Mahasiswa UINFAS Bengkulu Ikuti Sekolah Kebangsaan Tular Nalar 3.0 Mafindo Bengkulu

Mahasiswa UINFAS Bengkulu Ikuti Sekolah Kebangsaan Tular Nalar 3.0 Mafindo Bengkulu

foto bersama peserta sekolah kebangsaan Tula Nala 3.0 Mafindo Bengkulu-tri/bengkuluekspress-

Tidak hanya itu, dengan adanya Sekolah Kebangsaan ini diharapkan menjadi wadah bagi mahasiswa untuk meningkatkan keterampilan dan pengetahuan dalam menghadapi era digital. Dengan literasi digital yang kuat, mahasiswa dapat berperan sebagai agen perubahan yang aktif melawan hoaks dan menyebarkan informasi yang kredibel.

“Kegiatan ini benar-benar membuka wawasan kami tentang pentingnya literasi digital. Kami jadi lebih paham bagaimana memilah informasi yang benar dan menghindari berita hoaks, terutama dalam masa pemilu seperti sekarang,” ungkap Anisa.

Tentang Tular Nalar

Tular Nalar, program pelatihan literasi digital yang diinisiasi oleh MAFINDO dan didukung oleh Google.org, dengan Love Frankie sebagai mitra pelaksana, telah muncul sebagai platform online pembelajaran utama yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan masyarakat dalam mengidentifikasi dan menyikapi hoaks melalui literasi digital dan pemikiran kritis. Dikembangkan bekerja sama dengan Institut Kebudayaan dan Kemanusiaan MAARIF pada tahap awal, Tular Nalar telah mengalami pertumbuhan yang pesat dalam tiga tahun ini, dengan preferensi khusus untuk melibatkan first-time voters pre-lansia, dan lansia.

Untuk informasi lebih lanjut tentang Tular Nalar, silakan kunjungi kami di https://tularnalar.id/tentang-kami/  atau terhubung dengan kami di platform media sosial melalui https://www.instagram.com/tularnalar/.

Tentang Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (MAFINDO)

Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (MAFINDO) adalah organisasi nirlaba yang didedikasikan untuk memerangi misinformasi dan hoaks. Berdiri pada tahun 2016, MAFINDO memiliki lebih dari 95.000 anggota online dan 1.000 sukarelawan. MAFINDO memiliki 20 kantor yang tersebar di seluruh Indonesia dan mencakup berbagai bidang, termasuk namun tidak terbatas pada pencegahan hoax, hoax busting, edukasi publik, seminar, lokakarya, advokasi, pengembangan teknologi anti-hoax, penelitian, dan keterlibatan sosial di tingkat akar rumput. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: