Populasi Gajah Tinggal 65 Ekor
BENGKULU, BE - Populasi gajah di hutan Bengkulu saat ini mengalami penurunan dratis. Terbukti, populasinya saat ini hanya berkisaran 65 ekor. Penurunan populasi ini disebabkan banyaknya perburuan liar yang dilakukan untuk mengambil organ tubuh hewan bertubuh besar tersebut. Demikian diungkapkan Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Provinsi Bengkulu, Ir Anggora Dwi Sujiarto melalui Koordinator Pengendali Ekosistem Hutan BKSDA Provinsi Bengkulu, Said Jauhari SHut MSi.
\"Memang saat ini populasi gajah Bengkulu mengalai penurunan. Salah satu faktor penyebab penuruan tersebut ialah dari perburuan gajah yang dilakukan oleh warga,\" ujar Said kepada BE kemarin (22/7).
Lanjutnya, penurunan populasi gajah tersebut bukan hanya dari perburuan liar saja. Namun dari pembukaan lahan hutan yang menjadi alih fungsi sebagai perkebunan, juga menjadi pengaruh besar pada populasi gajah ini. Terbukti jumlah hutan yang ada di Provinsi Bengkulu, hanya sebagian kecil hutan yang masih dapat difungsikan sebagai hutan lindung untuk populasi hewan liar. Selebihnya hutan tersebut telah difungsikan sebagai perkebunan dan pertambangan. \"Alih fungsi lahan hutan juga sangat mempengaruhi populasi gajah Bengkulu,\" tambahnya.
Said juga menuturkan, saat ini populasi gajah tersebut hanya dapat ditemui di kawasan hutan Konservasi Seblat Kabupaten Bengkulu Utara yang memiliki luas sekitar 6000 hektare. Itupun hanya dapat ditemui dalam satu kelompok besar dengan jumlah sekitar 65 ekor gajah. Hal tersebut menjadi berbanding terbalik pada jumlah populasi gajah pada tahun 2000 hingga 2004 yang memiliki jumlah gajah sekitar 200 ekor.
\"Kalau dari data kita, pada tahun 2000 hingga 2004 populasi gajah ini masih di atas 200 ekor gajah. Yang terbagi menjadi 5 kelompok besar di hutan Ipuh Bengkulu Utara, Lebong Kandis dan hutan Kabupaten Mukomuko,\" jelas Said.
Bekurangnya populasi gajah tersebut BKSD Provinsi Bengkulu sendiri telah rutin melakukan patroli di hutan Bengkulu. Dalam akhir-akhir ini saja, BKSD telah menerima beberapa laporan warga tentang matinya hewan gajah tersebut. Dari hasil temuan, gajah-gajah yang mati tersebut selalu hilang pada organ tubuh bagian gadingnya. Untuk membunuh gajah tersebut, pemburu rata-rata memakai racun dan tembak untuk melumpuhkan hewan yang memiliki tubuh besar ini \"Memang dari laporan warga kata menumakan gajah yang mati ini karena ditembak dan diracun. Target pemburu sendiri hanya mengambil gadingnya. Dari hasil temuan kita, gajah tersebut mati dengan hilang bagian gadingnya. Namun hingga saat ini, kita yang telah melakukan penelusuran belum dapat menemukan siapa pelakunya tersebut,\" pungkas Said. (151)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: