Menurut Para Ahli, Begini 10 Cara Menjemur Bayi yang Benar
Ketika hendak menjemur bayi, pastikan kamu menghindari saat di mana matahari memancarkan sinar ultraviolet tertinggi.--
BENGKULUEKSPRESS.COM - Menjemur bayi memang telah menjadi salah satu tradisi turun temurun di Indonesia. Pasalnya, menjemur bayi dapat memberikan banyak manfaat untuk tumbuh kembang sang buah hati. Sayangnya, tidak semua pasangan memahami cara menjemur bayi yang benar.
Lantaran ingin membantu tumbuh kembang si kecil, pasangan yang tidak memahami cara menjemur bayi yang benar lebih berisiko menyebabkan kerusakan kulit pada bayi hingga kanker di kemudian hari. Lantas, seperti apa cara menjemur bayi yang benar?
BACA JUGA:Ternyata Hidrosefalus Bisa Dideteksi Secara Dini Sejak Dalam Kandungan
Menjemur bayi baru lahir
Paparan sinar matahari dipercaya oleh para tenaga medis sebagai sumber utama dalam membantu sintesis vitamin D pada tubuh manusia. Dianggap memenuhi hampir 90% dari kebutuhan harian vitamin D, Menjemur bayi yang baru lahir dinilai dapat membantu mengurangi risiko kelainan pertumbuhan tulang pada anak.
Sebaliknya, menurut American Academy of Pediatrics (AAP), bayi yang baru lahir harus dilindungi dari sinar matahari. Ia menambahkan bahwa kebutuhan vitamin D harus dipenuhi dengan memenuhi asupan yang bernutrisi daripada melakukan aktivitas seperti Menjemur bayi yang baru lahir.
Tentu saja hal ini tidak berarti bahwa seseorang dilarang Menjemur bayi melainkan menyarankan para orang tua untuk lebih cermat, dan memperhatikan faktor lain seperti asupan nutrisi.
BACA JUGA:Mencari Mobil Listrik Dengan Desain Futuristik, Coba Lirik Dulu Mobil BYD Fregate
Manfaat menjemur bayi baru lahir
Menurut studi yang dilakukan oleh University College of Medical Sciences tahun 2017, memperoleh lebih banyak vitamin D adalah manfaat utama dari menjemur bayi. Ketika kebutuhan akan vitamin D yang berperan dalam membantu penyerapan kalsium tercukupi maka, bayi memperoleh banyak manfaat lainnya seperti berikut ini:
Memperkuat tulang dan gigi
Meningkatkan hormon serotonin
Meningkatkan insulin dalam tubuh
Menjaga kesehatan otot-otot
Membangun sistem imun tubuh yang kuat
Membantu regulasi produksi melatonin
Mencegah diabetes di kemudian hari
Mencegah tekanan darah tinggi dan autoimun
Mencegah berbagai penyakit akibat kekurangan vitamin D
BACA JUGA:Mobil Aerodinamis Hyundai Stargazer 2024, Pilihan Kendaraan Aman Dan Mewah
Selain beberapa manfaat di atas, menjemur bayi dikatakan dapat membantu mengatasi penyakit kuning ringan. Meskipun banyak penelitian yang menyangkal hal tersebut, beberapa diantaranya menganggap sinar matahari dapat membantu memecah bilirubin atau senyawa yang menyebabkan kulit bayi baru lahir menguning.
Namun, menjemur bayi dengan cara yang salah berisiko menyebabkan kerusakan kulit hingga kanker kulit. Oleh karena itu, pasangan yang ingin menjemur bayi harus mengetahui cara menjemur bayi yang benar.
10 Cara menjemur bayi yang benar
Selain menyebabkan kerusakan hingga kanker kulit, kesalahan dalam menjemur bayi di bawah sinar matahari yang mengandung ultraviolet dapat memicu kerusakan sel dan untai deoxyribonucleic acid (DNA).
BACA JUGA:Resep Glowing Tanpa Bubuk Kopi, Coba Pakai Tepung Ini
Ditambah lagi, sinar ultraviolet yang bersifat imunosupresif diterima oleh kulit bayi yang sangat sensitif. Tidak jarang, kesalahan menjemur bayi di bawah sinar matahari dengan ultraviolet yang tinggi dapat mencetuskan reaksi penyakit autoimun seperti lupus.
Jadi, pastikan kamu memahami cara menjemur bayi yang benar agar terhindar dari kesalahan yang umumnya terjadi. Berikut adalah cara menjemur bayi yang benar:
1. Pilihlah waktu yang tepat
Ketika hendak menjemur bayi, pastikan kamu menghindari saat di mana matahari memancarkan sinar ultraviolet tertinggi. Kamu bisa menjemur bayi di pagi hari (di bawah pukul 10 atau antara pukul 7 hingga 10 pagi) atau di sore hari (di atas 4 sore).
2. Batasi durasi waktu saat menjemur bayi
Kulit bayi memang dikenal sangat sensitif. Agar kamu tidak merusak membran kulit yang menyebabkan iritasi kulit, kamu dapat menjemur bayi selama 10 hingga 30 menit.
BACA JUGA:Diskon Akhir Tahun, Inilah Pilihan Mobil Segmen LMPV
3. Pilih pakaian yang tepat
Hingga saat ini pemilihan pakaian kerap kali menjadi perdebatan dalam cara menjemur bayi yang benar. Beberapa studi menyarankan agar bayi tetap mengenakan pakaian sementara yang lain tidak. Jika bayi mengenakan pakaian, pastikan kamu memberikan pakaian yang tipis. Sebaliknya, jika kamu memutuskan untuk melepas pakaian bayi, ingatlah bahwa bayi memiliki kulit yang sensitif.
4. Gunakan penutup atau pelindung mata
Entah itu mengenakan pakaian entah tidak mengenakan pakaian, selalu lindungi mata bayi dengan penutup mata. Hal ini dilakukan untuk menghindari kemungkinan kerusakan pada mata si kecil.
5. Gunakan pelindung kepala
Sama halnya dengan pelindung mata, pastikan kamu juga menutupi kepala bayi yang sedang di jemur. Kamu bisa memasangkan topi atau menutupi kepala dengan kain.
6. Pilih tempat yang sesuai
Tidak harus selalu di tempat terbuka, ada baiknya jika kamu menjemur bayi dalam ruangan, terutama ketika cuaca sedang berangin yang berisiko terhadap masuknya debu ke mata bayi.
Jika kamu memilih untuk menjemur dalam ruangan, pastikan ruangan memiliki akses sinar matahari yang cukup dan memiliki jendela kaca yang transparan.
BACA JUGA:SUV Listrik Cina Terlaris Di Pasaran, Berikut Fitur Dan Kelebihan XPENG G6
7. Beri perhatian ekstra untuk bayi prematur
Cara menjemur bayi yang benar untuk bayi prematur dapat berbeda dengan bayi lahir normal. Bayi prematur memiliki kesulitan dalam menyesuaikan diri terhadap suhu tertentu sehingga dapat berbahaya bagi tubuh. Oleh karena itu, agar suhu tubuhnya tetap stabil, jauhi sinar matahari langsung pada periode awal kelahiran atau selama beberapa minggu pertama.
8. Perhatikan sensitivitas kulit bayi
Bagi beberapa bayi, kulit mereka dinyatakan jauh lebih sensitif dari tingkat sensitivitas bayi pada umumnya. Jika kamu memiliki bayi dengan kondisi kulit seperti ini, akan lebih baik bila kamu melakukan konsultasi dengan dokter terkait menjemur bayi di bawah sinar matahari.
Selain kulit menjadi kering dan mengelupas, bayi dengan sensitivitas tinggi memiliki risiko yang lebih tinggi untuk mengalami ruam, iritasi, hingga kerusakan pada kulit.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: