Bisakah Hutang Sholat 15 Tahun di Qadha? Ini Kata Buya Yahya

Buya Yahya Jelaskan Tentang Bisakah Hutang Sholat 15 Tahun di Qadha-(foto: kolase/bengkuluekspress.disway.id)-
BENGKULUEKSPRESS.COM- Sholat merupakan kewajiban bagi setiap Muslim yang telah mencapai usia baligh.
Namun, ada kalanya seseorang baru menyadari pentingnya sholat setelah lama meninggalkannya.
Lalu, bagaimana jika seseorang memiliki tanggungan sholat selama 15 tahun? Apakah masih bisa diganti?
KH Yahya Zainul Ma’arif, yang lebih dikenal sebagai Buya Yahya, selaku Pengasuh Lembaga Pengembangan Da’wah dan Pondok Pesantren Al-Bahjah, menjelaskan hal ini.
BACA JUGA:Alasan Kenapa Rasulullah Sering Puasa di Bulan Sya’ban, Berikut Penjelasan Buya Yahya
BACA JUGA:2 Larangan Hubungan Suami Istri, Buya Yahya: Hukumnya Haram dan Dosa Besar
Menurutn Buya Yahya, bagi siapa saja yang memiliki utang sholat dalam jumlah besar, sebaiknya tidak tergesa-gesa dalam menggantinya tanpa terlebih dahulu menghitung jumlah pasti yang harus diqadha.
Hal tersebut disampaikan Buya Yahya dalam suatu ceramah yang videonya diunggah oleh kanal Youtube Al-Bahjah TV.
"Kalau seseorang baru sadar setelah dewasa dan menyadari bahwa ia telah meninggalkan sholat selama 15 tahun, maka ia wajib menggantinya. Namun, jangan sampai bingung atau terburu-buru, melainkan dihitung terlebih dahulu secara perkiraan," terang Buya Yahya.
Buya Yahya menjelaskan bahwa sebelum memulai qadha sholat, langkah pertama yang harus dilakukan adalah menghitung jumlah sholat yang telah ditinggalkan.
Jika seseorang memiliki utang sholat selama 15 tahun, ia dapat memperkirakan jumlahnya berdasarkan periode waktu tersebut.
Sebagai ilustrasi, seseorang yang mulai meninggalkan sholat sejak usia 15 hingga 30 tahun berarti memiliki tanggungan selama 15 tahun.
Mengingat ada lima waktu sholat dalam sehari, jumlah keseluruhan sholat yang perlu diqadha dapat dihitung.
Misalnya, jika seseorang sering melewatkan sholat Ashar dan dalam satu tahun diperkirakan ada sekitar 300 kali sholat Ashar yang tidak dikerjakan, maka jumlah inilah yang harus diganti secara bertahap. Hal yang sama juga berlaku untuk sholat lainnya yang ditinggalkan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: