Muhammadiyah Tak Hadiri Rukyatul Hilal

Muhammadiyah Tak Hadiri Rukyatul Hilal

BENGKULU, BE - Pimpinan Wilayah  Muhammadiyah  Bengkulu  mengisyaratkan tidak akan menghadiri pelaksanaan Rukyatul Hilal yang diselenggarakan Kementerian Agama (Kemenag) Provinsi Bengkulu, Senin (18/7) mendatang. \"Kita memang hingga H-2 belum menerima undangan menghadiri Rukyatul Hilal. Meskipun ada Muhammadiyah tidak akan menghadiri event tahunan itu,\" ungkap Sekretaris Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Bengkulu, Drs Taufik Bustami MM di Sekretariat PWM yang berada di kampus II Universitas Muhammadiyah Bengkulu (UMB). Menurutnya Muhammadiyah sudah memutuskan 1 Ramadhan jatuh pada 9 Juli mendatang. Dengan begitu sekalipun pihaknya datang dalam prosesi Rukyatul Hilal tidak akan memberikan pengaruh apapun. \"Lebih baik  memang tidak menghadiri rukyatul hilal,\" tegas Taufik Bustami. Tambah dia, keputusan Muhammadiyah menetapkan 1 Ramadhan pada 9 Juli sudah final. Putusan itu telah disebarluaskan oleh Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Kemungkinan akan lebih cepat dibanding  dengan  perhitungan yang dilakukan pemerintah pusat.\"Artinya memang akan terjadi perbedaan dengan organisasi Nahdatul Ulama (NU). Pun begitu perbedaan ini jangan diperbesarkan, tapi dikembalikan kepada keyakinan masing-masing sehingga tidak terjadi saling singgung,\" ucapnya. Pengurus Wilayah Muhammadiyah telah  meminta kepada seluruh pimpinan daerah dan cabang untuk mempersiapkan  pelaksanaan tarawih. Bisa saja pelaksanaan salat pertama Ramadhan itu akan membuat  sejumlah tempat ibadah  akan penuh sesak.\"Tidak dipungkiri  akan ada masyarakat yang akan memilih bergabung  dan menunaikan tarawih bersama,\" terangnya. Di sisi lain, Kepala Kanwil Kemenag Provinsi Bengkulu, H Suardi Abbas, SH MH saat dikonfirmasi mengatakan, Rukyatul Hilal akan dilaksanakan Senin sore (8/7) di  Hotel Horizon pada pukul 15.00 Wib. Sejumlah pihak akan diundang meliputi pemerintahan, KUA, ormas Islam termasuk Muhammadiyah. Hanya saja jika Muhammadiyah tidak mau hadir itu hak mereka. \" Ya silahkan saja kalau tidak hadir,\" terangnya. Ia pun mengimbau jika nanti hilal tidak terlihat  maka Kemenag Bengkulu menunggu putusan  sidang isbat di Jakarta. Sementara itu  Kasi Observasi dan Informasi  Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG)  Provinsi Bengkulu Sudiyanto SP mengatakan,  pelaksanaan Rukyatul Hilal yang akan berlangsung besok sore  akan berlangsung cerah, dan malamnya akan hujan. Ini akan menguntungkan saat prosesi rukyatul hilal. Hanya saja cuaca tidak mempengaruhi untuk penentuan hilal.\" Melihat hilal tidak ada  kaitanya dengan mendung, kan sudah ada tanda-tanda untuk perhitungannya. Pun begitu pelaksanaan hilal akan berlangsung cerah,\" katanya. Saat ini Bengkulu tengah mengalami kemarau basah, dengan curah hujan kurang dari 200 mm. \"Itu maksudnya, meski cuaca panas terjadi, hujan masih tetap ada meski dalam intensitas kecil. Periodik ini kata dia, akan berlangsung hingga Agustus mendatang,\" tukasnya. AKI Ikut Pemerintah Di bagian lain Amanat Keagungan Ilahi (AKI) Bengkulu memastikan akan mengikuti pemerintah terkait penentuan 1 Ramadhan tahun ini. Orang Tua Pengayom AKI Provinsi Bengkulu,  Muhammad Armia mengatakan, keluarga besar AKI tidak akan mengikuti ormas lain, mengingat ketentuan mengikuti pemerintah atau pemimpin adalah ciri-ciri warga negara yang baik. “Kami tetap mengikuti dan menunggu keputusan pemerintah,  karena kita hidup ini memiliki pemimpin dan akan mengikuti keputusan pemimpin,\" kata Muhammad Armia saat ditemui di kediamannya, kemarin. Ia mengaku keputusan AKI mengikuti pemerintah bukan kali pertama, melainkan sejak AKI berdiri puluhan tahun silam. Langkah itu diambilnya untuk membuktikan bahwa AKI bukan ajaran yang menyimpang dan menantang kebijakan pemerintah. Disinggung soal perbedaan penetapan 1 Ramadhan antara NU atau pemerintah dengan Muhammadiyah, Armia enggan mengomentarinya. Namun ia mengatakan semua benar karena memiliki dalil masing-masing. \"Perbedaan itu tidak perlu dibesar-besarkan, yang penting adalah kita berpuasa sesuai dengan  yang diajarkan Rasulllah, sedangkan yang sesat adalah orang yang tidak berpuasa,\" ungkapnya. Dalam menjalan ibadah puasa, Armia mengaku pengikuti AKI juga tidak memiliki aturan atau tatacara khusus yang harus ditaati pengikutnya, melainkan tetap sama seperti umat islam lainnya dengan mempedomani Al Quran dan Hadist. \"Tidak ada yang berbeda, semuanya sama. Bahkan saya mengajurkan agar anggota keluarga besar AKI benar-benar berpuasa dengan menjaga semuanya, bukan hanya menahan lapar dan haus saja,\" tukasnya. Prediksi 10 Juli Ormas Islam terbesar Nahdlatul Ulama (NU) memprediksi awal Ramadan 1434 H akan jatuh pada Rabu, 10 Juli 2013. Prediksi itu berdasarkan penyerasian berbagai motode hisab (perhitungan). Meski demikian, kepastian awal bulan baru akan ditetapkan setelah melakukan rukyat hilal pada Senin (8/7) besok. Ketua Lajnah Falakiyah PBNU, KH A. Ghazali Masroeri mengungkapkan, pihaknya memang telah melakukan hisab yang dan awal Ramadan 1434 H jatuh pada Rabu (10/7) pekan depan. \"Tetapi itu sebatas prediksi. NU tetap menggunakan metode rukyatul hilal atau pengamatan hilal sebagai dasar penentu awal Ramadan 1434 H,” kata Ghazali, Sabtu (6/7). Hasil hisab penyerasian yang dilakukan oleh Lajnah Falakiyah PBNU untuk awal Ramadan 1434 H di Jakarta sebagaimana dimuat dalam almanak PBNU tahun 2013 menyebutkan, ijtima’ atau konjungsi akan terjadi pada Senin (8/7) pukul 14:15:13 WIB. Tinggi hilal saat dilakukan pengamatan 0o21’45” dengan posisi miring ke selatan. Saat itu hilal akan berada di ufuk selama 3 menit 16 detik. Berdasarkan data hisab tersebut, sesuai dengan kriteria imkanurrukyat atau visibilitas pengamatan, maka menurut prediksi hisab NU bahwa awal Ramadhan 1434 H akan jatuh pada hari Rabu (10/7). “Untuk menentukan secara pasti awal Ramadhan, NU akan menyelenggarakan pengamatan hilal di seluruh Indonesia yakni di 90 titik strategis dengan menugaskan 110 pelaksana rukyat bersertifikat nasional yang akan melakukan rukyat bersama para alim ulama, ahli hisab, ahli astronomi, ahli fikih dan warga nahdliyin setempat,” kata Kiai Ghazalie. Hasil rukyat dari berbagai daerah itu akan dilaporkan ke posko Lajnah Falakiyah di Kantor PBNU Lantai 4, Jl Kramat Raya 164, Jakarta Pusat, dan kemudian akan disampaikan dalam sidang itsbat yang diselenggarakan Kementerian Agama pada hari yang sama (8/7). Selanjutnya, Menag akan menetapkan awal Ramadan berdasarkan hasil sidang istbat. Hasil prediksi NU ini berbeda sehari dengan hisab yang dilakukan Muhammadiyah. Jauh-jauh hari sebelumnya Muhammadiyah sudah menetapkan awal Ramadan 1434 jatuh pada hari Selasa, 9 Juli 2013.(400/247) 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: