PSBI Kaur dan Kepahiang, Rp 411 Juta
RATU SAMBAN, BE- Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bengkulu mengucurkan alokasi dana sebesar Rp 411 juta melalui Program Sosial Bank Indonesia (PSBI). Bantuan itu diserahkan kr dua kabupaten pada sektor budidaya ternak dan pengolahan hasil tambang warga. \"Akhir tahun 2013 ini, Bank Indonesia memberikan PSBI di sektor keramba jaring apung dan mesin industri pengolahan batu agate,\" kata Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bengkulu, Yuwono usai menandatangani nota kesepahaman antara Kantor Perwakilan Bank Indonesia dengan Bupati Kaur Hermen Malik dan Bupati Kepahiang Bando Amin C Kader, Kamis ( 14/11). Dijelaskan Yuwono, program peningkatan perekonomian masyarakat dengan memberikan stimulan modal pada dua kabupaten tersebut. Rinciannya, Rp 190 juta lebih disalurkan untuk budidaya ikan dengan keramba jaring apung di Kabupaten Kepahiang dan 221 juta ke pembelian mesin dan peralatan pendukung pengolahan batu agate. Terpilihnya dua kabupaten tersebut, terang Yuwono, karena memiliki potensi yang tinggi. Kondisi daerah mendukung serta hasil alam yang melimpah untuk diolah. \"Kami telah melakukan kunjungan ke lapangan. Kita lihat Kepahiang memiliki bendungan yang masih bisa dimaksimalkan untuk budidaya ikan, sementara itu Kabupaten Kaur memiliki sumber daya alam yang besar berupa bebatuan gunung yakni batu agate,\" terangnya. Data itu, lanjutnya, diperoleh langsung di lapangan. Seperti, permintaan bahan mentah batu agate cukup tinggi dari Provinsi Lampung dan Kota Suka Bumi. Bahkan mencapai tiga sampai lima ton per bulan. Tingginya permintaan pasar terhadap batu agate menurut dia tidak diikuti dengan harga pasar, sehingga kurang memberikan dampak ekonomi yang bagus terhadap masyarakat Kabupaten Kaur. Sementara itu, Bupati Kaur Hermen Malik mengucapkan rasa terima kasih atas bantuan yang diberikan Bank Indonesia. Modal itu digunakan untuk pembelian mesin pemecah batu yang selama ini masih menggunakan alat manual. Diceritakan Hermen, potensi bisnis batu agate sangat tinggi, bongkahan batu agate tersebut dibeli murah oleh pengrajin yang berasal dari Provinsi Lampung, Kota Suka Bumi dan Provinsi Bali. Saat ini, kata Hermen, bongkahan batu agate cuma dihargari ribuan rupiah, sedangkan setelah diolah menjadi permata yang berukuran kecil untuk perhiasan seperti cincin gelang maupun kalung harganya bisa mencapai jutaan rupiah, ceritanya. Dengan adanya mesin pengolahan dari PSBI dia berharap hal tersebut dapat meningkatkan kualitas ekonomi masyarakat setempat. Katanya, diharapkan ada pelatihan untuk mengoperasikan mesin, sedangkan instruktur yang akan membimbing warga sebagai perajin pernak pernik batu agate sudah ada dua orang. Ditargetkan 2014, menurutnya, Kabupaten Kaur sudah memiliki 40 orang perajin yang dapat mengolah batu agate agar lebih bernilai ekonomis. \"Kita tidak mengejar kuantitas perajin tapi kualitasnya. Kedepannya kita harap tidak lagi Kabupaten Kaur yang punya Sumber daya alam tapi Provinsi Bali yang punya nama,\" ujarnya. (247)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: