Kecewa, Tim Kampanye Jokowi-JK Dituding Bohongi Rakyat

Kecewa, Tim Kampanye Jokowi-JK Dituding Bohongi Rakyat

Ketika Patrice Rio Capella Gagal Jadi Menteri Saat kampanye Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden yang digelar 4 Juni-5 Juli 2014 lalu, masyarakat Bengkulu diberikan harapan besar oleh tim kampanye Calon Presiden dan Calon Wakil Presiden nomor urut 1, Ir H Joko Widodo dan HM Jusuf Kalla, yakni jika Joko Widodo alias Jokowi terpilih menjadi Presiden, maka salah seorang putra Bengkulu, H Patrice Rio Capella akan diangkat menjadi menteri. Namun kenyataannya, janji tersebut tidak terbukti. Masyarakat yang sudah terlalu memilih Jokowi-JK pun hanya bisa memendam kekecewaan yang mendalam. ================== DENDI SUPRIADI,

Kota Bengkulu ================== KEINGINAN masyarakat Bengkulu menjadikan Jokowi sebagai presiden pada Pilpres 9 Juli 2014 begitu besar. Hal itu bisa terlihat banyaknya masyarakat yang memilih pasangan nomor urut 2 Jokowi-JK dibandingkan pasangan nomor urut 1 Prabowo Subianto-Hatta Rajasa. Di Provinsi Bengkulu, pasangan Jokoki-JK mampu meraup suara sebanyak 523.669 suara, sedangkan Prabowo-Hatta hanya mampu memperoleh 433.173 suara. Tingginya antuasme masyarakat memilih Jokowi-JK ini bukan tanpa harapan, melainkan masyarakat merindukan salah satu putra Bengkulu ada yang duduk di kabinet Jokowi-JK hingga 2019 mendatang. Keinginan masyarakat itu muncul setelah tim kampanye Jokowi-JK menjanjikan, jika Jokowi Presiden maka Putra Bengkulu yang menjabat sebagai Anggota DPR RI terpilih sekaligus Sekjen DPP Nasdem, H Patrice Rio Capella akan diangkat menjadi menteri. Namun saat Presiden Jokowi mengumumkan kabinet Minggu sore (26/10) di Istana Kepresidenan, nama Patrice Rio Capella sama sekali tidak masuk ke dalam susunan kabinet. Mendapati hal itu, masyarakat yang terlanjur memilih Jokowi-JK pun kecewa, bahkan menuding tim kampanye Jokowi-JK di Bengkulu hanya membohongi rakyat. \"Ya sangat kecewa, karena masyarakat sangat berharap Patrice Rio Capella betul-betul diangkat menjadi menteri, tapi nyatanya bohong,\" kata salah seorang wakil rakyat di DPRD Provinsi Bengkulu, Arsop Dewana,  kemarin. Diakuinya, selain menjadi bahan orasi saat kampanye, di daerahnya di Rejang Lebong hampir setiap tikungan terdapat spanduk yang bertuliskan \"Jokowi Presiden, Rio Capella Menteri\". Selain itu, Rio Capella sendiri pernah berorasi mengatakan sudah saatnya orang Bengkulu jadi menteri. \"Harapan masyarakat Rio Capella menjadi begitu besar, namun sayangkanya janjinya itu tidak direalisasikan,\" ucapnya. Sementara itu, Ketua DPW Nasdem Provinsi Bengkulu, H Dedi Ermansyah SE enggan berkomentar banyak terkait hal tersebut. Anggota DPRD Provinsi Bengkulu ini hanya menjawab tidak tahu, karena penentuan menteri itu urusan pengurus DPP pusat, bukan DPW. \"Tidak tahu lah, itu urusan orang pusat,\" ucapnya. Namun demikian, Dedi beralasan batalnya Rio Cappela menjadi menteri bukan dikarenakan tidak diakomodir oleh Jokowi, melainkan Rio sendiri menolah jabatan tersebut dengan alasan ia tetap ingin menjadi Sekjen DPP Nasdem. \"Syaratnya kan harus mundur dari jabatan partai, dan bang Rio tidak mau mundur,\" dalihnya. Di bagian lain, Ketua DPD PDIP Provinsi Bengkulu, Hj Elva Hartati saat dihubungi BE kemarin, mengaku urusan pengusulan calon menteri dari partai lain bukan kewenangannya. Karena masing-masing partai pendukung Jokowi-JK sudah diberikan jatah kursi. \"Saya tidak tahu apakah Patrice Rio Capella diusulkan atau tidak untuk menjadi menteri, karena yang mengusulkan dia bukan kami, tapi Partai Nasdem sendiri,\" ungkapnya. Elva juga menepis tidak masuknya Rio sebagai menteri bukan berarti tim kampanye Jokowi-JK di Bengkulu ingkar janji, tapi ada proses yang harus dilalui untuk menjadi menteri. \"Pak Jokowi kan menyerahkan nama-nama calon menteri itu ke KPK untuk diberikan masukan dan saran. Bisa jadi nama Rio Capella dimasukkan, tapi tidak disarankan oleh KPK,\" akunya. Hanya saja hingga tadi malam Patrice Rio Capella tidak merespon saat dihubungi via telepon genggamnya. Demikian juga saat dikirim SMS tidak ada balasan. Gubernur Batal Potong Kerbau Rencana Gubernur Bengkulu H Junaidi Hamsyah SAg MPd pesta dengan memotong kerbau jika ada orang Bengkulu masuk kabinet Jokowi-Jk pun batal dilaksanakan. Itu dikarenakan orang Bengkulu tidak ada yang masuk menjadi menteri. \"Kita sudah niatkan sejak awal, jika ada orang Bengkulu jadi menteri, maka kita akan memotong kerbau,\" kata Gubernur Junaidi. Namun demikian, lanjutnya, ia siap memotong kerbau jika Puan Maharani mau mengaku menjadi orang Bengkulu dan mau menghadiri undangan potong kerbau tersebut. \"Kalau Puan Maharani mau mengakui dia orang Bengkulu dan mau membantu Bengkulu serta bersedia diundang untuk acara tersebut, kita laksananakan (potong kerbau),\" tukasnya.(**)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: