Harga Sawit dan Karet Terpuruk

Harga Sawit dan Karet Terpuruk

BENGKULU, BE - Seiring dengan melemahnya nilai tukar rupiah terhada dolar AS, harga komoditas andalan masyarakat Bengkulu seperti tandan buah segar (TBS) kelapa sawit dan karet pun ikut anjlok. Hingga kemarin, harga TBS ditingkat pengepul rata-rata berkisar antara Rp 700 hingga Rp 900 per kg, sedangkan harga karet tingkat pengepul berkisar antara Rp 6000 hingga Rp 7.500 per kg. Rendahnya harga komoditas petani sangat merugikan masyarakat Bengkulu, karena disisi lain harga kebutuhan pokok melambung dratis. \"Pemerintah Provinsi Bengkulu hanya berpangku tangan melihat penomena ini, karena menurunnya harga komoditas masyarakat akan menjadi masalah besar bagi daerah ini,\" kata Anggota DPRD Provinsi Bengkulu, Arsop Dewana SE kepada BE, kemarin. Menurutnya, untuk menghindari terlalu jauh turunnya harga komoditas itu, gubernur Bengkulu bisa membuat kebijakan yang ditujukan kepada perusahaan karet dan kelapa sawit yang ada di Provinsi Bengkulu seperti yang pernah dilakukan Agusrin M Najamudin saat menjabat sebagai Gubernur Bengkulu pada 2005-2010 lalu. \"Terlebih saat ini izin perkebunan itu sepenuhnya ada ditangan Pemerintah Provinsi Bengkulu, sehingga Pemprov pun berwenang untuk sedikit menekan pihak perusahaan untuk membeli komoditas masyarakat dengan harga yang wajar. Ini penting dilakukan pemerintah agar perekonomian masyarakat tidak semakin terpuruk,\" papar Politisi Hanura ini. Dikonfirmasi, Kepala Dinas Perkebunan Provinsi Bengkulu, Ir Ricky Gunarwan mengatakan,  berdasarkan pengalaman sebeluknya, harusnya petani sawit dan karet senang dengan anjloknya harga rupiah terhadap dolar, namun kenyataanya saat ini justru petani sawit dan karet malah menjerit. “Saya kira kondisi ini tidak hanya terjadi di Bengkulu saja, namun juga dialami oleh para petani sawit dan karet di seluruh Indonesia,\" katanya. Untuk mencari solusinya, pihaknya tengah mengkaji Peraturan Daerah (Perda) Provinsi Bengkulu tetang Kelapa Sawit dan karet agar nantinya harga ditingkat petani bisa setabil dan tidak fluktuatif seperti sekarang. “Kami juga akan petinggi perusahaan CPO yang ada di Bengkulu terkait turunya harga TBS ini, kami akan minta keterangannya,” jelas Ricky. Namun ia optimis, terpuruknya harga kepala sawit dan karet ini tidak akan berlansung lama dan akan kembali stabil seperti sebelumnya. “Saya yakin harga kepala sawit dan karet akan segera naik, mengingat tidak ada permasalahan di pasar dunia terkait harga kelapa sawit ini. Namun kita  akan tetap memanggil beberapa perusahaan untuk mencari cara agar petani tidak mengalami krisis terlalu lama,” jelas Ricky. Terkait dengan adanya indikasi permainan harga di tingkat pabrik atau perusahan CPO, Ricky tidak menampiknya, hanya saja ia mengaku akan mencari titik permasalahanya sehingga akan diurai dan diselesaikan dengan baik. “Bisa jadi ada permainan, tapi Saya tidak mau menuduh. Yang penting kita akan minta keterangan terlebih dahulu kepada mereka, sebelum mengambil tindakan yang dianggap perlu,\" pungkasnya.(400)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: