Asal Uang Rp 2 M Masih Misteri

Asal Uang Rp 2 M Masih Misteri

\"RIO-KET BENGKULU, BE - Asal muasal uang senilai hampir Rp 2 miliar tepatnya Rp 1.990.000.000 dalam sebuah travel bag, Jumat (12/9) lalu belum juga terungkap. Polda Bengkulu terlihat kesulitan dan sangat hati-hati menanganinya. Jumlah orang yang diamankan pun ternyata menjadi 4 orang. Dua orang diketahui berstatus anggota kepolisian, 1 orang warga sipil dan 1 orang lagi berstatus PNS. Identitas keempatnya pun masih dirahasiakan Polda Bengkulu. Namun informasi yang berhasil dihimpun BEĀ  identitas keempatnya diketahui Brigpol MN bertugas di Mako Brimob Kelapa Dua Depok, Aipda HE dari Polda Bengkulu, MR berstatus PNS Sumsel dan warga sipil, IH. Status keempatnya pun masih diamankan. Pemeriksaan keempatnya pun kini dilakukan tim yang tergabung dari Direktorat Reserse Kriminal Umum (Dir Reskrimmum), Direktorat Reserse Kriminal Khusus (Dir Reskrimsus) dibantu dengan Bid Propam Polda Bengkulu. Keempatnya berbelit-belit dalam memberikan keterangan saat diperiksa. \"Hingga saat ini jajaran Polda Bengkulu baik reserse umum maupun Propam masih melakukan pemeriksaan, karena itu kami mohon waktu agar masyarakat bersabar menunggu hasil penyelidikan ini,\" demikian disampaikan Kabid Humas Polda AKBP Joko Suprayitno didampingi Plt Kabid Propam AKBP Supriyadi, saat menggelar konferensi pers, kemarin. Belum adanya kepastian ini memunculkan banyak anggapan terkait penangkapan keempat orang bersama uang Rp 2 miliar di Hotel Nala Sea Side tersebut. Isu beredar uang tersebut digunakan untuk gratifikasi tes CPNS yang sebentar lagi akan dilaksanakan di Bengkulu, ada juga yang menebar jika uang tersebut merupakan hasil dari tindak kejahatan perampokan. Joko sendiri tidak menampik jamaknya isu ini, karena dia sendiri mengaku belum mendapatkan titik terang atas uang tersebut. Joko sendiri menyampaikan tak mau menduga-duga saat ditanya dugaan kenapa menangkap kedua oknum polisi dan 2 sipil tersebut. \"Semua berawal dari informasi masyarakat jika ada gerak-gerik mencurigakan yang dilakukan keempatnya, hingga saat ini dugaannya saya belum bisa komentar,\" sampainya. \"Yang jelas semua dugaan kita terapkan, mulai dari gratifikasi, korupsi dan sebagainya. Bahkan tim kita masih turun ke lapangan, ada juga yang masih di Lubuk Linggau untuk melakukan pengumpulan data terhadap keempatnya ini,\" tambahnya kemudian. Selain menurunkan tim ke lapangan, mantan Kapolres Bengkulu ini mengutarakan, hingga saat ini Polda Bengkulu juga masih melakukan koordinasi lintas sektoral untuk mengungkap keterlibatan kedua oknum aparat tersebut. Pun demikian, Joko masih tetap enggan berkomentar banyak terkait kedua oknum aparat tersebut. \"Untuk keduanya ini kita periksa untuk tahu apa sebenarnya peran keduanya dalam kasus ini sehingga bisa berada di Bengkulu, sejauh ini masih berbelit sehingga kita juga susah untuk mengungkapnya,\" ujarnya. \"Untuk inisial kedua oknum aparat ini, nanti biar Pak Kapolda yang memberi tahu saat konfrensi pers Senin mendatang. Yang jelas yang bisa saya sampaikan itu dulu, karena saya juga masih menghimpun data. Selain itu, kami juga mendapatkan arahan dari Mabes agar selalu berhati-hati saat berkomentar ke media karena takutnya nanti malah mengacaukan jalannya penyelidikan dan penyelidikan terdeteksi oleh orang-orang yang berkepentingan,\" jelas Joko. 2 Oknum Aparat Tanpa Surat Tugas Plt Kabid Propam AKBP Supriyadi sendiri menyampaikan hingga saat ini timnya masih melacak surat tugas dari kedua oknum aparat tersebut. Pasalnya, menurut pengakuan keduanya telah memberitahu pimpinannya untuk melaksanakan tugas di Bengkulu. \"Tapi kita kan tidak percaya begitu saja dengan keterangan lisan kedua oknum tersebut, terlebih hingga saat ini kita belum berhasil melihat surat tugas keduanya,\" katanya. Senada dengan Kabid Humas, pria yang merangkap sebagai Wadir Narkoba ini menyampaikan, timnya masih mendalami keterlibatan kedua oknum tersebut. Bahkan hingga kemarin, tim penyidik belum berhasil meyimpulkan sejauh mana dan sebagai apa kedua oknum itu terlibat dalam kasus tersebut. \"Kita masih mendalami keterlibatannya, hingga sekarang kita belum bisa memastikan keduanya bermasalah atau tidak,\" dalihnya. Untuk air soft gun yang berhasil diamankan bersama keempatnya, diketahui milik warga sipil yang ikut tergerebek di Hotel Nala Sea Side tersebut. Pun demikian, Supriyadi menerangkan kepemilikan senjata api tersebut dinilai wajar dan tidak begitu difokuskan penyelidikannya. \"Karena warga sipil kan memang boleh memiliki air soft gun itu jika memiliki rekomendasi atau izin. Kalau untuk senjata tajam, itu milik anggota yang ikut dalam penggerbekan,\" pungkasnya. Seperti dilansir sebelumnya, jajaran Polda Bengkulu berhasil mengamankan 4 orang yang diduga membawa uang hasil kejahatan senilai Rp 2 miliar. Keempatnya diciduk di hotel yang berada di Pantai Panjang Bengkulu setelah Polda Bengkulu mendapatkan laporan dari pihak bandara Fatmawati terkait adanya oknum yang membawa uang tersebut. Pasalnya, dibawanya uang tunai sebanyak itu dirasa sangat janggal. Hingga saat ini belum diketahui uang tersebut milik siapa dan untuk apa. Apakah uang tersebut dibawa dari Jakarta oleh oknum aparat tersebut. Jika demikian, maka kejanggalan benar terjadi, pasalnya dalam aturan maskapai sendiri, pembawaan uang tunai dibatasi. Atau uang tersebut dibawa oleh salah seorang PNS yang berasal dari Sumatera Selatan. Dugaan ini berdasar pada koran lokal Sumsel yang digunakan untuk menutupi uang pecahan Rp 50 ribu dan Rp 100 ribu tersebut. Yang jelas, hingga saat ini Polda masih terus bekerja untuk mengungkap kasus ini. \"Awalnya kita juga sempat berpikir uang ini dari salah satu tim sukses calon gubernur, ternyata dugaan kita ini salah,\" demikian Joko. (609)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: