Hariyanto Suguhkan Kopi Indonesia di London dengan Konsep Angkringan

Hariyanto Suguhkan Kopi Indonesia di London dengan Konsep Angkringan

Hariyanto Radiman tengah melayani sejumlah pembeli kopi pada perhelatan "Pasar Rakyat" perayaan HUT ke-78 Republik Indonesia di Queens Park Community School, London, Inggris. (ANTARA/Ahmad Faishal)-(foto: istimewa/bengkuluekspress.disway.id)-

Salah satu tujuan terbesar Hariyanto dalam menjajakan kopi di lapak miliknya memang menjembatani dan membantu para pedagang biji kopi dari Indonesia agar dapat mengekspor komoditas mereka kepada pihak-pihak penampung di London. Ia mengaku bisa memberikan panduan bagi para pengekspor biji kopi Indonesia untuk memilih dan memilah pasar yang tepat di kota tersebut. Menurutnya, selama ini kopi Indonesia memiliki citra yang baik di Inggris khususnya London karena berkualitas wahid.

BACA JUGA:Dukung Pertumbuhan dan Perkembangan UMKM di Pedesaan, Bank KB Bukopin Salurkan KUR Untuk Petani

"Saya paham dengan orang-orang yang punya kebun kopi di Indonesia karena pernah survei ke lokasi, tahu cara bertani, serta prosesnya. Hanya, kebanyakan petani atau pedagang biji kopi stuck, tidak tahu gimana cara ekspor dan mencari pelanggan di sini," katanya.

Soal kualitas dan rasa, ia berani memberikan jaminan bahwa biji kopi dari Indonesia tidak kalah bila disandingkan dengan biji kopi semisal dari Kolombia, Brasil, Guatemala, atau Ethiopia yang turut meramaikan pasar di sana. Sedangkan perihal kuantitas, Hariyanto menilai memang masih banyak hal yang perlu dicermati agar biji-biji kopi lokal Indonesia dapat lebih masif tersebar di berbagai pasar Kota London.

"Sudah terbukti bahwa saya masih eksis menjual kopi Indonesia hingga saat ini. Orang-orang di sini selalu datang lagi dan lagi untuk menikmati cita rasa kopi Indonesia yang sudah mereka cicip. Kopi Indonesia saya jamin tidak kalah, walau memang agak susah mencarinya karena kemungkinan pengiriman barang dari sana ke sini agak berbeda dengan negara lain," imbuhnya.

Bisa dipastikan Hariyanto akan langsung melakukan pembelian dalam jumlah tertentu ketika biji-biji kopi pilihan dari Indonesia tiba di London. Ia harus memesan sedikitnya 15 kilogram biji kopi sepekan sebelum berpartisipasi dalam sebuah bazar atau festival makanan. Sedangkan untuk berjualan harian, ia terbiasa memesan sebanyak 20 kilogram biji kopi setiap dua pekan sekali.

"Karena kalau memesan lebih dari dua pekan, maka biji kopi sudah tidak segar lagi. Jadi, saya berusaha ketika biji kopi dibuka dari tempatnya maka rasanya tetap crispy, enak, dengan aroma wangi. Kalau terlalu banyak memesan satu karung atau sebanyak 60 kilogram biji kopi, maka malah tidak akan enak hasilnya," bebernya.

Kembali ke Tanah Air

Merasakan manis getir kehidupan dalam mengupayakan berbagai masakan tradisional dan kopi Indonesia di daratan Inggris, Hariyanto tak pernah melupakan Tanah Air yang masih mengisi setiap relung sanubari. Apalagi ia pun berniat untuk melebarkan sayap usaha kopi miliknya hingga ke kawasan Living World dan Seminyak Square, Bali.

"Dulu saat kali pertama tinggal di sini kemudian bisa menghasilkan uang sendiri, saya masih berpikir untuk apa kembali ke Indonesia. Mimpi untuk kembali ke Tanah Air sepertinya semakin jauh. Tetapi saya berpikir untuk settle di Indonesia," jelas Hariyanto yang sempat berkunjung ke Indonesia pada akhir tahun lalu.

Ia mengaku masih menanti kedua putri yang berusia 19 tahun dan 23 tahun untuk lulus dari universitas, sebelum memutuskan hijrah ke Indonesia dan menjejakkan bisnis kopinya. Nantinya, konsep kopi dengan lapak angkringan tetap ia terapkan ketika memulai usaha kopi di Bali yang melibatkan staf dan pekerja lokal.

"Di Indonesia itu enak bila mempunyai steady income karena sekarang harga kopi di sini hampir sama dengan di Indonesia. Rencana paling sempurna adalah ketika musim dingin saya ada di Indonesia, sedangkan musim panas saya berada di London. Jadi, saya selalu mendapatkan sinar matahari," katanya tertawa lepas dari balik mesin kopi kesayangannya.

Tanpa mengendurkan keterampilan meracik takaran kopi, Hariyanto tetap menebarkan sapaan hangat dan melambungkan sungging senyum kepada setiap pelanggan yang masih setia mengantre di depan lapak kopinya. Di balik raut bahagia itu, membuncah segudang harapan Hariyanto bahwa kelak ia akan menikmati masa tua yang menyenangkan lewat kegemarannya meracik kopi di bawah naungan kehangatan sinar mentari.

"Selama saya bisa survive, tentu saja saya senang dengan apa yang telah saya capai," tutupnya.(**)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: