Begini Sejarah Terbentuknya Paskibraka, Bermula dari Tahun 1946 di Yogyakarta
kehadiran Paskibraka juga dibutuhkan dalam segala perayaan kemerdekaan, baik di lingkup kecamatan, kabupaten/kota, maupun tingkat provinsi, termasuk di lembaga pemerintah pusat dan perwakilan Indonesia di luar negeri.--
BACA JUGA:Ingin Rezeki Mendarat dengan Mulus, Syekh Ali Jaber: Lakukan Amalan ini
Upacara tersebut berjalan sukses, dan Bung Karno terlihat puas dengan penampilan para petugas pengerek bendera pusaka. Dia memuji kinerja ajudannya tersebut, yang kemudian dikenal sebagai Bapak Paskibraka. Tampilan seragam seperti itu untuk petugas pengerek bendera pusaka terus dipertahankan selama ibu kota negara berada di Yogyakarta hingga awal tahun 1950.
Diperkenalkannya istilah paskibraka
Pada kenyataannya, istilah "Paskibraka" baru diperkenalkan pada tahun 1973 oleh Idik Sulaeman, adik dari Husein Mutahar. Ketika Soeharto menjadi Presiden pada tahun 1967, Mutahar dipercaya kembali untuk merancang prosedur pengibaran bendera pusaka.
BACA JUGA:Cara Sekaligus Biaya Transfer Dari DANA Ke Bank dan Sesama Pengguna
Pada saat itu, bendera pusaka disimpan agar tetap otentik, dan digantikan oleh duplikat berbahan sutra. Mutahar diangkat menjadi Direktur Jenderal Urusan Pemuda dan Pramuka, di bawah Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Saat itulah pengelompokan petugas Paskibraka dilakukan berdasarkan tugas dan fungsinya. Ada tiga kelompok petugas Paskibraka yang melambangkan tanggal Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945. Pertama adalah Kelompok 17, terdiri dari 25 orang yang bertugas sebagai pengiring atau pemandu, yang dipimpin oleh seorang komandan kelompok.
Kemudian ada Kelompok 8, yang terdiri dari delapan anggota Paskibraka yang menjadi pembawa bendera atau inti, dengan seorang komandan kelompok dan empat anggota TNI yang menjaga di sisi kiri dan kanan barisan.
BACA JUGA:10 Rekomendasi E-Wallet Indonesia Terbaik dan Terpopuler 2023
Terakhir, ada Kelompok 45, yang bertugas sebagai pengawal, terdiri dari 45 anggota TNI atau Polri yang bersenjata lengkap, dibagi dalam empat kelompok yang masing-masing dipimpin oleh seorang komandan regu. Ketiga kelompok inilah yang bertanggung jawab pada saat acara peringatan momen proklamasi di Istana Merdeka.(**)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: