Menpera: Rupiah Anjlok Tidak Pengaruhi Harga Rumah
WONOSOBO – Anjloknya nilai tukar Rupiah terhadap Dollar Amerika Serikat hingga nyaris menembus angka 12 ribu Rupiah ternyata tidak membuat harga rumah ikut naik. Hal tersebut disampaikan oleh Menteri Perumahan Rakyat (Menpera) Djan Faridz, Sabtu (7/8).
Faridz mengatakan bahwa kenaikan harga rumah rakyat lebih dipengaruhi oleh kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) dibandingkan dengan nilai tukar Rupiah. \"Yang bikin berpengaruh itu kenaikan harga BBM sebetulnya. Kenaikan itu mendongkrak harga bahan-bahan bangunan, nah itu yang harus disesuaikan, tapi tidak semua tempat perlu penyesuaian,\" kata Faridz.
Namun, kondisi nilai tukar Rupiah saat ini menurutnya dapat mengurangi keuntungan pihak pengembang dan kontraktor perumahan. \"Pengembang saat ini masih mau menjual rumah dengan harga lama, artinya masih laku tapi untungnya berkurang,\" ujar Faridz.
Selain itu Faridz memnambahkan bahwa rendahnya nilai tukar Rupiah terhadap Dollar AS saat ini hanya bersifat sementara. Lebih lanjut dia mengatakan bahwa apabila terjadi kenaikan harga bangunan akibat kondisi Rupiah tersebut, kenaikan tersebut hanya bersifat sementara dan tidak signifikan. \"Tapi kita tetap menghitung kira-kira kenaikanya berapa, tapi kalau dari Dollar tidak seberapa. Ini kan cuma efek sementara dan ini bisa segera di atasi oleh pemerintah,\" ucap Faridz yang juga pemilik PT Dizamatra Powerindo tersebut.
Sebelumnya, Ketua Asosiasi Kontraktor Indonesia (AKI) Sudarto mengatakan bahwa dampak pelemahan nilai tukar Rupiah adalah kenaikan harga bahan material. \"Masalahnya dalam kondisi saat ini, Indonesia masih menyuplai material dalam negeri dari negara lain,\" imbuh Sudarto.
Sudarto juga menyebutkan beberapa bahan material yang masih diimpor Indonesia antara lain, peralatan MEP, power plant, peralatan proyek, dan material aspal. \"Baja plate, baja profile, besi baja, marmer, granit, serta gypsum kita juga masih impor,\" paparnya. (dod)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: