Menempatkan Gen-Z Sebagai Agen Pemilu Bersih

Menempatkan Gen-Z Sebagai Agen Pemilu Bersih

Politikus muda Faldo Maldini, Tsamara Amany, dan Dara Adinda Kesuma di Gedung Mahkamah Konstitusi, Jakarta, Rabu (16/10/2019).- ANTARA FOTO/Dyah Dwi Astuti-

BENGKULUEKSPRESS.COM - Tahapan Pemilihan Umum Serentak 2024 sudah berjalan cukup panjang yang dimulai sejak 14 Juni 2022 lalu. Tidak lama lagi hari pemungutan pun digelar, yakni pada 14 Februari 2024.

Memang, gegap gempita pesta demokrasi belum sepenuhnya dirasakan di tengah masyarakat karena tahapan penyelenggaraan yang bersentuhan langsung dengan masyarakat sesungguhnya belum digelar.

Tahapan yang biasanya menyedot perhatian yakni mulai dari pencalonan dan penetapan calon presiden wakil presiden maupun anggota legislatif, tahapan kampanye, hari pemungutan suara, rekapitulasi hasil pemilihan, hingga ketika penetapan presiden wakil presiden serta anggota legislatif terpilih.

Meskipun belum benar-benar dirasakan di tengah masyarakat dan kampanye belum berlangsung, sesungguhnya pesta demokrasi beserta intrik-intriknya sudah mulai mengemuka, utamanya di jagat digital atau dalam jaringan (daring).

Hal itu karena para kandidat, baik secara langsung atau pun lewat simpatisan mereka,  sudah mulai mengenalkan, mendekatkan, dan mengakrabkan diri kepada masyarakat.

Pengenalan diri kandidat lewat media daring saat ini menjadi lebih masif mengingat perkembangan teknologi satu dekade terakhir begitu pesat. Hampir setiap orang kini memiliki gawai dan akun media sosial, bahkan tak jarang punya lebih dari satu.

Tentunya, memperkenalkan diri, visi, dan misi calon kandidat lewat media daring dinilai lebih efektif dilakukan oleh peserta pemilu, pendukung, serta simpatisan. Sebab, cara-cara itu lebih cepat tersampaikan, menjangkau lebih banyak orang, dan lebih mudah dibandingkan harus mengumpulkan massa dalam jumlah besar.

Sampai saat ini, tahapan-tahapan pemilu berjalan dengan baik, kondusif, dan aman. Akan tetapi, menurut Pakar politik Dr Panji Suminar, hal tersebut tidak menjamin ke depannya akan tanpa ada riak. Tetap ada kendali karena setiap pasti ada persaingan, gesekan, serta ada yang menang atau kalah.

Kondisi-kondisi tersebut bisa menjadi faktor-faktor pemicu gangguan terhadap upaya penyelenggaraan pemilu yang aman, damai, dan bisa menggerus berbagai kegembiraan yang seharusnya ada dalam pesta demokrasi.

Oleh karena itu, ada yang perlu jadi perhatian penting agar pemilu berjalan sesuai tujuannya, antara lain, media daring perlu menjadi perhatian. Saat ini, media daring membuat informasi mudah mengalir dan meluas, di sana juga tempatnya berkumpul dan beraktivitas banyak warganet.

Dalam media daring pula tidak hanya informasi saja yang mudah terdistribusi, tetapi hoaks, ujaran kebencian, politik identitas  dan hal negatif lainnya. Semua itu dapat menjadi percikan api perusak pesta demokrasi, apalagi kabar tersebut dapat tersebar dengan mudah.

Berdasarkan kondisi tersebut, menjaga jagat media daring agar tetap kondusif serta menjadi salah satu fondasi terciptanya pemilu aman, damai dan gembira, merupakan ikhtiar yang harus dilakukan.

Generasi Z

Panji Suminar mengatakan Generasi Z kini menempati porsi besar dari total penduduk Indonesia yakni sekitar 25-35 persen. Gen Z pun juga jadi penduduk terbesar di media sosial karena dunia daring memang zaman mereka yang terlahir pada kurun 1997-2012 itu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: