Pembantaian Wanita Berjilbab Terencana

Pembantaian Wanita Berjilbab Terencana

BENTENG, BE - Polres Bengkulu Utara terus mendalami kasus pembunuhan terhadap korban Gianti (31) yang ditemukan di Desa Plajau Kecamatan Karang Tinggi, Kabupaten Bengkulu Tengah (Benteng). Pembunuhan itu terbilang sadis terlihat dari kondisi leher dan tangan wanita yang mengenakan jilbab putih dengan celana warna hitam itu nyaris putus. Hasil olah tempat kejadian perkara tergambar jika korban yang diketahui warga Desa Jetis Kecamatan Perencanaan Kabupaten Jepara, Jawa Tengah itu tidak dibunuh di lokasi kejadian. Melainkan, korban hanya dibuang di TKP. Sebab, jika digorok di TKP maka darah yang terdapat di tanah cukup banyak. Selain itu,  bekas perlawanan dari korban juga tidak ada. Kemudian, sudah pasti akan ceceran darah ke bagian tubuh korban. Hanya saja, hal itu tidak ditemukan. \"Kuat dugaan kita jika korban sengaja dibuang di TKP dan sudah dibunuh di lokasi lain,\" ujar Kapolres Bengkulu Utara, AKBP Ahmad Tarmizi, SH melalui Kapolsek Karang Tinggi, AKP Rufaicen, SH, kemarin. Diterangkan Kapolsek, diperkirakan pelaku dalam kasus pembunuhan sadis ini tidak satu orang, melainkan ada beberapa orang. Selain itu, juga mengunakan kendaraan jenis mobil. Hal itu,  terlihat dari jejak di tanah menuju lokasi penemuan jasad korban. Fakta lain di sekitar TKP tidak ditemukan bekas darah berceceran. \" Pelakunya tidak sendirian dalam kasus ini,\" jelasnya. Dipaparkan Rufaicen, pelaku dalam kasus yang menghebohkan warga ini cukup lihai atau profesional. Seperti untuk mengelabui polisi, pelaku sengaja membuangkan jilbab, celana dalam dan BH disekitar TKP. Hal itu, untuk meyakinkan bahwa korban dibunuh di TKP. Soalnya, korban ketika ditemui masih mengenakan celana dalam dan BH-nya. Sehingga, diperkirakan celana dalam dan BH itu milik orang lain. \"Pelaku cukup profesional dan terencana dalam menjalankan aksinya. Terlihat dari minimnya barang bukti di TKP,\" tegasnya. Dikatakannya, yang jelasnya pihak mengimbau kepada seluruh lapisan masyarakat di Provinsi Bengkulu jika mengenali korban agar menghubungi pihaknya secepatnya agar jasad korban dapat diambil dan dikebumikan. Selain itu, pihaknya juga akan berkoordinasi dengan Polres Jepara terkait alamat korban di sana. Sehingga dapat diketahui siapa keluarganya. \" Bagi warga yang mengetahui korban agar segera berkoordinasi dengan kita,\" katanya. Informasi yang berkembang terhadap kasus pembunuhan ini cukup banyak. Seperti, jika korban memang sengaja dibawa dari Jepara atau daerah asalnya dan dibawa ke Kota Bengkulu. Hanya saja, lantaran korban tidak mau dijadikan pelacur sehingga melawan dan akhirnya dibunuh. \"Kemungkinan - kemungkinan bisa saja terjadi. Namun, yang jelas sejauh ini pelakunya masih dalam penyelidikan kita,\" pungkasnya. Disangka Istri Mendapati informasi dari media massa, adanya penemuan jasad wanita tewas dibantai, I Gusti Lanang Suta (32) warga Desa Air Periukan mendatangi kamar mayat RSMY. Dengan perasaan cemas, ia ingin memastikan ciri-ciri jasad wanita berjilbab tersebut merupakan istrinya atau bukan. Dengan perasaan cemas, Suta tetap memberanikan diri melangkakan kaki memasuki kamar Kamboja RS M Yunus bersama dengan petugas keamanan. Setelah melihat kondisi jasad korban, Suta memastikan korban bukan istrinya istinya Jero Nyoman Diah Fatmasari (30) yang telah menghilang selama 7 hari. Sabtu pagi (19/7) sekitar pukul 09.30 WIB Suta bersama beberapa anggota keluarganya mendatangi kamar mayat RSMY. \"Saya sangat mengenali ciri-ciri istri saya, korban bukan istri saya yang menghilang,\" tutur Suta kemarin. Suta menuturkan istrinya meninggalkan rumah 7 hari lalu, setelah terlibat keributan kecil dengan dirinya. Tanpa sepengetahuan sang istri kabur meninggalkan kediaman mereka di Air Periukan Kecamatan Sukaraja Kabupaten Seluma dengan membawa seorang anaknya berusia 4 tahun. \"Ia pergi membawa anak kami, Gusti Lanang Bisa Nekati (4,5),\" ujarnya. (320/111)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: