Penambangan Tradisional Berbahaya

Penambangan Tradisional Berbahaya

\"1\"BENTENG, BE - Aktifitas penambangan Batu bara secara tradisional oleh masyarakat di lokasi kawasan tambang sangat berbahaya. Sebab, jika tebing yang berada diatasnya longsor, maka para penambang liar bisa tertimbun, menimbulkan petaka. \"Kita khawatir jika terjadi longsor akan menimbun penambang tradisional ini,\" ungkap Kepala Dinas Pertambangan dan Energi (Distamben) Kabupaten Bengkulu Tengah (Benteng), Iskandar Harun Menurutnya, aktifitas penambangan dilokasi tambang ini harus dicarikan solusinya. Agar aksi penambangan secara tradisonal berjalan dan penambangnya tidak akan bahaya. Oleh sebab itu, perusahaan pertambangan diminta memfasilitasi penambang tradisional ini. \"Berikan lokasi tambang tradisonal ini yang layak,\" ujarnya. Dijelaskannya, apalagi ketinggian dari atas tebing itu cukup tinggi atau mencapai lebih dari 200 meter. Kemudian, penambang terus mengeruk dinding tambang sehingga sangat berpotensi longsor. Jika hujan turun tebing yang ditambangi itu akan longsor. \"Kita akan libatkan camat dan perangkat lainnya untuk menertibkan penambangan tradisional ini,\" jelasnya. Sementara itu, penambang tradisional, UJang (45) warga Kecamatan Taba Penanjung mengaku, tidak terlalu khawatir dengan ancaman longsor tersebut. Karena, hal ini sudah dilakukannya bertahun- tahun. Apalagi, hasil penambangan ini untuk menghidupkan keluarganya. \"Tidak ada kerjaan lain, kecuali menambang seperti ini,\" akunya. Ia menambahkan, untuk sehari saja, dirinya mendapatkan sekitar 1 hingga 3 karung batur bara. Dalam setiap karungnya, dibeli oleh penampung sekitar Rp 300 ribu. Sehingga, penghasilan rata-rata setiap hari mencapai Rp 500 ribu hingga Rp 1 juta. \"Kami beramai -ramai, bukan saya sendiri,\" tambahnya. (111)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: