Membangun Pasar Tradisional Berkonsep Modern Sebagai Sarana Dalam Memangkas Kapitalisme

Membangun Pasar Tradisional Berkonsep Modern Sebagai Sarana Dalam Memangkas Kapitalisme

\"pendapatan-ekonomi\"

Oleh: Emi Jayanti

KAPITALISME adalah suatu sistem ekonomi dimana perdagangan, industri dan alat-alat produksi dikendalikan oleh pemilik swasta dengan tujuan mendapatkan keuntungan dalam ekonomi pasar.

Konsep dari sistem ekonomi kapitalisme ini salah satunya yaitu pasar modern. Seperti yang kita ketahui bahwa pasar modern merupakan tempat dimana penjual dan pembeli tidak bertransaksi secara langsung melainkan pembeli melihat label harga yang tercantum dalam barang (barcode), sehingga tidak ada aktivitas tawar menawar, berada dalam bangunan yang nyaman dan pelayanannya dilakukan secara mandiri atau dilayani oleh pramuniaga.

Seiring dengan perkembangan zaman kebanyakan masyarakat tidak terlalu suka dengan proses interaksi yang dinilai kurang praktis. Hingga muncullah pasar-pasar modern dimana pedagang telah menyediakan barang dagangan lengkap dengan harganya dan pembeli tinggal memilih barang yang diperlukan lalu membayar harga barang tersebut di kasir.

Meskipun memang terdapat kesenjangan harga antara pasar modern dan pasar tradisional, namun hal tersebut tidak menjadi penghalang bagi masyarakat untuk mulai beralih membeli barang kebutuhan mereka dipasar modern. Mereka tidak terlalu mempermasalahkan harga, terutama bagi masyarakat dengan ekonomi menengah ke atas. Suasana di pasar modern yang bersih, nyaman, sejuk, jauh dari hingar-bingar pasar tradisional menjadikan pasar modern menjadi pilihan utama.

Kehadiran hipermarket sejenis pasar modern yang sedemikian pesat menjadi semakin berkembang dari tahun ke tahun. Survei AC Nielsen tahun 2010 menggambarkan, pasar modern meningkat 31,4 persen (%) pertahun, sedangkan pasar tradisional menurun 8,01 persen (%). Di sektor makanan, pangsa pasar supermarket meningkat dari 11 persen menjadi 40 persen (%).

Selain mengalami pertumbuhan dari sisi jumlah dan angka penjualan pasar modern mengalami pertumbuhan pangsa pasar yang pesat. Pertumbuhan pasar modern ini tentunya didorong oleh perilaku masyarakat (rumah tangga) di Indonesia yang konsumtif hal ini dibuktikan dengan kunjungan rumah tangga ke berbagai pasar di Indonesia rata-rata mencapai 22 kunjungan perbulan.

Jadi, jumlah penduduk yang kini mencapai 220 juta ditambah dengan perilaku dan kebiasaan berbelanja ke pasar membuat pengelola hipermarket dan supermarket percaya diri untuk terus mengembangkan bisnisnya. Apalagi faktor kenyamanan, keamanan, dan kelengkapan serta harga yang bersaing menjadi promosi kuat bagi mereka.

Semakin merebaknya pasar modern bahkan ke kawasan permukimam penduduk merupakan bukti masih kuatnya pengaruh pemodal (kapitalis) di Negara ini. Pemerintah juga terkesan tidak kuasa melawan kapitalisme yang semakin kreatif mendiversifikasi dirinya dalam bentuk-bentuk yang lebih “ramah”, seperti kehadiran minimarket yang dimiliki oleh jaringan pemodal/konglomerat lokal.

Fenomena menjalarnya pasar-pasar modern dengan bermacam nama perusahaan pasar modern membanjiri Indonesia. Mulai dari pasar berukuran besar semacam supermarket dan hipermarket seperti Carrefour, dan LotteMart, hingga yang berukuran kecil dengan konsep minimarket seperti Alfamart dan Circle K. Tak hanya dari negara luar, franchise pasar modern dari dalam negeri juga dengan cepat berkembang. Sebut saja Indomaret yang kini juga sudah menjamur seolah tak ingin kalah oleh Alfamart.

Perusahaan yang menawarkan bentuk franchise atau menjual merek dagang sampai ke pelosok pemukiman penduduk ini bisa jadi akan terus menekan keberadaan pasar tradisional pada titik terendah dalam 20 tahun mendatang. Pasar modern yang notabene dimiliki oleh orang asing dan orang kaya lokal akan menggantikan peran pasar tradisional yang mayoritas dimiliki oleh masyarakat ekonomi menengah kebawah. Kerjasama pengusaha dengan penguasa semacam ini tentunya akan “membunuh” masa depan perekonomian masyarakat.

Berkembang-biaknya pasar modern menambah suram masa depan pedagang pasar tradisional. Kedudukan pasar tradisional semakin terancam dan menimbulkan dampak negatif bagi pelaku ekonomi pasar, yaitu munculnya ketidakadilan dalam persaingan, dan omset  pasar tradisional semakin menurun.

Akhirnya, pasar tradisonal semakin termajinalkan. Pedagang-pedagang kecil yang tidak mampu bertahan akhirnya gulung tikar di tengah perjalanan usahanya dan menyebabkan matinya usaha pedagang pasar tradisional. Selain ekonomi kapitalisme, matinya usaha pasar tradisional ini juga disebabkan oleh pedagang pasar tradisional yang tidak mampu bersaing, etika bisnis yang tidak efektif dan efisien, terjadinya persaingan yang tak wajar antar pesaing, dan kurang berpihaknya kebijakan pemerintah atau kelalaian pemerintah dalam menangani pertumbuhan pasar modern, serta nihilnya  regulasi bagi operasionalisasi pasar modern dan pasar tradisional yang telah ditetapkan pemerintah.

Dengan demikian untuk mengantisipasi hal tersebut perlu adanya langkah nyata dari pedagang pasar agar dapat mempertahankan pelanggan dan keberadaan usahanya. Para pedagang di pasar tradisional harus mengembangkan strategi dan membangun rencana yang mampu memenuhi kebutuhan dan tuntutan konsumen sebagai mana yang dilakukan pasar modern.

Jika tidak maka mayoritas pasar tradisional di Indonesia beserta penghuninya hanya akan menjadi sejarah yang tersimpan dalam album kenangan industri perdagangan di Indonesia dalam waktu yang relatif singkat. Dalam hal ini peran pemerintah sangat diperlukan untuk mencari “titik keseimbangan” agar masyarakat di semua lapisan sama-sama bertumbuh. Pemerintah harus membantu para pedagang pasar tradisional agar tidak tersisihkan oleh pasar modern karena pasar tradisional merupakan denyut nadi ekonomi masyarakat menengah kebawah.

Pemerintah diharapkan dapat memberlakukan zonasi untuk penertiban izin usaha pasar modern untuk melindungi pedagang tradisional, yaitu dengan mengeluarkan peraturan yang tidak memihak ke salah satu pihak dan peraturan tersebut harus secara tegas diterapkan baik bagi pasar tradisional maupun pasar modern. Oleh karena itu sudah seharusnya pemerintah melakukan moratorium terhadap izin pendirian pasar modern.

Pemerintah harus mengkaji secara serius, dengan mengumpulkan dan mengidentifikasi ulang masalah yang terjadi dilapangan. Sambil menertibkan pasar-pasar modern yang “nakal” yang berdiri dekat dengan pasar-pasar tradisional. Selain itu, membangun pasar tradisional dengan konsep modern adalah langkah yang efektif dan efisien bagi pemerintah dalam menjalankan perannya. Pasar modern yang dikenal masyarakat dengan tampilan yang lebih bersih, rapi, nyaman dan bisa menunjang prestise bagi para pengunjungnya.

Dibanding dengan pasar tradisional yang terkesan kumuh, becek, kotor, bau, tidak aman, dan jauh dari kondisi nyaman. Hal ini dapat dijadikan faktor utama yang perlu di inovasi dalam membangun atau mengembangkan pasar tradisional. Dilihat dari permasalahan kondisi pasar tradisional tersebut, untuk membangun pasar tradisional dengan konsep modern, dalam hal ini dapat diterapkan dengan membuat bangunan pasar tradisional lebih higienis, menata kios-kios lebih teratur, mengatur kebersihhan agar lebih terjaga.

Dengan begitu kondisi pasar tradisional yang di pandang buruk dibandingkan dengan pasar modern akan menjadi lebih baik dimata masyarakat. Selain transaksi tawar-menawar yang memberikan harga yang relatif lebih murah dan barang-barang yang dijual masih tergolong segar, kebersihan, kerapian, serta kenyamanan yang telah diterapkan sebagai perubahaan dalam mengembangkan pasar tradisional,  maka hal tersebut diharapkan  dapat menjadi daya tarik bagi masyarakat untuk mulai kembali membeli barang kebutuhan mereka di pasar tradisional, sehingga pasar tradisional dapat bersaing dengan pasar modern.

Tentunya kita sebagai masyarakat harus ikut mendukung agar kegiatan di pasar tradisional tetap berlangsung dengan tidak meninggalkan pasar tradisional agar pasar tradisional tetap hidup dalam kepungan pasar modern. (**)

Penulis Adalah  Mahasiswa  Jurusan   Manajemen,  Ekonomi Dan Bisnis, Universitas Bengkulu.  

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: