Jangan Lengah! Waspadai Stroke Infark yang Mengancam Usia Muda
penanganan stroke infark perlu dilakukan sedini mungkin guna mencegah kerusakan parah pada otak dan komplikasi stroke. --
BENGKULUEKSPRESS.COM - Stroke infark atau infark serebral adalah kondisi ketika aliran darah di otak terhambat, sehingga menyebabkan kerusakan jaringan otak. Kerusakan ini terjadi karena jaringan otak tidak mendapatkan cukup oksigen. Tanpa oksigen yang memadai, sel dan jaringan otak akan mengalami kerusakan dan mati.
Stroke infark disebut juga sebagai Stroke iskemik atau Stroke non-hemoragik. Berbeda dengan Stroke hemoragik, Stroke infark tidak disebabkan oleh perdarahan. Kondisi ini merupakan dampak dari kurangnya pasokan oksigen ke otak yang disebabkan oleh adanya hambatan di pembuluh darah arteri otak. Stroke infark merupakan jenis Stroke yang paling banyak terjadi. Diperkirakan sekitar 80–90% dari seluruh kasus Stroke di seluruh dunia disebabkan oleh Stroke jenis infark atau iskemik.
BACA JUGA:Begini Cara Tepat Menghitung Denyut Nadi Normal
Ada beberapa kondisi yang dapat meningkatkan risiko seseorang mengalami stroke infark, mulai dari diabetes, hipertensi, penyakit jantung, kolesterol tinggi, obesitas, hingga gaya hidup kurang sehat, seperti sering merokok dan mengonsumsi alkohol. Selain itu, penyakit autoimun seperti sindrom antifosfolipid juga dapat meningkatkan risiko terjadinya stroke pada usia muda.
Mengenali Gejala Stroke Infark
Stroke merupakan kondisi darurat medis, sehingga perlu penanganan yang cepat dan tepat. Tindakan penanganan dini dalam stroke infark dapat meminimalkan kerusakan otak dan menurunkan risiko komplikasi. Berikut ini adalah beberapa tanda dan gejala stroke yang perlu Anda waspadai:
1. Tubuh terasa lemah dan sulit digerakkan
Salah satu gejala utama stroke adalah lumpuh atau melemahnya otot pada anggota gerak tubuh, seperti tungkai dan lengan. Kondisi ini membuat penderitanya sulit menggerakkan salah satu sisi tubuh. Selain itu, gejala melemahnya otot tubuh juga bisa muncul beserta keluhan lain, seperti kesemutan atau mati rasa. Keluhan ini umumnya muncul secara mendadak. Misalnya, salah satu tangan tidak mampu menggenggam erat.
BACA JUGA:Percepatan Penurunan Stunting: Pemkab Mukomuko Laksanakan Rembuk Stunting 2024
2. Sulit berbicara
Tak hanya anggota gerak tubuh, stroke juga ditandai dengan melemahnya otot wajah. Hal ini menyebabkan penderitanya sulit berbicara, berekspresi, dan bahkan sulit memahami ucapan orang lain serta tidak dapat merespons percakapan dengan baik.
3. Gangguan penglihatan
Stroke juga bisa menimbulkan dampak pada penglihatan. Anda bisa saja tiba-tiba merasa sulit melihat atau mengalami gangguan penglihatan pada satu maupun kedua mata.
4. Sulit berjalan
Stroke infark juga ditandai dengan pusing mendadak, sehingga penderitanya kehilangan keseimbangan atau koordinasi saat berjalan. Stroke juga dapat menyebabkan penderita sulit menggerakkan tungkai dan kaki, sehingga sulit untuk berjalan. Jika sudah menyebabkan kelumpuhan, stroke bisa membuat Anda tidak dapat berjalan sama sekali.
BACA JUGA:Jangan Langsung Gosok Gigi Saat Bangun Tidur, dr Zaidul Akbar Sarankan Minum Ini
5. Sakit kepala berat
Sakit kepala parah yang muncul secara tiba-tiba, terlebih jika disertai gejala lain seperti muntah, pusing, atau penurunan kesadaran, dapat menjadi pertanda bahwa Anda mengalami stroke.
Langkah Penanganan Stroke Infark
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, penanganan stroke infark perlu dilakukan sedini mungkin guna mencegah kerusakan parah pada otak dan komplikasi stroke. Semakin cepat stroke ditangani, peluang untuk pulih dan sembuh akan semakin tinggi. Sebaliknya, jika dibiarkan terlalu lama tanpa penanganan, stroke bisa menyebabkan kerusakan permanen pada otak.
Oleh karena itu, Anda perlu segera memeriksakan diri ke dokter ketika mengalami gejala stroke, baik stroke infark ataupun stroke hemoragik. Untuk mengobati stroke infark, dokter dapat melakukan beberapa penanganan berikut ini:
BACA JUGA:Bagaimana Pandangan Islam Terhadap Pendakwah yang Merokok? Ini Kata Buya Yahya
Terapi oksigen
Di rumah sakit, dokter akan memberikan oksigen bila jumlah oksigen di dalam tubuh penderita berkurang. Jika penderita mengalami penurunan kesadaran atau koma dan tidak dapat bernapas secara normal, dokter mungkin akan memberikan napas bantuan melalui intubasi dan memasang alat ventilator.
Pemberian obat-obatan
Untuk mengatasi penyumbatan aliran darah yang menyebabkan terjadinya stroke infark, dokter perlu memberikan obat-obatan yang meliputi obat antikoagulan atau pengencer darah seperti aspirin dan warfarin, serta obat trombolitik untuk mengatasi penyumbatan di pembuluh darah otak, misalnya obat golongan recombinant tissue plasminogen activator (r-tPA).
Obat-obatan ini perlu diberikan secepatnya, paling lambat dalam waktu 4,5–6 jam setelah gejala stroke infark muncul. Sementara itu, obat pengencer darah efektif diberikan dalam waktu 24–48 jam setelah gejala stroke muncul.
BACA JUGA:Bolehkah Menahan Kentut Saat Sholat? Berikut Penjelasan Ustaz Adi Hidayat
Dokter juga mungkin akan memberikan obat-obatan lain, seperti obat antihipertensi untuk mengontrol tekanan darah pasien dan obat untuk mempertahankan fungsi otak (neuroprotektor), seperti citicoline.
Operasi
Jika terdapat gumpalan atau bekuan darah yang berukuran besar dan tidak dapat sepenuhnya dihancurkan dengan penyuntikan RtPA, penanganan dapat dilanjutkan dengan operasi. Selain operasi, dokter juga bisa melakukan pemasangan ring atau stenting di pembuluh darah otak untuk menghancurkan penyumbatan di pembuluh darah otak dan menjaga aliran darah otak tetap lancar.
Fisioterapi dan terapi okupasi
Setelah stroke infark ditangani, penderita perlu menjalani perawatan selama beberapa hari di rumah sakit untuk dipantau perkembangan kondisinya. Jika stroke infark menyebabkan kelumpuhan atau kelemahan anggota gerak, dokter biasanya akan menganjurkan pasien untuk melakukan fisioterapi atau terapi okupasi.
BACA JUGA:Jalan Datangnya Rezeki Bagi Seseorang, Al Qur'an Sebut Ada 8 Pintu Rezeki
Beberapa Cara untuk Mencegah Stroke Infark
Upaya pencegahan stroke bisa dilakukan dengan beberapa cara berikut ini:
1. Mengontrol tekanan darah
Salah satu hal terpenting yang dapat Anda lakukan untuk mengurangi risiko stroke adalah menjaga agar tekanan darah normal. Jika Anda pernah mengalami stroke, usahakan agar tekanan darah Anda tetap stabil guna mencegah serangan stroke berikutnya.
2. Mengonsumsi buah dan sayuran
Konsumsi buah atau sayuran minimal 5 porsi setiap hari untuk mengurangi risiko stroke. Selain sayur dan buah, disarankan untuk mengonsumsi produk gandum utuh, kacang-kacangan, dan biji-bijian. Asupan serat yang tinggi dari makanan tersebut dapat mengurangi kolesterol, sehingga risiko terjadinya penyumbatan pada pembuluh darah otak bisa berkurang.
3. Mempertahankan berat badan yang sehat
Berat badan berlebih merupakan salah satu faktor yang dapat meningkatkan risiko stroke dan berbagai masalah kesehatan lain, seperti penyakit kardiovaskular dan diabetes. Oleh karena itu, Anda dianjurkan untuk berolahraga secara rutin setidaknya 30 menit setiap harinya.
4. Membatasi konsumsi makanan tinggi kolesterol dan lemak jenuh
Makanan tinggi kolesterol dan lemak jenuh dapat menyebabkan penumpukan lemak atau plak pada pembuluh darah arteri Anda. Oleh karena itu, konsumsinya harus dibatasi. Konsultasikan ke dokter atau ahli gizi, jika Anda sulit menurunkan tingkat kolesterol hanya melalui pola makan.
Hal yang tak kalah penting adalah Anda harus rajin berolahraga, mengelola stres dengan baik, menghindari penggunaan obat-obatan terlarang, dan berhenti merokok. Apabila Anda mengalami gejala stroke infark, segera periksakan diri ke dokter untuk mendapatkan penanganan medis secepatnya.(**)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: