13 PNS Kemenag Dibina
RATU SAMBAN, BE - Suasana di aula Kanwil Kemenag sore kemarin mendadak ramai. Sedikitnya 13 PNS dari jajaran Kantor Urusan Agama dikumpulkan. Mereka diberi pembinaan karena sering telat dan membolos saat jam kerja. Pertemuan yang dipimpin Kanwil Kemenag, Suardi Abbas, SH MH, juga dihadiri Kepala Tata Usaha, Ramdelon, dan Kasubag Kepegawaian, Iba Hartono dan pejabat lainya. Suasana tampak berlangsung tegang. Belasan PNS itu hanya tertunduk malu mendengarkan pengarahan orang nomor satu di Kanwil Kemenag itu. Dalam pengarahan itu, disebutkan para PNS yang tidak hadir sudah menjadi rutinitas, dan saling melindungi antara PNS satu dengan lainya. Terbukti saat dilakukan razia di KUA-KUA dalam Kota Bengkulu, ditemukan kantor yang kosong dan terkadang hanya ditemukan dua hingga empat pegawai. Padahal jumlah pegawainya mencapai 12 orang. Kekosongan itu ditemukan diantaranya KUA Gading Cempaka, KUA Ratu Samban dan lain-lain. \"Ada yang terlambat ada juga yang izin keluar namun tidak balik lagi,\" kata Kakanwil. \'\'Ironisnya lagi, para peserta yang telah saya catat dan dinyatakan alpa pada kesempatan itu, justru dalam pelaporan kehadiranya selalu meneken daftar kehadiran dan mengambil hak uang makanya. Semestinya sebagai orang di kementerian agama, sangat tahu hukumnya mengambil haknya namun tidak memenuhi tanggungjawabnya. Sebagai orang kementerian agama sangat tahu persis bagaimana hukumnya, diharamkan jika tidak pernah masuk kerja, tiba-tiba maraf dan mengambil uang makannya,\" terang Suardi dengan nada tinggi. Berdasarkan hasil temuan ini, Kanwil Kemenag berencana akan melakukan program razia rutin setiap satu minggu sekali. Dalam pemanggilan belasan PNS malas tersebut, Kanwil Kemenag belum akan memberikan sanksi tegas, dan hanya melakukan pembinaan, dengan cara memberikan memaggil PNS bersangkutan. Namun jika ditemukan secara berturut-turut, Kanwil Kemenag akan memberikan teguran keras bisa dengan menghentikan pemberian uang makan hingga penundaan kenaikan pangkat. \"Kita belum akan melakukan pemberian sanksi, dengan pemanggilan dan pembinaan seperti ini bisa sebagai shockterapy agar tidak diulang kembali,\" tegasnya. (247)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: