HONDA BANNER

Dinas Kesehatan Lebong: Fogging Bukan Solusi Utama Atasi DBD

Dinas Kesehatan Lebong: Fogging Bukan Solusi Utama Atasi DBD

Penyemprotan atau fogging yang dilakukan Dinas Kesehatan (Dinkes) Lebong merupakan upaya terakhir untuk membunuh nyamuk penyebab DBD. -(ist)-

HARIANBENGKULUEKSPRESS.ID – Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kabupaten Lebong mengalami lonjakan drastis sepanjang tahun 2024. Berdasarkan data Dinas Kesehatan (Dinkes) Lebong, tercatat sebanyak 178 kasus DBD dengan dua pasien meninggal dunia. Angka ini meningkat lebih dari dua kali lipat dibandingkan tahun 2023 yang hanya mencatat 73 kasus dan satu kematian.

Kepala Dinkes Lebong, Rachman SKM MSi melalui Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Evan Marta SKM, mengungkapkan bahwa lonjakan kasus paling tinggi terjadi pada musim hujan, terutama pada awal dan akhir tahun.

“Kasus tertinggi terjadi pada Januari hingga April 2024 dengan rata-rata 30 kasus per bulan. Kemudian sempat menurun Mei hingga September, dan kembali naik pada akhir tahun,” jelas Evan, Minggu (5/1/2024).

Ia menambahkan bahwa kondisi cuaca yang mendukung perkembangbiakan nyamuk Aedes aegypti menjadi faktor utama, ditambah dengan rendahnya kesadaran masyarakat dalam menjaga kebersihan lingkungan.

BACA JUGA:Oknum Polisi Dilaporkan ke Polda Bengkulu atas Dugaan Telantarkan Istri dan Anak

BACA JUGA:KPU Lebong Buka Tanggapan Masyarakat Terkait Berkas Paslon Kada

“Sayangnya, masih banyak masyarakat yang belum peduli terhadap potensi genangan air dan sampah sebagai sarang nyamuk,” imbuhnya.

Selain faktor lingkungan dan cuaca, Evan juga menyebut bahwa keterbatasan anggaran menjadi salah satu hambatan utama dalam upaya pencegahan dan penanggulangan DBD.

“Anggaran bidang P2P sangat terbatas, sehingga kegiatan pencegahan tidak bisa dilakukan secara maksimal,” ungkapnya.

Meski begitu, Dinkes terus menggalakkan sosialisasi gerakan 3M (Menguras, Menutup, dan Mengubur tempat penampungan air) kepada masyarakat sebagai langkah utama pencegahan.

Terkait tindakan pengasapan (fogging), Evan menegaskan bahwa hal tersebut merupakan langkah terakhir apabila ada kasus DBD yang terkonfirmasi di suatu wilayah.

“Fogging hanya membunuh nyamuk dewasa dan tidak membasmi jentik. Selain itu, penggunaan berulang bisa menimbulkan dampak lingkungan dan kesehatan,” tutupnya.(EricK)

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: