Dijamin Rajin Ibadah, Gus Baha Jelaskan Singkat Tentang Surga dan Neraka

BENGKULUEKSPRESS.COM- Gus Baha menyatakan bahwa dalam Islam, kaum Muslimin diharapkan untuk mengikuti segala perintah Allah SWT agar dapat masuk surga dan menjauhi larangan-Nya untuk menghindari neraka.

Namun, dalam ilmu tasawuf, Gus Baha juga menegaskan bahwa konsep bertakwa kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala tidak hanya terbatas pada motivasi untuk mencapai surga dan menghindari neraka.

Tasawuf mengajarkan untuk mencapai kedekatan spiritual dengan Allah, mengembangkan kesadaran akan kehadiran-Nya dalam setiap aspek kehidupan, dan menjalani hidup dengan kesadaran diri yang mendalam tentang perintah dan larangan-Nya.

BACA JUGA:Bagaimana Hukum Memiliki Khodam dalam Islam? Ini Kata Ustaz Adi Hidayat, Gus Baha dan Buya Yahya

BACA JUGA:Kenapa Perempuan Lebih Banyak Masuk Neraka Dibanding Laki-laki? Gus Baha: Karena Berbuat Ini

"Dalam disiplin ilmu tasawuf, menurut Imam Al Ghazali, representasi Alquran tentang surga neraka itu hanyalah gambaran 'litaqribil afham', gambaran untuk mendekatkan pemahaman logika manusia," terang Gus Baha.

"Karena Alquran adalah kalam Allah yang qodim, ketika turun ke level hawadits, tentu dengan menggunakan bahasa hawadits," kata Gus Baha.

"Neraka dengan bermacam kepedihan adzabnya merupakan simbol perwujudan dari sukhtullah (kemurkaan Allah), dan surga dengan gelimang nikmatnya adalah sebagai perwujudan dari simbol ridho Allah. Itu saja hakikatnya," tambah Gus Baha.

Gus Baha mengajarkan umat Islam untuk berpikir dengan logika yang benar dalam melakukan kebaikan dan ibadah.

Menurut Gus Baha, tindakan baik dan ibadah seharusnya murni dilakukan atas dasar iman, syukur, cinta, pengagungan, serta kerinduan akan keridhoan Allah semata.

Hal ini berbeda dengan orientasi yang hanya memikirkan surga, neraka, atau keuntungan duniawi semata.

BACA JUGA:Cukup Amalkan Amalan Ini, Semua Penyakit Sembuh, Ijazah dari Gus Baha

BACA JUGA:Cukup Amalkan 3 Amalan Ini, Gus Baha: Rezeki Melimpah dan Dosa Besar Dihapuskan

Gus Baha menyarankan agar setiap Muslim kembali kepada ajaran tasawuf dengan memahami secara mendalam kalimah munajat, "Ilahi anta maqsudi wa ridhoka matlubi" (Wahai Allah, Engkaulah tujuanku dan keridhaan-Mu adalah yang aku harapkan).

Sumber: