Segarkan Pasar Tradisional

Segarkan Pasar Tradisional

BENGKULU, BE - Banyaknya kekisruhan yang terjadi di dua pasar tradisional, Pasar Percontohan Nasional (PPN) Panorama dan Pasar Subuh, mengundang keprihatinan Ketua Komisi II DPRD Kota, Hj Leni Haryati John Latief SE MSi. Dia bilang, sudah seharusnya Pemda Kota memberikan perhatian lebih terhadap kedua pasar tersebut dengan melakukan penyegaran. \"Pemda Kota jangan hanya berpangku tangan dan terus membiarkan kekusutan yang ada di dua pasar tersebut.  Saran kami, Pemda Kota sebaiknya melakukan penyegaran dengan melakukan revitalisasi pasar tradisional layaknya pasar modern sehingga dapat memberi kenyamanan bagi masyarakat yang akan berbelanja,\" kata Leni saat dijumpai dikediamannya, kemarin. Dijelaskannya, penyegaran pasar tradisional yang nyaman sebenarnya tidak sesulit yang dibayangkan. Menurut Leni, langkah ini dapat dilakukan dengan menerapkan pola efesiensi dan pembenahan manajemen yang syarat dengan ketelitian sebagaimana yang dilakukan oleh pasar modern. \"Bali, Jogya dan Solo bisa menerapkannya kok. Pemda Kota Bengkulu bisa belajar dari sana bagaimana menata pasar tradisional dengan baik. Saya lihat, banyak pengunjung yang merasa nyaman dan puas bila berbelanja di pasar tradisional di tempat-tempat tersebut,\" tukasnya. Ia juga menjelaskan bahwa pasar tradisional yang disegarkan dengan jalan direvitalisasi dapat memberikan efek positif untuk menggerakkan ekonomi rakyat kecil dan mengembangkan pariwisata. \"Di Bali, pasar tradisional yang baik menyumbang citra positif bagi pariwisata mereka. Bila direvitalisasi, pasar tradisional pasti akan maju dan berkembang sehingga tidak tergilas oleh pasar modern,\" paparnya lugas. Sementara itu, Koordinator Koalisi Mahasiswa Peduli Pasar, Rassela Melinda menyatakan, pemerintahan yang merakyat harus mampu menyelamatkan pasar rakyat. \"Bukan malah membuat pasar rakyat perlahan-lahan mati dan tak terurus,\" ungkapnya. Ia pun menandaskan bahwa pasar tradisional yang kotor dan bau bukan serta merta kesalahan pedagang kaki lima. Pasalnya menurut Rassela, ada banyak pihak yang berkepentingan dengan pasar tradisional. \"Kalau kotor dan bau, pemerintah dong yang membantu pedagang membersihkan lokasi berjualannya. Kan para pedagang menyumbang PAD (Pendapatan Asli Daerah),\" pungkasnya. (009)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: