Setelah Lebaran BBM Naik Lagi
JAKARTA, BE - PT Pertamina (Persero) berencana akan menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) setelah Hari Raya Idul Fitri 1436 H. Pasalnya, perusahaan plat merah ini berdalih telah cukup lama menahan kenaikan harga BBM, baik jenis Premium, Solar hingga BBM nonsubsidi seperti Pertamax.
\"Nanti akan kita lihat. Khususnya karena ini akan dibahas pemerintah,\" kata Direktur Utama Pertamina Dwi Soetjipto, Senin (13/7). Ia menambahkan, untuk menetapkan harga, BUMN ini akan melihat kondisi yang ada. Misalnya, harga minyak dunia yang mengalami kenaikan, inflasi dan nilai kurs rupiah terhadap dollar Amerika Serikat (AS). \"Akan dilihat kondisinya, tentu terhadap cost dan operasional yang ada harus dilihat,\" jelasnya.
Pada kesempatan itu, Dwi juga mengungkapkan, jika banyak kebijakan Pertamina yang ditolak pemerintah. Hal ini tak jarang membuat Pertamina merugi. \"Kita tahu bahwa minyak khususnya, banyak bersentuhan dengan kebutuhan masyarakat. Jadi kalau pemerintah masih mengatur (Pertamina) kan wajar saja,\" katanya.
Karena itu, lanjutnya, perusahaan migas ini selalu berupaya menutupi kerugian penjualan. Salah satunya dengan fokus melakukan pengembangan bisnis yang memiliki profitabilitas untuk meng-cover bisnis Pertamina yang mengalami kerugian. \"Enggak hapal saya kerugian jual Premium,\" kata dia.
Namun, Dwi mengklaim neraca keuangan pihaknya masih cukup bagus hingga akhir tahun. Rencana Pertamina pun akan terus memperbanyak investasi-investasi baik dari sisi upstream maupun downstream.
\"Tapi kan biasalah. Ada suatu produk yang tidak terlalu untung,? kemudian ada bisnis lain yang meng-cover, bisnis upstream yang bisa mendukung. Itu hal yang biasa. Pemerintah kan dalam menetapkan harga sangat memperhatikan masyarakat,\" tegasnya.
Dwi mengatakan, Pertamina juga berencana mengeluarkan issue bond untuk modal investasi. Namun, sayangnya dia enggan menyebutkan berapa besar bond yang akan dikeluarkan.
\"Obligasi mungkin ada semester II, karena kan butuh investasi. Banyak ya, ada buat upstream dan downstream. Upstream paling banyak. Tahun ini kan investasi diharapkan? Rp 51-60 triliun,\" pungkasnya.(609)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: