Ini Penyebab Penyakit Kulit seperti Terbakar dan Pengobatannya

Ini Penyebab Penyakit Kulit seperti Terbakar dan Pengobatannya

Penderita penyakit kulit terbakar karena sindrom Stevens-Johnson, SSSS, pemfigus vulgaris, dan pemfigoid bulosa perlu dirawat di rumah sakit agar dokter langsung menangani dengan perawatan intensif--

BENGKULUEKSPRESS.COM - Penyakit kulit seperti terbakar bisa disebabkan oleh gigitan serangga atau gangguan pada saraf. Kondisi yang ditandai dengan nyeri seperti terbakar maupun lepuhan ini bisa ditangani dengan penanganan mandiri maupun konsumsi obat.

Paparan matahari, alergi, hingga gangguan pada saraf bisa menyebabkan kulit seperti terbakar yang tampak kemerahan hingga muncul lepuhan. Perubahan pada kulit ini terjadi karena darah mengalir lebih banyak ke permukaan kulit untuk melawan iritasi.

BACA JUGA:Ayat Kursi Bisa Menjadi Pengundang Rezeki, Berikut Cara Mengamalkannya

Kulit yang kemerahan seperti terbakar sering kali disertai oleh beberapa gejala yang menimbulkan ketidaknyamanan, termasuk nyeri hebat. Untuk mengatasi penyakit kulit seperti terbakar, penanganan dapat disesuaikan dengan penyebabnya.

Penyebab Penyakit Kulit Seperti Terbakar
Berbagai macam kondisi bisa menyebabkan seseorang mengalami penyakit kulit seperti terbakar, mulai dari kondisi yang ringan hingga kondisi yang memerlukan perawatan langsung oleh dokter. Jika Anda mengalami kulit kemerahan dan muncul lepuhan seperti terbakar, mungkin kondisi tersebut disebabkan oleh salah satu hal berikut ini:

1. Gigitan serangga
Penyakit kulit seperti terbakar kerap kali disebabkan oleh gigitan serangga tertentu, salah satunya tomcat (rove beetle). Saat tergigit, racun di dalam tubuh tomcat akan menyebar ke kulit. Akibatnya, gejala seperti bercak merah (eritema) maupun ruam biasa muncul dalam 24–48 jam setelah kontak dengan tomcat. Dalam 2–4 hari berikutnya, luka akan disertai dengan munculnya lepuhan atau nanah.

BACA JUGA:Orang Tua Sebaiknya Tak Selalu Mengikuti Kemauan Anak, Ustaz Khalid Basalamah Sarankan Ini

Gejala tersebut dapat terjadi pada seluruh bagian tubuh, tetapi lebih sering terjadi di bagian yang terbuka, seperti kepala, lengan, kaki, tangan, dan tungkai. Namun, penyebaran racun tomcat juga bisa terjadi ke bagian tubuh yang tertutup melalui handuk, baju, maupun benda lain yang terkontaminasi. Bila tangan yang telah terkontaminasi menyentuh kelamin, kondisi ini dapat menyebabkan balanitis.

2. Herpes zoster
Herpes zoster terjadi karena infeksi virus varicella-zoster, yaitu virus yang juga menyebabkan cacar air. Penyakit ini hanya terjadi pada orang yang sebelumnya sudah pernah terkena cacar air. Virus varicella-zoster akan menetap di dalam tubuh meskipun infeksi telah selesai. Saat daya tahan tubuh lemah, virus dapat aktif kembali sebagai herpes zoster.

Herpes zoster bisa menyebabkan ruam kulit yang menyakitkan seperti terbakar. Selain itu, penderitanya juga dapat mengeluhkan kesemutan, gatal, serta demam dalam beberapa hari sebelum munculnya ruam di kulit. Setelah ruam muncul, gejala herpes zoster diikuti dengan lepuhan berisi cairan pada salah satu sisi tubuh atau wajah.

BACA JUGA:Bacok Polisi Hingga Tewas; 2 Pelaku Tewas Ditembak, 1 Orang Masih Anak-anak

3. Sindrom Stevens-Johnson
Sindrom Stevens-Johnson juga bisa menjadi penyebab penyakit kulit seperti terbakar. Kondisi ini ditandai dengan munculnya ruam, kulit melepuh, dan pengelupasan kulit. Penyakit kulit seperti terbakar ini umumnya terjadi karena reaksi alergi terhadap obat-obatan tertentu.

Gejala lain yang menyertai sindrom Stevens-Johnson berupa demam, pegal-pegal, sakit kepala, nyeri kulit, kesulitan menutup mulut dan membuka mata karena lepuhan, hingga nyeri saat buang air kecil karena terjadi lepuhan pada mukosa saluran kencing.

Penderita sindrom Stevens-Johnson rentan mengalami sepsis, acute respiratory distress syndrome, dan kegagalan beberapa organ lain. Mengingat keparahan kondisi ini, penderitanya harus mendapatkan perawatan langsung oleh dokter di rumah sakit.

BACA JUGA:1 Polisi dan 2 Warga Sipil Tewas di Seluma, Saat Upaya Penangkapan Tersangka Pembacokan

4. Staphylococcal scalded skin syndrome (SSSS)
Penyakit kulit seperti terbakar juga bisa disebabkan oleh staphylococcal scalded skin syndrome (SSSS), yaitu kelainan kulit langka dan serius karena infeksi bakteri Staphylococcal aureus. Sebagian besar penderitanya adalah anak-anak yang berusia kurang dari 5 tahun.

Penyakit ditandai dengan beberapa gejala, seperti lebih rewel, lesu, tidak nafsu makan, dan demam. Dalam waktu 24–48 jam, ruam merah yang menyakitkan muncul di tubuh dan berubah menjadi lepuhan besar yang sangat mudah pecah. SSSS dapat mengancam nyawa karena penderitanya sangat berisiko mengalami dehidrasi. Oleh karena itu, penderitanya harus dirawat secara intensif di rumah sakit.

5. Eritromelalgia
Eritromelalgia adalah kondisi langka yang terjadi karena gangguan saraf dan pembuluh darah. Akibatnya, terjadi peningkatan aliran darah di tubuh, sehingga menimbulkan kemerahan dan penyakit kulit seperti terbakar. Gejala tersebut umumnya terjadi di kaki maupun tangan.Selain kemerahan dan nyeri seperti terbakar, penderita juga dapat mengeluhkan gatal, kulit teraba lebih hangat, kesemutan, pembengkakan, dan keringat berlebih.

BACA JUGA:Saat Lupa Sujud Sahwi Karena Lupa Rakaat, Apakah Sholatnya Tetap Sah? Ini Kata Ustaz Abdul Somad

Penyakit kulit seperti terbakar ini bersifat kronis dan tidak bisa sembuh. Artinya, gejalanya dapat hilang dan timbul kembali saat suhu tubuh meningkat, misalnya karena olahraga, memakai pakaian ketat atau terlalu tebal, cuaca panas, mengonsumsi alkohol maupun makanan pedas, serta mengalami dehidrasi.Namun, perawatan yang tepat dapat membantu meringankan gejala dan mencegah kekambuhan eritromelalgia.

6. Pemfigus vulgaris
Normalnya, sistem kekebalan tubuh menghasilkan antibodi guna melawan serangan virus dan bakteri. Namun, pada penderita pemfigus vulgaris, yang rata-rata berusia 50–60 tahun, antibodi menyerang sel kulit dan selaput lendir yang sehat. Akibatnya, penyakit kulit seperti terbakar berbentuk lepuhan yang mudah pecah timbul di mulut dan bagian tubuh lain, termasuk kelamin.

Lepuhan karena pemfigus vulgaris sangat rentan pecah dan disertai nyeri hebat seperti terbakar. Kulit yang mengalami lepuhan dan telah pecah lebih rentan terinfeksi. Jika lepuhan terjadi dalam mulut dan tenggorokan, penderita bisa saja kesulitan untuk makan dan menelan makanan.

BACA JUGA:Saat Lupa Sujud Sahwi Karena Lupa Rakaat, Apakah Sholatnya Tetap Sah? Ini Kata Ustaz Abdul Somad

Meskipun lepuhan akibat pemvigus fulgaris bisa hilang dengan sendirinya, pengobatan tetap dibutuhkan untuk mempercepat penyembuhan dan mencegah kekambuhan. Pengobatan juga diperlukan untuk mencegah infeksi yang bisa mengancam jiwa, seperti sepsis.

7. Pemfigoid bulosa
Pemfigoid bulosa adalah penyakit kulit langka yang menyerang sistem imun tubuh. Namun, berbeda dengan pemphigus vulgaris, pemfigoid bulosa ditandai dengan ruam merah atau kehitaman yang gatal dan kebanyakan menyerang lansia. Ruam bisa berkembang selama berminggu-minggu dan membentuk lepuhan yang membesar. Pada kasus yang parah, lepuhan bahkan bisa menutupi sebagian besar kulit, hingga ke dalam mulut.

Pemfigoid bulosa memang bisa hilang dengan sendirinya, tetapi butuh waktu bertahun-tahun, Oleh karena itu, obat-obatan dibutuhkan guna menyembuhkan lepuh, mengurangi rasa gatal, hingga mencegah timbulnya lepuhan baru dan infeksi kulit.

BACA JUGA:Weton Pilihan yang Dilindungi oleh Khodam Macan Gunung Semeru

Penanganan Penyakit Kulit Seperti Terbakar
Cara menangani penyakit kulit seperti terbakar disesuaikan dengan masing-masing penyebab yang mendasarinya. Berikut ini adalah penjelasannya:

Perawatan rumahan
Jika penyakit kulit terbakar disebabkan oleh gigitan serangga, khususnya karena gigitan tomcat, cucilah bagian tubuh yang terpapar racun serangga menggunakan air bersih dan sabun. Lalu, kompres dingin area kulit yang terkena racun serangga dan oleskan salep atau krim yang mengandung kortikosteroid untuk mengurangi peradangan.

Pada eritromelalgia yang sering kambuh, beberapa cara tanpa pengobatan bisa dilakukan, seperti beristirahat di tempat yang sejuk, menggunakan AC atau kipas angin ketika di dalam ruangan, hingga mengompres dingin kulit yang nyeri.

Pemberian obat
Konsumsi obat yang dijual bebas, seperti ibuprofen dan naproxen, juga dapat dilakukan untuk meringankan sakit karena penyakit kulit seperti terbakar. Namun, bila konsumsi obat tersebut belum mampu mengatasi keluhan, pasien memerlukan obat dengan jenis dan efektifitas yang lebih tinggi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: