1 Dari 3 Orang, Terbiasa Tidur Sambil Berjalan
BANYAK orang yang masih mengira sleepwalking atau kebiasaan tidur samil berjalan merupakan sesuatu yang langka. Padahal sebuah studi menemukan jumlah penderitanya bisa jadi lebih banyak dari yang dikira selama ini.
Setelah mengamati lebih dari 19.000 orang dewasa di Amerika, peneliti menemukan hampir 30 persen di antaranya pernah mengalami tidur sambil berjalan atau sleepwalking. Namun hanya satu persen partisipan yang mengalami satu-dua episode sleepwalking tiap bulannya.
Fakta kedua yang ditemukan peneliti adalah sleepwalking sebenarnya lebih banyak ditemui pada anak-anak ketimbang orang dewasa. Studi sebelumnya juga sepakat dengan hal ini dan menyatakan ada 30 persen anak yang mempunyai kebiasaan sleepwalking ini.
Fakta ketiga, tidak ada perbedaan yang berarti antara kebiasaan sleepwalking pada pria maupun wanita, tapi perilaku ini dipastikan makin berkurang saat seseorang beranjak dewasa. Kecuali bagi mereka yang masih mengalaminya minimal seminggu sekali.
Fakta keempat atau dugaan peneliti, ini ada kaitannya dengan riwayat keluarga dan faktor genetik. Sebab 11,4 persen partisipan yang mengaku sebagai sleepwalker mempunyai setidaknya satu saudara yang memiliki kebiasaan serupa. Begitu juga dengan partisipan yang mengaku setahun sebelumnya pernah mengalami sleepwalking, sebagian besar memiliki riwayat keluarga dengan sleepwalking.
Fakta kelima, setelah mengamati konsumsi obat partisipan, peneliti menemukan partisipan yang mengonsumsi salah satu jenis antidepresan yaitu SSRI (selective serotonin reuptake inhibitor) berpeluang tinggi untuk mengalami sleepwalking, sedikitnya sekali dalam setahun. Akan tetapi mereka yang mengonsumsi obat tidur yang dijual bebas berpeluang lebih besar untuk sleepwalking, hingga sedikitnya dua kali dalam sebulan.
Namun perlu diingat bahwa hasil studi ini hanya didasarkan pada ingatan partisipan, dan peneliti tidak memastikan perilaku sleepwalking partisipan dengan melakukan pengamatan secara langsung. Karena peneliti percaya sebagian orang, terutama yang hidup sendiri biasanya juga mengalami sleepwalking meski tidak menyadarinya.
\"Kebiasaan sleepwalking tidak bisa diabaikan begitu saja karena sebagian orang akan celaka karenanya,\" kata ketua tim peneliti studi, Dr Maurice Ohayon, seperti dilansir laman CNN, Rabu (7/5).
Beruntung perilaku ini dapat dihilangkan dengan mengubah gaya hidup, misal memiliki pola tidur yang teratur, mengurangi polusi suara atau cahaya di tempat tidur dan menghindari stres. Bisa juga dengan hipnosis atau metode lain yang disebut anticipatory awakenings, di mana pasien akan dibangunkan 15 menit sebelum memasuki jam-jam ketika mereka biasa melakukan sleepwalking dan diminta tetap terjaga. Atau meresepkan obat tertentu seperti Benzodiazepine.(fny/jpnn)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: