Budi Waluyo; Alumni Unib Peraih Beasiswa S2 dan S3 Luar Negeri

Budi Waluyo; Alumni Unib Peraih Beasiswa S2 dan S3 Luar Negeri

Otaknya Pas-pasan, Selesaikan S2 di Inggris, Lanjutkan S3 di Amerika

Mendapatkan beasiswa kuliah ke luar negeri adalah mimpi sebagian besar orang. Karena dengan itu, banyak mimpi yang bisa tercapai, seperti bisa kuliah gratis, bisa jalan-jalan, dan tentu bisa membuat orang tua dan keluarga bangga.  Seperti yang diraih oleh Budi Waluyo. Salah seorang putra Bengkulu, 04 Juli 1987 ini, mampu kuliah ke luar negeri walaupun berasal dari keluarga sederhana.

Erick Voniker Doris, Bengkulu

Dengan otak pas-pasan Budi bisa meraih beasiswa S2 dan S3 studi keluar negeri. Bahkan saat ini ia sudah menyelesaikan S2-nya di University of Manchester, Inggris bidang Education Technology dan TESOL. Selanjutnya ia melanjutkan S3 untuk studi PhD di Lehig University, Amerika Serikat.

Budi menceritakan, berawal dengan mimpi ingin kuliah keluar negeri, dia terus mencari tahu bagaimana cara bisa mendapatkan beasiswa tersebut.

Selama pencarian itu, Budi mengetahui bahwa banyak yang mendapatkan beasiswa ke luar negeri yang kemampuan Bahasa Inggris tidak terlalu bagus ada juga otak yang pas-pasan dengan menamatkan S1 selama 4 tahun, serta dari keluarga yang tidak mampu.

Sebab itulah ia yakin, bahwa ia juga bisa seperti orang-orang yang sudah lebih dahulu itu.

Budi semakin bersemangat untuk ikut beasiswa, sehingga semua yang berhubungan dengan apa yang bisa membantu keluar negeri terus dipelajari hingga mimpinya tercapai.

Diawali tahun 2010 lalu, ia mendapatkan beasiswa S2 yang bernama International Fellowships Program yang diseponsori oleh Ford Fundation, USA. Dari beasiswa itu, ia memilih melanjutkan studi ke Inggris dan melamar ke tiga universitas di Inggris yaitu University of Sussex, University of Leeds dan University of Manchester. Hebatnya di tiga universitas itu, ia lulus.

\"Alhamdulillah, saya diterima di tiga universitas tersebut dan akhirnya saya memilih University of Manchester,\" awal ceritanya.

Setelah mengetahui diterima kuliah di negeri Ratu Elizabeth itu, Budi langsung mengurus apa saja kepeperluan yang harus dilakukan untuk menuju ke Inggris. Setelah semuanya selesai, baru lah dirinya berangkat ke Inggris.

Ketika tiba di Inggris, Budi kemudian berkumpul dengan teman-teman pelajar dari Indonesia lainnya. Akan tetapi rata-rata mereka kuliah dengan biaya sendiri atau orang tuanya yang merupakan anak pengusaha dan pejabat.

\"Saat itu aku memperkenalkan diri, banyak teman-teman heran kok bisa saya ke Inggris,\" cerita Budi.

Namun respon dari orang-orang yang merupakan anak pengusaha dan pejabat tersebut, hanya dibalas Budi dengan senyuman dan berpikir bahwa wajar bila mereka berpikir dan bertanya-tanya kenapa orang seperti Budi dengan tubuh kecil, otak pas-pasan dan dari keluarga sederhana, serta dari Bengkulu lagi yang tidak banyak orang mengenalnya, bisa datang ke Manchester dan kuliah disana.

\"Bila menggunakan biaya sendiri sudah pasti tidak mungkin, merekapun sudah menebak saya kalau aku kuliah dengan beasiswa,\" jelasnya.

Namun semua itu bukanlah penghalang, sehingga hari demi hari akhirnya studi S2 di University of Manchester bisa terselesaikan juga. Pada saat mengikuti S2, ia juga selalu berpikir bagaimana bisa melanjutkan ke S3. Sehingga, dirinya kembali mencari informasi-informasi mengenai persyaratan beasiswa S3.

\"Saya pada saat kuliah S2 terus berpikir untuk melanjutkan kuliah ke S3, sehingga saya kembali mencari informasi mengenai beasiswa S3,\" ucapnya.

Berkat kerja keras, kegigihan dan kemauan besar, akhirnya Budi menemukan sebuah beasiswa bernama Fulbright Presidential Scholarship dan langsung mengikuti beasiswa tersebut. Saat ini Budi sudah melanjutkan kuliah S3 di Amerika Serikat.

\"Saat ini saya melanjutkan S3 di Lehigh Universitas, Amerika serikat mengambil studi PhD, dan karena sedang libur kuliah saya berkesempatan untuk pulang ke Bengkulu,\" ceritanya.(614)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: