Biar Tidak Gagal Paham! Yuk Kenali Ciri-Ciri Hamil Anak Perempuan

Biar Tidak Gagal Paham! Yuk Kenali Ciri-Ciri Hamil Anak Perempuan

Ibu hamil bisa mengetahui apakah bayinya laki-laki atau perempuan melalui USG (Ultrasonografi) pada usia kehamilan antara minggu ke-18 hingga ke-22.--

BENGKULUEKSPRESS.COM - Kehamilan merupakan suatu proses yang sangat diidamkan oleh banyak pasangan. Ketika seseorang mengetahui bahwa dirinya sedang mengandung, maka akan timbul rasa bahagia dan haru yang tak terkira.

Selain itu, banyak juga yang penasaran tentang jenis kelamin bayi yang sedang dikandung. Bagi yang ingin memiliki anak perempuan, mungkin calon ibu dan ayah sedang mencari ciri-ciri hamil anak peruempuan. Kalau kamu ingin tahu ciri-cirinya kamu bisa simak ulasan berikut ini.

BACA JUGA:Herimanto Jabat Ketua DPRD Kota Bengkulu Sementara

Cara mengetahui jenis kelamin bayi
Untuk mengetahui jenis kelamin bayi, kamu bisa mencoba beberapa metode berikut untuk mengetahui jenis kelamin bayi kamu. Berikut caranya.

1. USG
Pemeriksaan USG adalah cara paling umum dan terjangkau untuk mengetahui jenis kelamin bayi yang dikandung. Pemeriksaan ini sebenarnya ditujukan untuk memeriksa kondisi umum area perut, tetapi dapat digunakan untuk mengetahui jenis kelamin janin. Tes ini disarankan dilakukan pada minggu ke-14 kehamilan karena sebelumnya jenis kelamin belum terlihat berbeda antara laki-laki dan perempuan.

Namun, jenis kelamin mungkin tidak dapat terdeteksi jika posisinya tertutup dan pemeriksaan ini hanya berdasarkan penampilan visual yang dapat mengakibatkan kesalahan. USG jenis baru seperti 4 dimensi dapat menampilkan gambaran bayi dalam kandungan dengan lebih jelas, tetapi tetap memiliki keterbatasan.

BACA JUGA:Apakah Minum Jamu Saat Haid Dianjurkan? Simak Faktanya!

2. Tes NIPT
Tes NIPT atau Non-Invasive Prenatal Test adalah cara lain untuk mengetahui jenis kelamin bayi yang sedang dikandung dengan mengambil sampel darah ibu hamil untuk diperiksa kromosomnya. Tes ini dianggap lebih akurat dan aman karena tidak memerlukan tindakan pembedahan atau pengambilan jaringan yang dapat menimbulkan risiko terhadap kehamilan.

Tes ini bisa dilakukan sejak usia kandungan 7 minggu untuk mengetahui jenis kelamin bayi, jauh lebih awal dibandingkan dengan pemeriksaan USG yang baru bisa dilakukan pada usia kehamilan 14 minggu. Berdasarkan penelitian, akurasi tes NIPT sangat tinggi, yaitu sebesar 95,4% untuk bayi laki-laki dan 98,6% untuk bayi perempuan.

3. Amniosentesis
Amniosentesis adalah prosedur pengambilan sampel cairan ketuban dari ibu hamil untuk mengetahui kondisi genetis janin. Biasanya dilakukan pada usia kandungan 15-20 minggu setelah pemberian bius. Tidak disarankan untuk dilakukan sebelum usia 15 minggu karena berisiko mengganggu kehamilan. Meskipun amniosentesis dapat digunakan untuk mengetahui jenis kelamin janin, itu bukan tujuannya yang utama.

BACA JUGA:Bisa Dicoba! Ragam Jamu untuk Mengecilkan Perut setelah Melahirkan Caesar

4. Chorionic villus sampling (CVS)
Mengambil sampel vilus korionik dari plasenta, atau chorionic villus sampling (CVS), dapat digunakan untuk mengetahui jenis kelamin bayi dan mendeteksi kelainan genetis tertentu pada usia kandungan 11 hingga 15 minggu. Ini adalah tes yang lebih cepat dibandingkan dengan amniosentesis dan tes NIPT.

Apakah ibu bisa mengetahui ia mengandung anak laki atau perempuan?
Ibu hamil bisa mengetahui apakah bayinya laki-laki atau perempuan melalui USG (Ultrasonografi) pada usia kehamilan antara minggu ke-18 hingga ke-22. Biasanya pada minggu ke-18, dokter dapat melihat alat kelamin bayi jika bayi berada dalam posisi yang memudahkan pengamatan. Namun, jika alat kelamin bayi tidak terlihat dengan jelas, maka dokter tidak dapat memastikan jenis kelamin bayi dengan pasti.

BACA JUGA:Ini Dia Jenis Jamu setelah Melahirkan Yang Umum Dikonsumsi

Ciri ciri hamil anak perempuan
Ternyata ada sejumlah ciri-ciri hamil anak perempuan yang bisa dikenali oleh calon ibu. Berikut ciri-cirinya.

1. Morning sickness yang lebih parah
Mual di pagi hari yang parah selama kehamilan mungkin menunjukkan bahwa bayi yang dikandung adalah perempuan. Beberapa orang percaya bahwa kondisi morning sickness yang parah terkait dengan jenis kelamin bayi. Menurut penelitian terbaru, wanita yang mengandung bayi perempuan cenderung mengalami lebih banyak peradangan ketika sistem kekebalan mereka terpapar bakteri. Perbedaan ini mungkin mempengaruhi rasa mual dan kesehatan ibu hamil yang mengandung bayi perempuan. Namun, lebih banyak penelitian diperlukan untuk memastikan hubungan antara mual di pagi hari dan jenis kelamin bayi.

2. Perubahan suasana hati yang ekstrim
Ciri-ciri hamil anak perempuan selanjutnya adalah perubahan suasana hati. Selama kehamilan, hormon dalam tubuh bisa berubah dan menyebabkan perubahan suasana hati. Beberapa orang mengira bahwa wanita yang hamil anak perempuan lebih mudah merasa emosional karena tingkat estrogen yang lebih tinggi. Namun, penelitian menunjukkan bahwa hal ini tidak benar. Tingkat hormon memang naik selama kehamilan dan turun setelah melahirkan, namun tidak terkait dengan jenis kelamin bayi.

BACA JUGA:Apakah Minum Jamu Saat Haid Dianjurkan? Simak Faktanya!

3. Mengidam makanan manis
Saat hamil, banyak wanita mengalami ngidam makanan tertentu. Namun, beberapa orang mengaitkan keinginan wanita untuk makan makanan manis sebagai pertanda bahwa dia sedang mengandung anak perempuan, sementara ngidam makanan asin menunjukkan kehadiran bayi laki-laki. Namun, tidak ada bukti ilmiah yang mendukung teori ini. Jenis kelamin bayi tidak dapat ditentukan melalui keinginan makanan selama kehamilan.

4. Tingkat stres
Beberapa orang percaya bahwa tingkat stres yang dialami seorang wanita sebelum hamil dapat memengaruhi jenis kelamin bayi yang dikandungnya. Menurut sebuah studi pada tahun 2012, terdapat hubungan antara kadar hormon stres kortisol dan rasio kelahiran bayi laki-laki dan perempuan. Wanita dengan kadar kortisol yang tinggi lebih mungkin memiliki anak perempuan secara statistik.

BACA JUGA:Ini Dia Jenis Jamu setelah Melahirkan Yang Umum Dikonsumsi

Pada tahun 2013, sebuah studi juga menunjukkan bahwa tingkat stres yang tinggi pada masyarakat setelah gempa bumi di Zakynthos, Yunani, menyebabkan penurunan angka kelahiran bayi laki-laki. Namun, diperlukan lebih banyak penelitian untuk memahami dengan tepat hubungan antara tingkat stres dan jenis kelamin bayi yang belum lahir.(bee)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: