Banjir Telur Medan, Telur Lokal Turun
PONDOK KELAPA, BE - Masuknya telur dari Medan, Provinsi Sumatera Utara dan Padang, Sumatera Barat ke Kabupaten Bengkulu Tengah (Benteng), memicu penurunan harga telur lokal. \"Harga jual telur saat ini anjlok karena masuknya telur dari Padang dan Medan,\" ungkap pengusaha peternak telur ayam ras, Sutinem Warga Blok V Desa Srikuncoro Pondok Kelapa. Sutinem mengaku di pasar tradisional penjualan telur sedang banjir. Alhasil harga telur sempat bertahan di Rp 30 ribu per karpet, mulai turun menjadi Rp 29 ribu dan ada yang dititik harga terendah Rp 28 ribu per karpet. “Telur ayam banjir, sekarang harganya turun sampai Rp 28 ribu per karpet. Kami ingin harga naik, mengingat harga pakan ayam mahal,” keluhnya. Dijelaskannya, telur ayam blok V Srikuncoro adalah ayam ras dari Jambi, sebanyak 1.000 ayam siap bertelur. Per harinya ayam yang dihasilkan sampai 14 karpet, seperti biasa pelanggan langsung membeli ke kandang. “Telur ayam kami setiap hari dipanen dan hari itu juga langsung dijual,” jelasnya. Senada dikatakan pengelola kandang Kelompok Semangat I, Wasina memiliki 300 ekor ayam ras petelur masuk dalam program Bank Indonesia. Sejak ayam produksi sekitar 5 bulan lalu, hasilnya meningkat. Akan tetapi sayangnya tidak disertai dengan harga ju yang tinggi. “Belum pernah dapat harga telur yang mahal dan malah murah,” tuturnya. Ia menambahkan, pemasaran telur ayam ras yang dikelola warga sudah menguasai pasar wilayah Pondok Kelapa dan meluas ke Kota Bengkulu. Permintaan masyarakat Benteng umumnya sudah terpenuhi, sangat potensial untuk dikembangkan agar dapat memenuhi permintaan di kabupaten. “Pemerintah harus ada upaya untuk menekan agar telur dari daerah luar tidak masuk,” demikian Wasina.(111)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: