Pencari Batubara Menantang Maut
PONDOK KELAPA, BE - Masyarakat Desa Pondok Kelapa semakin banyak yang mencari rejeki di bibir pantai laut lepas kawasan pesisir Pantai Pondok Kelapa. Warga nekat menantang maut dengan mencari serpihan batubara yang banyak terapung di sisi pantai. Mereka rela berendam di air laut karena hasilnya cukup menjamin kebutuhan mereka sehari-hari. Harga limbah Batubara cenderung stabil bertahan Rp 10 ribu/karung. Itu pun pemasaranya baik karena langsung dibeli oleh penampung walaupun jumlahnya banyak. \"Mencari batu bara di laut ini, walaupun mengancam jiwa kita namun penghasilnya cukup menjanjikan,\" ungkap Sumatono warga Desa Pondok Kelapa. Menurutnya, batubara yang dikumpulkan dari sepanjang pantai mahal harganya. Kehalusan dan kemurnian batu membuat penampung lebih senang membeli hasil kumpulan warga di pantai. “Awalnya batubara sungai yang dikumpulkan, sekarang ratusan warga lebih senang ambil batubara di pantai harganya tinggi Rp 10 ribu,” katanya. Ia menambahkan, yang mencari batubara pantai tidak hanya bapak-bapak, tetapi juga kaum wanita dan anak sekolah yang mencari belanja. Setiap hari pencari batubara dapat mengumpulkan paling sedikit 6 karung kecil. “Batubara yang dimasukkan dalam karung ini langsung dibeli oleh penampung dengan harga sama rata, bisa-bisa bergaji Rp 60 sehari,” terangnya. Pencari batu bar lainnya, Mayati (36), warga Pulau Beringin Pondok Kelapa, mengaku senang cari batubara daripada menjadi buruh di kebun atau di rumah tangga. Untuk 1 bulan dia bisa menabungkan uang Rp 800 ribu dan bisa membeli kebutuhan sehari-hari. “Kalau gaji buruh tidak dapat Rp 20 ribu dan cepat habis. Kalau Batubara ini kita bisa nabung sambilan sisa uangnya,” imbuhnya. Dijelaskannya, khusus cuaca yang kurang bagus beberapa minggu terakhir, membuat warga yang cari batubara lebih senang memakai tangguk kecil. Hanya beberapa jam sudah dapat mengumpulkan batubara sebanyak 1 karung dan bisa istirahat. “Tadi saya turun lebih pagi dan lebih mudah ambil batubaranya. Sekarang saya sudah ngumpulkan sekitar 3 karung,”terangnya. Sementara itu, Kepala Desa Pondok Kelapa, Mardiyah mengaku hampir setiap hari pantai Pondok Kelapa dipenuhi warganya untuk meraup rejeki. Dia juga memantau kegiatan warganya, agar tak lengah dengan alam dan ombak pantai pesisir. “Warga saya ingatkan juga, kalau pas badai jangan sampai penuhi pantai itu, sebab tidak menjamin keselamatan mereka,” demikian Kades.(111)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: