Bawa Fashion Bengkulu Juara Asia
Desainer Tanah Rejang, Mulyadi Syaidul Amri
SOSOK Mulyadi Syaidul Amri kini belum banyak dikenal luas masyarakat di Provinsi Bengkulu. Tapi, berkat kerja kerasnya, dialah yang membuat fasion Bengkulu mendunia. Dengan desain pakaian yang dihasilkannya, fasion Bengkulu meraih juara 4 pada ajang Miss Asia beberapa waktu lalu. Mulyadi merupakan pemuda asli Rejang kelahiran Kepahiang 28 Maret 1985. Ia banyak menghabiskan waktu di Curup, karena sejak kecil sudah tinggal di Curup hingga manammatkan pendidikan di SMAN 1 Curup 2004 silam. Setelah SMA, ia melajutkan pendidikan di Kota Yogyakarta di Medika Farmasi Husada Bagian Perbankan. Sebelum bergerak ke dunia fashion atau desainer, ia sempat beberapa kali pindah tempat kerja, mulai dari pegawai bank hingga banyak pekerjaan lainnya. \"Sebelum di dunia fashion saya sempat bekerja dibeberapa tempat baik di Jakarta maupun di Yogyakarta,\" ungkap Hadi Dituturkan Hadi, ia mulai memasuki dunia desainer tahun 2009. Ketika itu, ia tidak langsung berdiri sendiri namun ia terlebih dahulu menjadi asisten suatu brand yang ada di Jakarta. Dengan mewarisi darah seniman dari keluarganya yang seorang pelukis, Hadi memang suka menggambar sejak kecil. Posisi sebagai assiten desainer menjadi tolak balik kehidupan Hadi. Dari jiwa seniman yang ia miliki, kemudian ia mempelajari desainer baju selama satu tahun. Pada 2010 ia memutuskan berdiri sendiri, membangun usaha fashion sendiri. Kegemarannya menjadi desainer sudah mulai sejak ia menapakkan kakiĀ di Jakarta tahun 2006. \"Setelah setahun menjadi asisten, kemudian saya bulatkan tekad membangun usaha sendiri.Nama yang saya pakai menggunakan bahasa Rejang yaitu BAES, artinya elok atau bagus,\" ungkap Hadi. Menurut Hadi, dirinya meniti kariernya cukup mudah. Ia hanya melakukan mulai dari hati dan serius dalam menjalankkan profesi tersebut. Menurutnya, jika sesuatu itu dijalankan dengan serius serta dimulai dari hati, tidak ada yang tidak mungkin. Ia juga menjelaskan dalam menjalankan sesuatu, jangan hanya terfokus pada materi, namun yang paling utama adalah prestasi. \"Dengan berprestasi, maka secara otomatis materi akan datang dengan sendirinya,\" katanya.
Bawa Khas Bengkulu Bentuk kecintaan dan kepeduliannya terhadap Bengkulu, dalam menciptakan karya, Hadi selalu menyisipkan motif-motif khas Bengkulu. Seperti Bunga Raflesia, Batik Besurek dan huruf Ka Ga Nga. Menurutnya, dengan begitu, ia dapat memberikan sumbangsih yang untuk memperkenalkan Bengkulu ke kancah nasional maupun internasional. \"Kita paling tidak enak mendengar saat orang bertanya Bengkulu itu dimana. Bahkan ada yang ngomong Bengkulu itu di Kalimantan. Dengan memasukkan motif Bengkulu, saya berharap Bengkulu akan semakin dikenal,\" ujarnya. Di satu sisi, Hadi menyayangkan kurangnya perhatian pemerintah daerah terhadap masyarakat yang berprestasi. Hal tersebut, katanya akan membuat orang Bengkulu yang berprestasi akan enggan memperkenalkan Bengkulu. Ke depan ia berharap, agar pemerintah lebih memperhatikan putra Bengkulu yang menorehklan prestasi. \"Banyak cara yang bisa kita lakukan untuk memperkenalkan dan nama mengangkat Bengkulu. Sekarang semuanya terganntung pada pemerintahnya, mau atau tidak,\" katanya. (ari)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: