Melihat Nasib Petani Saat Harga Sayuran Anjlok
Tak Balik Modal, Tomat Dibiarkan Membusuk Meskipun hidup di daerah yang subur, namun menjadi petani bukan menjadi pilihan yang menggiurkan. Terutama saat harga komoditas sayur yang turun drastis. Hal inilah yang saat ini dirasakan sejumlah petani sayur di Kabupaten Rejang Lebong. Akibat murahnya harga mereka membiarkan tanamannya membusuk tanpa dipanen. ARI APRIKO, Selupu Rejang TAK menentunya harga komoditas sayur saat ini masih menjadi kendala utama para petani sayur di Rejang Lebong khususnya di Kecamatan Selupu Rejang sebagai sentra sayuran di Rejang Lebong. Meskipun terkadang harga sayur melonjak, namun harga sayur yang anjlok jauh lebih sering ketimbang harga yang tinggi. Saat ini hampir seluruh harga sayuran anjlok di Kabupaten Rejang Lebong, hanya sayuran jenis sawi yang masih konsisten dengan harga lama. Harga sayuran yang paling anjlok kali ini adalah harga tomat. Untuk ditingkat petani saja, saat ini 1 Kg tomat hanya dihargai sebesar Rp 300,-. Harga tersebut tentunya tidak sebanding dengan modal mereka dalam bercocok tanam tomat. \"Kalau mau ada untung, minimal harga satu kilo ditingkat petani sebesar Rp 2 ribu, kalo dibawah dari itu sakit rasanya,\" aku Johardi (36) petani di Kelurahan Simpang Nangka Kecamatan Selupu Rejang. Menurut Johardi, saat ini lahan yang ia tanami tomat seluas 3/4 hektar. Lantaran harga yang anjlok tersebut tomat yang sudah siap panen ia biarkan saja membusuk dibatang tanpa ia panen. Karena menurutnya, dengan harga yang ada sekarang ia tidak akan balik modal. Karena untuk luas tersebut ia membutuhkan modal sebesar Rp 10 juta, namun dengan harga seperti saat ini hasil panennya minimal bisa meraih Rp 2,5 juta. Tentu saja hasil tersebut jauh dari harapan bahkan sangat merugi. \"Angka tersebut untuk mengganti modal, belum kita hitung upah kerjanya. Tapi nanti akan kita panen juga hitung-hitung untuk beli gula,\" keluh Johardi. Menurut Johardi, anjloknya harga sayuran di Rejang Lebong ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain karena banyaknya stok sayuran lantaran petani menanam secara berbarengan kemudian diperparah dengan masuknya sayuran dari luar baik dari daerah Kerinci maupun dari Pagar Alam. Dengan kondisi harga sayur yang tidak stabil ini, Johardi bersama sejumlah petani lainnya mengharapkan pemerintah untuk mengambil solusi agar harga sayur tetap stabil sehingga para petani bisa semakin sejahtera. (**)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: