Formasi CPNS Pemprov Didominasi Kesehatan
BENGKULU, BE - Pemerintah Provinsi Bengkulu mendapatkan kuota penerimaan CPNS tahun ini sebanyak 128 formasi. Rincian formasinya pun sudah disampaikan ke KemenPAN sejak beberapa waktu lalu dan hari ini (11/8) formasi tersebut dijemput oleh Kepala Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Provinsi Bengkulu, Tarmizi BSC SSos. Informasi yang diterima BE, formasi penerimaan CPNS tahun ini kembali didominasi oleh tenaga kesehatan dengan jumlah mencapai puluhan orang yang terdiri dari dokter spesialis, perawat khusus, dan tenaga teknis kesehatan. Sedangkan formasi lainnya seperti tenaga teknis, administrasi pemerintahan, dan sejumlah formasi lainnya. Adapun bocoran rincian formasi tersebut, yakni tamatan SMK sebanyak 5 orang untuk mengisi jabatan teknisi listrik dengan jurusan teknisi peralatan listrik elektro dan SMK Peternakan atau kesehatan hewan untuk jabatan paramedik veteriner pelaksana pemula. Sementara untuk jenjang pendidikan DIII juga cukup banyak, mencapai belasan orang dengan kualifikasi pendidikan DIII Komputer, Teknik Elektro Medis, Teknis Radiografi, Rontgen, Radiologi, Radioterafi, Terapii Wicara, Perawat Gigi dan DIII ilmu persandian. Formasi lainnya berupa 2 orang dokter spesialis dengan rincian 1 orang dokter spesialis bedah dan 1 orang lainnya dokter urologi. Sedangkan untuk formasi Sarjana (S1) hampir semua pendidikan umum bisa ikut mendaftar, seperti S1 Administrasi Pemerintahan, S1 Hukum, Pertanian, Sistem Manajmemen Komputer, Ilmu Sosial, Geografi, Teknik Sipil dan Kimia. Kepala BKD Provinsi Bengkulu, Tarmizi BSc SSOs tak menampik formasi tersebut. Namun ia belum bersedia mempublikasikan semua rincian formasi tersebut karena belum mendapatkan formasi resmi dari KemenPAN. \"Memang formasi yang sudah kami usulkan sebelumnya tidak ada perubahan lagi, tapi rinciannya tunggu setelah saya mendapatkannya dari Kemenpan dulu agar tidak terjadi kesimpangsiuran di masyarakat,\" ungkapnya. Selain formasi diatas, juga terdapat kuota 5 persen yang bisa diikuti oleh semua jurusan, tapi khusus untuk yang tamatan sarjana atau S1. \"Kuota 5 persen atau 6 formasi itu pendidikannya sarjana semua jurusan. Ini juga suatu keberuntungan bagi kita, karena apapun jurusannya bisa mengikuti tes untuk mengisi kuota 6 orang itu,\" bebernya. Disingung mengenai tahapan tes, Tarmizi juga mengaku pihaknya apakah menggunakan sistem Tes Komptensi Bidang (TKB) atau tidak, karenanya pihaknya juga akan mengkonsultasikannya ke KemenPAN. \"Kita dengar dulu nanti penjelasan dari Kemenpan, jika katanya wajib, berarti mau tidak mau harus kita lakukan. Tapi kalau tidak wajib, maka kita akan memilih untuk meniadakannya,\" tuturnya. Menurutnya, banyak pertimbangan pihaknya menolak melakukan TKB tersebut, seperti harus membentuk tim penguji yang independen yang sudah pasti membutuhkan biaya untuk membayar honornya. \"Banyak alasan kita, pertama anggarannya pasti akan bertambah, kedua peluang tes tidak bersih kembali muncul. Karena tidak ada yang berani menjamin bahwa tim inpenden yang dibentuk akan jujur seperti komputer,\" terangnya. Jika tidak menggunakan tes TKB tersebut, maka pihaknya akan menggelar tes sama seperti tahun lalu, yakni hanya dengan 100 soal yang terdiri dari Tes Karakteristik Pribadi (TKP) 35 soal, Tes Intelegnsia Umum (TIU) 30 soal, dan Tes Wawasan Kebangsaan (TWB) sebanyak 35 soal. Passing gradeatau ambang batas kelulusan pun tetap sama, yakni TWK minimal 70, TIU 75 dan TKP 105. (400)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: