Menyambangi Pasien BPJS yang Dipaksa Pulang dari RSMY
Infus Dilepas Paksa, Nyaris Diusir Wahila (45) Warga Desa Muara Kalangan Kecamatan Padang Tepung Kabupaten Lintang Empat Lawang mendapat pelayanan yang sangat tidak baik dari RSMY M Yunus Bengkulu. Wahila harus dipaksa pulang oleh perawat sebelum kondisinya benar-benar sembuh. Bagaimana pengalaman pahit yang dialamni Wahila, berikut laporannya =================== ARI APRIKO, Curup =================== JUMAT siang, Bengkulu Ekspress menyambangi Wahila yang sedang dirawat di Ruang Rafflesia RSUD Curup. Sebelum dirawat di RSUD Curup Wahila yang merupakan warga Empat Lawang tersebut sempat dirawat didua Rumah Sakit berbeda yaitu RSUD Kepahiang dan RSUD M Yunus. Menurut Amril Sarifuddin (40) menantu dari Wahila, awalnya sang ibu dirawat selama 8 hari di RSUD Kepahiang. Di RSUD Kepahiang Wahila divonis dokter menderita penyakit infeksi empedu, ginjal, magh dan tifus. Vonis yang dilakukan dokter tersbeut setelah sebelumnya dilakukan USG. Namun selama 8 hari kondisi Wahila tak kunjung membaik, dan diminta oleh petugas rumah sakit untuk pulang. \"Saya kurang tau pasti kenapa bisa pulang, karena saat saya dari Bengkulu saya mampir kerumah sakit ternyata sudah pulang,\" cerita Amril Namun menurut Amril, setelah satu malam kembali kerumah kemudian penyakit Wahila kumat lagi sehingga keluarga memutuskan untuk langsung membawa ke RSUD M Yunus pada Selasa (7/10) lalu. Selama satu minggu dirawat hingga akhirnya dipaksa pulang pada Rabu (15/10) kemarin Wahila hanya didiagnosa dokter penyakitnya sama dengan yang didiagnosa di RSUD Kepahiang. Padahal menurut Amril, pihak keluarga beberapa kali meminta dokter untuk USG ataupun CT Scan pada ibu mertua, namun dokter selalu berkilah USG maupun CT Scan tidak perlu dilakukan karena dokter sudah tahu penyakitnya. Setelah seminggu di RSUD M Yunus Wahila diminta pulang dengan alasan dokter secara teoritis korban sudah dinyatakan sehat meskipun menurut Amir sang ibu mertua masih mengeluhkan sakit di pinggang, BAB-nya masih berdarah serta masih merasakan mual-mual dan setiap makan selalu muntah kembali. \"Yang sembuh hanyalah mengelupasnya kulit disekitar kuku-kuku ibu,\" jelas Amir. Menurut Amir diduga mertuanya dipaksa pulang karena dalam pengobatan tersebut mereka menggunakan kartu BPJS. Saat dipaksa pulang tersebut petugas langsung melepas infus Wahila dan meminta agar cepat keluar sebelum dilakukan pengusiran sehingga keluarga terpaksa membawanya kembali ke rumah meskipun kondisinya masih belum sehat. Selain itu Amir juga menjelaskan selama di rumah sakit keluarganya selalu membeli obat di apotek luar karena pihak rumah sakit selalu beralasan obat untuk BPJS stoknya habis. Menurut Amir kondisi yang mereka alami tersbeut berbanding terbalik dengan pasien dengan umum yang tidak menggunakan BPJS. Karena menurutnya ada seorang pasien yang masuk bersamaan dengan mertuanya masuk RSUD M Yunus, namun dirawat di ruang VIP. Keluarga pasien tersebut sudah meminta untuk pulang karena merasa keluarganya sudah sehat, namun oleh pihak rumah sakit belum diperbolehkan pulang melainkan menunggu beberapa hari terlebih dahulu. \"Selain itu pasien yang menggunakan BPJS tidak dilayani dengan maksimal, bahkan saat malam tidak pernah dilakukan kontrol oleh petugas yang jaga,\" jelas Amir. Pasca dipaksa pulang oleh pihak RSUD M Yunus, kemudian Wahila dibawa ke rumahnya, namun hanya semalam, kondisinya kembali memburuk, sehingga keluarga membawanya ke RSUD Curup. Sesampainya di RSUD Curup, Wahila langsung di CT Scan untuk mengetahui penyakitnya. Hasil CT Scan menunjukkan bahwa Wahila mengalami tukak lambung dan magh kronis. \"Hingga saat ini (kemarin, red) pelayanan yang diberikan RSUD Curup masih cukup baik. Sedangkan kondisi ibu sudah mulai membaik mungkin karena diberi infus. Dengan adanya kejadian ini kami berharap pemerintah memberikan sikap sehingga tidak ada Wahila-Wahila lainnya yang mendapat pelayanan seperti itu,\" harap Amir. (**)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: