Ternyata Susu Formula Tinggi Protein Bisa Menyebabkan Bayi Alergi
Bayi mengalami alergi terhadap susu tinggi protein ketika sistem kekebalan tubuhnya menganggap protein dalam susu sebagai sesuatu yang membahayakan tubuh, sehingga harus dilawan.--
BENGKULUEKSPRESS.COM - Pemberian susu formula (sufor) biasanya dilakukan dalam keadaan-keadaan tertentu sesuai kondisi medis yang dialami si kecil. Beberapa kondisi mau tidak mau membuat bayi harus mendapatkan sufor guna memenuhi kebutuhan zat gizi bayi. Anda tidak perlu khawatir, bubuk susu formula untuk bayi sudah steril sejak masa produksi. Hal ini bertujuan untuk meminimalisasi risiko kontaminasi bakteri apabila dalam proses persiapan dan pemberiannya tidak bersih.
BACA JUGA:Usai Digeledah, Penyidik KPK Bawa Tas dan Koper dari Kantor Gubernur Bengkulu
Susu tinggi protein yang berasal dari susu formula dapat menyebabkan alergi pada sebagian bayi. Hal itu karena susu formula umumnya mengandung susu sapi yang berprotein tinggi, sehingga menimbulkan beragam gejala alergi pada bayi.
Hingga kini para ahli belum mengetahui alasan sebagian bayi mengalami alergi terhadap protein susu, sementara sebagian lainnya tidak mengalami alergi. Hanya saja, banyak yang meyakini bahwa hal ini terkait dengan faktor genetik.
BACA JUGA:Mendagri Tito Karnavian Akan Kunjungi Provinsi Bengkulu
Memahami Penyebab Alergi Susu pada Bayi
Bayi mengalami alergi terhadap susu tinggi protein ketika sistem kekebalan tubuhnya menganggap protein dalam susu sebagai sesuatu yang membahayakan tubuh, sehingga harus dilawan. Ketika reaksi alergi ini terjadi, maka bayi akan mudah rewel, gelisah, dan marah. Mereka kemungkinan juga akan merasakan sakit perut atau gejala lainnya, seperti ruam merah gatal pada wajah, gatal-gatal di sekitar mulut dan bibir, muntah, batuk, sesak napas, dan muntah. Alergi terhadap susu tinggi protein berbeda dengan intoleransi laktosa. Intoleransi laktosa merujuk kepada kondisi pencernaan bayi yang tidak mampu mencerna laktosa.
Penanganan Alergi Susu Protein Tinggi
Sebagian besar Alergi Susu tinggi protein akan reda dengan sendirinya pada saat anak berusia 3-5 tahun. Jika bayi Anda mengalami reaksi alergi akibat susu protein tinggi, hentikan pemberian susu tersebut dan lakukan cara-cara berikut ini:
BACA JUGA:Ketua Provinsi Bawaslu Provinsi Bengkulu Nyoblos di Rejang Lebong
Menyusui bayi
Air susu ibu (ASI) merupakan sumber nutrisi terbaik untuk bayi. Pemberian ASI adalah salah satu cara yang paling disarankan untuk menghindari bayi alergi susu. World Health Organization (WHO) menganjurkan agar bayi diberikan ASI secara eksklusif selama 6 bulan pertama. Kemudian bayi dapat diberi makanan pendamping ASI (MPASI) yang bergizi sesuai kebutuhan tumbuh kembangnya.
Susu formula kedelai
Bagi sebagian bayi, susu kedelai merupakan alternatif yang dapat diterima jika mengalami alergi susu sapi. Pastikan pemberian susu kedelai diperkaya dengan vitamin A, vitamin D, dan kalsium untuk memenuhi kebutuhan nutrisi bayi.
BACA JUGA:Sejak Awal 2023, RSTG Catat Sudah Layani 3.600 Pasien dari Dalam dan Luar Kota Bengkulu
Susu formula hipoalergenik
Merupakan susu yang dihasilkan dari proses pemecahan protein susu, seperti kasein dan Susu formula hipoalergenik akan membantu bayi yang mengalami alergi terhadap susu sapi dan kedelai, terhindar dari beragam gejala seperti gatal-gatal, pilek dan masalah usus.
Sebelum memberikan pengganti susu tinggi protein, baik susu formula kedelai atau formula hipoalergenik, sebaiknya berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter anak. Tujuannya adalah untuk mendapatkan informasi tepat mengenai jenis dan cara penggunaan susu tinggi protein yang aman demi kesehatan bayi Anda.(bee)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: