Pedagang Pingsan, Kasatpol Diteror

Pedagang Pingsan, Kasatpol  Diteror

\"RUDI BENGKULU, BE - Pasukan gabungan Pemerintah Kota dan Polres Bengkulu kembali melakukan penertiban, Jum\'at (12/12). Berbeda dengan penertiban sebelumnya yang dikonsentrasikan atas pedagang kaki lima (PKL) di ruas jalan, penertiban kemarin dilakukan terhadap atap-atap pedagang pasar  dinyatakan sebagai atap tambahan yang melewati badan jalan dan trotoar. Sejumlah insiden mewarnai penertiban kali ini, Kepala Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kota Bengkulu, Jahin Liha Bustami SSos, mendapatkan teror dan ancaman serta hinaan melalui telepon seluler oleh nomor tak dikenal. Penelepon mengancam akan membunuh Jahin. \"Kami sudah melaporkan masalah ancaman ini kepada pihak kepolisian. Karena selain telepon dari nomor tak dikenal, ada juga yang menyampaikannya melalui sms. Bagi kami ini sudah resiko kerja. Kalau pedagang mengerti, tentu tidak menyalahkan kami. Kami harus menegakkan Perda (Peraturan Daerah). Sebelum penertiban kami juga sudah lakukan sosialisasi,\" kata Jahin. Ia menegaskan, penertiban akan terus dilaksanakan selama satu minggu ke depan. Namun, pengawasan sendiri akan terus dilakukan hingga batas waktu yang tak ditentukan. Ia mengabaikan permintaan para pedagang agar ada tambahan waktu untuk membongkar sendiri dagangannya. \"Hari ini giliran atap tambahan yang kita bongkar. Mereka yang melanggar kita sita atapnya dan kita lakukan penyeledikan. Kalau memang pelanggarannya jelas, maka kita jatuhkan sanksi tindak pidana ringan (tipiring). Ke depan akan kita jaga selama 24 jam penuh. Termasuk proses bongkar muat harus dilakukan di terminal dan dijaga Dishubkominfo (Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika),\" ucapnya. Meski hanya menertibkan atap tambahan, namun sejumlah pedagang tetap melakukan perlawanan. Mereka beralasan, atap tambahan yang mereka gunakan ditujukan agar dagangan mereka tidak terkena sengatan matahari. Mereka juga menilai bahwa atap yang mereka gunakan tidak menganggu kepentingan umum. Salah satu pedagang buah, sempat jatuh pingsan.  Hal ini membuat sejumlah petugas tampak panik. \"Kami minta walikota bisa memberikan toleransi atas atap tambahan ini. Karena kalau tidak begini bagaimana bisa kami melindungi dagangan kami dari matahari? Kami ini jualan buah. Cepat membusuk kalau disengat matahari. Kami minta kebijaksanaan pemerintah,\" ungkapnya. Disisi lain, Disperindag Kota Drs H Tony Elfian MSi, menegaskan, pihaknya menyediakan lapak bagi para pedagang di dalam pasar.  Ia pun mengimbau agar para pedagang dapat memanfaatkan lapak-lapak kosong tersebut. \"Setelah dilakukan penertiban kemarin, kami sudah melihat beberapa los di dalam sudah mulai terisi, tapi masih ada sebagian yang masih belum. Petugas kami saat ini sedang melakukan pendataan dan laporannya belum saya terima. Karena kami masih fokus dengan penertiban kali ini,\" sampai sembari menjelaskan bahwa memang membangun atap tambahan di pasar merupakan bentuk pelanggaran. (009)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: