Yayasan Back Up Wajib Belajar
BENTENG, BE - Membandingkan dunia pendidikan pedalaman dan perkotaan sungguh kontras, dan sangat jauh berbeda. Anak-anak perkotaan akan sangat mudah menjangkau sekolah mereka, mendapatkan fasilitas pendidikan memadai. Lain halnya anak desa berada di pedalaman. Menjangkau sekolah, terkadang jalan kaki dengan jarak puluhan kilometer, dengan kondisi jalan tidak menentu. Pendiri Yayasan Presetia Mandiri (YPM), Budiansyah, S.Ag, mengaku sudah membuat gebrakan dengan mendirikan sekolah untuk memback up wajib belajar, di desa yang selama ini terisolir. Seperti, di Desa Kota Titik Kecamatan Pematang Tiga dengan mendirikan MTs Al- Karim. Bahkan, sudah meluluskan anak-anak tujuan untuk mencerdaskannya. “Keluhan soal sekolah jauh selama ini, ya kita dirikan MTs,” jelasnya. Budiansyah menerangkan, bertahun-tahun anak-anak lulusan SD Kota Titik harus putus sekolah di tengah-tengah jalan. Hanya mendapatkan pendidikan di tingkat SD 6 tahun, sedangkan wajib belajar 9 tahun tidak terpenuhi. “Tidak tahu siapa harus dipersalahkan waktu itu, belum ada SMP di Desa Kota Titik, ada MTs yang kondisi terbatas, butuh bantuan,” ujarnya. Diterangkannya, selain membutuhkan peran pemerintah dalam meningkatkan dunia pendidikan di pedalaman, gerak dan partisipasi masyarakat juga merupakan hal paling penting untuk terselenggaraknya pendidikan optimal. “Ide membangun sebuah sekolah muncul karena bertahun-tahun puluhan anak masyarakat harus bersekolah jalan kaki jarak jauh,” tutupnya.(111)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: