng itu sengaja mengantre sejak pagi supaya tidak panas. ’’Tetapi, ya risikonya antre panjang seperti ini. Kalau di atas jam 12 nanti, paling agak longgar,’’ katanya.
Panjang dan sesaknya antrean membuat Ketua Panitia Pilkades Asep Sutisna harus berkali-kali mengingatkan pemilih supaya tertib. ’’TPS A sudah tertib. TPS B dan C belum tertib. Ayo, Bapak-Bapak dan Ibu-Ibu tertib,’’ kata Asep melalui pengeras suara.
Dia juga mengingatkan, sebelum masuk ke bilik suara, pemilih harus mengelap jarinya dengan baju. Sebab, setelah antre panjang, bisa jadi jari mereka basah karena berkeringat. Jika jari berkeringat, layar komputer e-voting sangat rentan mengalami gangguan jika disentuh. ’’Kalau memilih, jangan dicolek ya. Jarinya cukup ditempel saja,’’ katanya berulang-ulang mengingatkan warga.
Asep tidak menyangka partisipasi masyarakat begitu besar. Baik pemilih muda atau pemula maupun yang sudah jompo. Panitia menyiapkan sebuah kursi roda dan dua unit ambulans untuk keadaan darurat.
Pemilihan yang sedianya ditutup pukul 14.00 diperpanjang sampai pukul 15.15. Penghitungan suara pun cukup kilat. Sebab, hasilnya langsung muncul di monitor. Tidak perlu berdebar menunggu teriakan ’’sah’’ saat satu per satu surat suara dibacakan.
Rupanya, petahana H Apendi masih menjadi jawara dalam menarik suara warga. Total, dia meraup 4.175 suara. Disusul Ruslan (1.882 suara) dan Moch. Zein (996 suara). Pendukung Apendi pun bersorak sorai, lantas mengarak jagoan mereka.
Dari total 10 ribuan DPT, tingkat partisipasi mencapai 70 persen. Total warga yang menyalurkan hak suara tercatat 7.078 orang. Sebanyak 25 suara di antaranya kosong alias tidak ada pilihan dan tidak ada satu pun suara yang rusak atau cacat.
Ketua KPU Juri Ardiantoro juga nimbrung dalam pelaksanaan pilkades Babakan yang berbasis e-voting tersebut. Dia menjelaskan, pilkades berbasis teknologi maju itu merupakan hasil kerja sama antara Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), Pemkab Bogor, serta PT Industri Telekomunikasi Indonesia (Inti).
’’Tinjauan ini sekaligus untuk melihat apa-apa yang perlu diperbaiki,’’ katanya. Juri menjelaskan, KPU memang memiliki grand design pelaksanaan pemilu atau pilkada yang efektif, modern, serta akuntabel. Tujuannya, mengurangi kecurangan.
Bupati Bogor Nurhayanti yang juga meninjau pelaksanaan e-voting tersebut menyatakan sangat antusias. Dia menuturkan, dengan proses itu, masyarakat bisa mengetahui pentingnya fungsi e-KTP. ’’Jadi, biar tahu bahwa e-KTP banyak fungsinya. Di antaranya untuk pemilihan seperti ini. Tinggal tempel untuk validasi,’’ jelasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: