Relokasi Warga Tanjung Agung
BENGKULU, BE - Alih-alih membangun waduk besar untuk mengantisipasi dampak banjir yang kerap melanda wilayah Kelurahan Tanjung Agung dan sekitarnya, anggota DPRD Kota Bengkulu, Rendra Ginting SP, menyarankan agar Pemerintah Kota segera melakukan relokasi terhadap semua warga di kawasan ini. Menurutnya, pembangunan waduk ataupun normalisasi muara Sungai Bengkulu bukan merupakan solusi terbaik untuk menghindari banjir yang kerap terjadi di kawasan ini. \"Sebaiknya warga di kawasan Kelurahan Tanjung Agung itu direlokasi. Dengan memberikan ganti rugi kepada setiap warganya. Metode ini pernah ditawarkan pada masa Walikota Chalik Effendi dan sebagian besar warga setuju,\" urainya, kemarin. Rendra menjelaskan, banjir kerap terjadi karena adanya pembangunan jalan raya di kawasan itu sehingga daya serap tanah berkurang. Disamping itu, pembangunan jalan raya tersebut ia nilai juga cukup menghambat perjalanan air hujan yang turun menuju Sungai Bengkulu. \"Kalau dulu masih banyak pepohonan besar sehingga daya serap air ke dalam tanah masih cukup bagus. Sekarang hampir di sekitar kawasan Sungai Bengkulu sudah banyak bangunan gedung sehingga serapan air itu terhambat,\" paparnya. Dalam pandangannya, pembangunan waduk akan memakan anggaran yang begitu besar. Ia juga mengutarakan proses pengerjaannya pun akan sangat rumit dan memakan waktu lama. \"Kalau mau bangunan waduknya seperti di Jakarta susah juga. Lahan kita kan tidak sama dengan mereka. Sekalipun mengundang pusat untuk membangun tetap tidak akan maksimal. Atau memang waduk itu akan digunakan sebagai tempat lahan perikanan yang akan menjadi tambahan penghasilan bagi warga. Kita dukung. Tapi biasanya proyek begini hanya menjadi ajang cari lokak,\" tutupnya. Sebelumnya, Dinas Pekerjaan Umum (PU) Kota Bengkulu memaparkan bahwa pengerjaan pembangunan waduk untuk mencegah banjir di kawasan Kelurahan Tanjung Agung akan memakan waktu yang lama. Mereka pun memastikan bahwa proyek ini pun baru bisa dimulai dikerjakan pada tahun 2016 nanti. (009)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: