4 Weton Menurut Primbon Jawa yang Disebut Paling Jujur Sejak Lahir

BENGKULUEKSPRESS.COM - Dalam kehidupan masyarakat Jawa, ada sebuah kitab yang dijadikan pedoman dalam bersikap yakni kitab bertajuk Primbon Jawa.Primbon Jawa menjadi kitab yang kemudian bisa digunakan untuk mengidentifikasi watak, jodoh, rejeki, dan lain sebagainya.

BACA JUGA:Ini Dia Ciri-ciri Hamil Anak Perempuan yang Sering Dipercaya

Semua prediksi dalam Primbon Jawa biasanya mengacu pada weton atau hari kelahiran seseorang lengkap dengan pasaran yang ternyata beberapa dikenal jujur sejak lahir.Dijelaskan bahwa di dalam kitab Primbon terdapat setidaknya empat weton yang memiliki watak jujur sejak lahir.

Menurut Primbon Jawa, ada empat weton jujur tanpa basa-basi. Memiliki watak jujur, bicara terus terang, tanpa bermaksud menyakiti perasaan orang lain.

BACA JUGA:Berminat Beli Mobil Listrik Di Akhir Tahun? Berikut Harga Mobil Listrik di Indonesia Desember 2023

Tak hanya disebut jujur, empat weton yang sedang ini juga dijelaskan memiliki sikap tulus dalam melakukan apapun.Salah satunya ketika memberikan nasihat maupun pendapat. Sehingga banyak orang sengaja meminta saran dan kritik dari mereka karena dipandang tidak memihak. Mereka jujur dan tulus dalam memberikan nasehat serta pendapat.

BACA JUGA:Jelang Akhir Tahun, Berikut Pilihan Mobil Paling Murah Di Indonesia

Adapun empat weton yang disebut jujur sejak lahir dan selalu tulus dalam memberikan nasehat serta pendapat pada orang di sekitarnya adalah Minggu Pahing, Sabtu Legi, Rabu Wage, dan juga Senin Pon. Dari keempat weton yang disebut punya kejujuran tinggi sejak lahir tersebut, adakah yang merupakan weton yang kamu miliki?

Tentunya patut disyukuri, sebab kejujuran di era seperti sekarang masih menjadi sikap yang langka dan bahkan nyaris punah.Tidak sedikit yang berusaha menutupi kejujuran hanya demi mendapat dukungan, simpati, dan tujuan-tujuan lain yang sifatnya personal.

BACA JUGA:Budget Rp 59 Jutaan, Berikut Harga Mobil LMPV Bekas Per Desember 2023

Akan tetapi, kejujuran tersebut tentu perlu diolah sedemikian rupa agar bisa disampaikan dengan bahasa yang baik. Sebab kelewat jujur kadang kala bisa menyakiti perasaan lawan bicara. (**)

Sumber: