Jamaah Haji Meninggal di Pesawat

Jamaah Haji Meninggal di Pesawat

RATU SAMBAN, BE -  Jamaah haji yang tergabung dalam kloter 5 Padang, kemarin (26/10) tiba Bandara Fatmawati Bengkulu. Kedatangan jamaah Kota Bengkulu, Bengkulu Utara dan Bengkulu Tengah itu sempat mengalami delay selama 2 jam. Pesawat Lion Air Boeing 738 NG dijadwalkan tiba di Embarkasi Antara Bengkulu pada pukul 05.00 WIB, justru tiba pukul 07.00 WIB. Keterlambatan ini diduga lantaran adanya satu jamaah haji atas nama Amirudin Bin Datuk Amir  (69) warga Desa Purwodadi Argamakmur, Bengkulu Utara meninggal di pesawat. \"Keterlambatan itu mungkin karena adanya  jamaah yang meninggal sehingga panitia harus menyiapkan  pelaporan di Embarkasi Padang. Selain itu di sana juga jamaah haji diperiksa dokumennya,\" kata Kepala Kanwil Kemenag H Suardi Abbas, SH MH diamini Kasubag Informasi dan Humas H Nopian Gustari MPdI. Dengan begitu, terang mantan Kepala Kemenag Kaur dan Seluma itu, sudah 2 jamaah Bengkulu yang meninggal. Yakni Usman bin Samud warga Jenggalu, Kabupaten Seluma meninggal  di Makkah dan Amirudin Bin Datuk Amir  meninggal  di dalam pesawat dua jam menjelang pesawat Garuda landing di Bandara Internasional Minangkabau.  Namun jenazah Amirudin tidak dibawa pulang ke Bengkulu. Sebab, permintaan keluarganya yang mayoritas di Padang menghendaki jenazah dikebumikan di Padang Pariaman. Suardi mengaku tak mengetahui kenapa jenazah tidak dibawa ke Bengkulu. Ia juga tidak mengetahui apakah jamaah yang meninggal tersebut eksodus atau tinggal di Bengkulu bersama anaknya. \"Apakah dia eksodus, kita masih pelajari. Namun kita mengucapkan belasungkawa atas meninggalnya jamaah Bengkulu itu,\" tuturnya menerangkan keduanya akan mendapatkan santunan asuransi dari Kementerian Agama. Sementara itu Kepala Kemenag Bengkulu Utara, H Bustasar  membantah jamaah yang meninggal  itu  eksodus. Jamaah tersebut terdaftar dan tinggal di Purwodadi Bengkulu Utara. Ini dibuktikan dengan  KTP yang beralamat Bengkulu Utara. \"Ada bukti KTP-nya kalau dia tinggal di Bengkulu Utara, bahkan saat pemberangkatan keluarganya hadir,\" katanya. Sesak Nafas  Tim Pembimbing Ibadah Haji  Indonesia (TPIHI) H Sholeh mengungkapkan, Amirudin sejak awal pemberangkatan sudah mengidap penyakit sesak nafas. Saat pemberangkatan itu ia ditinggalkan kloter 5  karena  sesak napasnya kambuh. Setelah dirawat oleh  Klinik Kesehatan  Pelabuhan (KKP), ia  mendapatkan  surat izin berangkat beribadah  haji dan  bergabung dengan kloter 7. Setelah beberapa hari di tanah suci, baru digabungkan dengan kloter 5. \"Saat di Armina (Arafah Musdlifah dan Mina) kondisi  beliau sangat fit, penuh semangat, namun saat melontar harus diwakilkan,\" kenangnya. Kondisi Amirudin ngedrop menjelang kepulangan. Dari sembilan bus yang disediakan, Amirudin mendapatkan jatah bus ke -9. Sayangnya ia masuk dalam bus ke-5 karena tidak terpantau kondisinya  menurun.  \"Amirudin dirujuk ke BPHI untuk mendapatkan perawatan, kemudian  diminta makan. Kondisinya membaik  dan diizinkan  untuk diterbangkan,\" tambahnya. Saat dibandara ia didampingi istrinya yang duduk bersebelahan,  layaknya penumpang lainya ditemani infus  sambil duduk mengikuti perjalanan selama 9 jam lamanya. \"Yang membuat saya sedih, saat tinggal dia bilang Alhamdulillah sehat. Baru lima menit saya tinggal  pramugari mengatakan ada jamaah yang kolap. Saya  ke belakang dan mendapatkan Amirudin sudah tidak  tiada. Dan saat itu dua jam menjelang pesawat landing,\" katanya. Disambut Gubernur Di bagian lain, kedatangan jamaah haji perdana di Bengkulu disambut Gubernur Bengkulu, H Junaidi Hamsyah MPd didampingi Danrem Kol Inf Teguh Pambudi, Kepala Bidang Kesra Pemprov,Cik Asan Den, Kemenag  Kota Bengkulu, H Mukhlishuddin,  MAg, Kemenag Bengkulu Utara Bustasar dan Kemenag Benteng, Ajamalus. Di kesempatan itu gubernur mengucapkan belasungkawa atas meninggalnya salah satu jamaah Bengkulu. \"Secara pribadi dan atas nama Pemerintah  Provinsi Bengkulu menyampaikan turut berduka cita dan berbela sungkawa atas meninggalnya beliau yang telah menyelesaikan ibadah haji dan Allah ampunkan dosanya,\" tuturnya. Dikatakan Junaidi, penyelenggaran ibadah haji tahun ini akan terus dievaluasi. Apa saja kekurangan dan harus dibenahi sehingga saat penerimaan kloter 6, 7 dan 8 nantinya dapat lebih baik. Begitu juga penyelenggaraan haji tahun depan. \"Pelayanan yang Pemprov lakukan sudah mekasimal, dan memberikan ongkos transportasi  masing-masing jamaah  Bengkulu-Padang. Ke depan diharapkan pelayanan akan lebih baik dari tahun ini, \" katanya. Masing-masing jamaah kabupaten/kota dijemput dengan menggunakan bus khusus meninggalkan asrama haji langsung dibawa ke Masjid At-Taqwa Kota Bengkulu untuk disambut  Walikota H Helmi Hasan. ( 247)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: