Ketika Pertamina Menjadi Perusahaan Berskala Internasional

Ketika Pertamina Menjadi Perusahaan Berskala Internasional

Kelola Panas Bumi dan Punya Kilang Minyak di 4 Negara

Pertamina Indonesia kini telah menjadi perusahaan energi dan berskala internasional. Karena kini perusahaan di bawah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) ini bukan lagi perusahaan yang hanya mengelola minyak dan gas semata, tetapi sudah memiliki kilang minyak di luar negeri, sekaligus mengekspor produknya ke luar negeri.

Zalmi Herawati, Palembang

Vice President Corporate Comunnication, Wianda A Poesponegoro dalam acara Forum Komunikasi Humas-Media Pertamina Wilayah Sumatera Bagian Selatan (Sumbagsel) di Novotel Hotel, Kota Palembang, Provinsi Sumatera Selatan, 1-2 Maret lalu menyampaikan, Pertamina juga sudah masuk kategori perusahaan energi karena kini telah mengelola energi lain selain minyak dan gas, yaitu panas bumi.

\"Pertamina sudah jadi perusahaan energi bukan lagi perusahaan migas lagi,\" ujar Wiyanda dalam pemaparannya pada acara Forum Komunikasi Humas-Media Pertamina se-Sumbagsel yang dihadiri 150 orang wartawan se-Sumbagsel dan karyawan Pertamina.

Terkait Pertamina sudah menjadi perusahaan internasional, kata Wianda mengingat Pertamina sudah mengelola kilang atau sumur minyak bumi di Arab Saudi, Aljazair, Perancis dan Malaysia.

Dia pun mengapresiasi kedatangan pemimpin negera Arab Saudi Raja Salman ke Indonesia. Kedatangan Raja Salman itu berdampak positif bagi program Pertamina yang ingin ekspansi meluaskan jaringan bisnisnya ke Arab Saudi. Sesuai memorandum of understanding Pertamina Indonesia dan Arab Saudi, yaitu dengan Saudi Aromco di Cilacap. Nilai investasi yang ditanamkan Arab Saudi pada Pertamina ini salah satu investasi palking besar dari 11 kesepakatan lainnya antara Arab Saudi dan Indonesia.

Salah satu program Pertamina dinegara itu, Pertamina ingin memasok aftur ke pesawat yang ada di Bandara Arab Saudi. \'\'Kita terus meningkatkan produksi dan meluaskan jaringan bisnis. Target kita pada 2025 Indonesia sudah bebas impor BBM, yang seama ini 50 persen bahan baku BBM masih impor. Kita ingin mengekspor,\'\' imbuhnya

Indonesia pun patut berbangga dengan Pertamina. Disaat harga minyak dunia turun drastis dititik 42 hingga 45 U$D perusahaan ini tetap survive. Bahkan Pertamina justru meningkatkan produksinya. Bukanya mengurangi produksi seperti negara penghasil minyak lainnya, seperti Arab, Timut Tengah hingga Malaysia.

\"Perusahaan penghasil minyak dunia saat harga minyak dunia turun banyak mem-PHK (pemutusan hubungan kerja) yang hitungannya bukan lagi puluhan orang namun mencapai ribuan karyawan.

Bagi kita (Pertamina, red) penurunan harga minyak dunia itu sebuah tantangan dan peluang. Jadi kawan-kawan di Pertamina tetap bersemangat menalukkan tantangan itu,\" tutur Wianda.

Bahkan pada 2016 Pertamina menjadi perusahaan penyumbang pajak terbesar mencapai 65 triliun. Pertamina perusahaan milik rakyat Indonesia untuk itu kita ingin bermanfaat. Pajak sebesat itu yang kita sumbangkan tentunya oleh pemerintah dikembalikan ke masyarakat dibangunkan jembatan, jalan dan fasilitas lainnya.

Saat ini pertamina memiliki 273 unit kapal tanker, 7 unit kilang, 111 unit terminal BBM, 6.865 retail outlet, 64 DPPU (aviasi) dan 2.856 unit mobil tanki. Dalam mendistribusikan BBM Pertamina harus melalui jalur yang rumit. Tantangannya kerusakan jalan parah, longsor dan banjir, terutama di wilayah Sumatera. Disamping itu di daerah seperti Papua tak ada akses jalan darat. Hanya jalur penerbangan menggunakan pesawat.

Pertamina, mendukung program Presiden Jokowi yang menetapkan harga BBM nasional satu harga termasuk di Papua. Pertamina menyediakan pesawat udara jenis air tractor A-1 802.Pesawat yang memiliki lambung untuk meletakan BBM. Bahan bakar yang dibutuhkan masyarakat Papua dimasukkan ke dalam dirigen lalu diletakan di lambung pesawat tersebut. Dalam satu kali pengangkutan pesawat itu mampu menangkut sekitar 4 ribu liter atau 4 Kl. \"Pada 2017 ini kita akan menambah 2 pesawat lagi,\" imbuhnya.

Termasuk pesawat untuk penangkutan BBM ke Kalimantan. Wilayahnya 120 Km berbatasan dengan Serawak, Malaysia.Masyarakat di wilayah ini selama 71 tahun tidak bisa menikmati BBM Indonesia. Selama ini mereka mendapatkan BBM dari penjual yang memasok dari Serawak Malaysia menggunakan dirigen dan motor. Saat ini Pertamina sedang mengenalkan jaringan gas (jargas). Daerah yang sudah mendapatkan program ini Prabumulih, Ogan Ilir, Muara Enim, Jambi dan Pali.

\"Prabumulih daerah yang paling banyak dan terbesar mendapatkan jargas ini. Karena Pemerintah Daerahnya dalam hal ini Bupati sangat antusias dengan peogram ini,\" kata Wianda.

Untuk LPG 3 Kg Pertamina telah memdistribusikan 57,9 juta paket perdana. Paket berupa kompor, regulator dan selang masing-masing 1 unit pada setiap paketnya.

Saat ini penggunaan gas LPG tidak tepat sasaran. LPG 3 Kg atau dikenal dengan istilah gas melon justru banyak dipakai orang kaya atau pelaku usaha.Untuk itu Pertamina kini mengeluarkan bright gas 5,5 Kg berwarna pink. Gas ini dapat digunakan oleh rumah tangga secara umum. Sementara gas melon nantinya hanya boleh digunakan warga miskin yang pemakainya diberi kartu khusus dari Pertamina.

Pertamina memiliki anak cabang perusahaan yang cukup banyak. Yaitu PT Peteka Karya Jala (PJK), PT Peteka Karya Gapura (PKG), PT Peteka Karya Samudera (PKS) dan PT Peteka Karya Tirta (PKT).

Pada kegiatan forum itu, masing-masing penanggung jawab anak perusahaan Pertamina itu memaparkan kinerja dan hasil perusahaannya masing-masing.

Disamping itu Pertamina juga memiliki anak perusahaan yang mengelola bidang sosial. Yakni Rumah Sakit Pertamina Palembang dibawah naungan Peteka Medika. Rumah Sakit yang berada di Plaju ini kini sudah bisa menerima pasien dari kalangan masyarakat umum.

\'\'Mudah-mudahan mohon dukungannya sebentar lagi segera hadir hotel Pertamina,\'\' ucap perempuan yang memiliki senyum manis ini berpromosi.

Pada acara ini Pertamina juga mengundang dewan pers yang diwakili anggotanya Imam Wahyudi.

Imam menjelaskan insan pers dalam hal ini harus bersikap profesional, mentaati kode etik jurnalistik dan mematuhi Undang-Undang Pokok Pers tahun 1990. Selain itu, wartawan hendaknya sudah mengikuti ujian kompotensi wartawan (UKW). Berikutnya media wartawan itu harus jelas menerbitkan pemberitaan secara profesional.

Untuk mengetahui media itu profesional atau tidak caranya dapat dilihat dari medianya, untuk koran di koran cetakannya harus mencantumkan penanggung jawab yang sering disebut bola redaksi, lalu alamat kantor dan nomor telepon ang jelas dan benar-benar ada bila dicek. Selain itu bisa juga dengan melihat isi berita yang diterbitkan apakah isinya pemberitaan yang berimbang atau berita yang isinya mengakiti hati orang lain.

\"Kalau isi beritanya menyakiti orang lain artinya media itu tidak benar tidak masuk kategori pers. Nara sumber seperti Bapak/Ibu dari Pertamina boleh menolak diwawancarai oleh wartawan semacam ini,\" kata Imam.

Kegiatan itu juga diisi Pertamina dengan memberikan pengetahuan cara memadamkan api saat kompor di rumah atau di kantor meledak pada para wartawan. Melalui tiga metode menggunakan tabung apar, munggunakan kain blangkit sintetis atau bisa diganti dengan handuk dan karung gonim serta dengan menggunakan tabung kimia powder. Para wartawan pun diminta mempraktikkan langsung cara menggunakan ketiga alat itu.(***)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: