Ngeri! Suhu Mendidih Bisa Jadi Tanda 'Kiamat' Semakin Dekat

Ngeri! Suhu Mendidih Bisa Jadi Tanda 'Kiamat' Semakin Dekat

Suhu panas dan cuaca ektrem dalam beberapa waktu terakhir bisa jadi merupakan tanda-tanda kiamat makin dekat--istimewa

BENGKULUEKSPRESS.COM -  Belakangan masyarakat di penjuru dunia tengah diterjang 'suhu neraka'. Hal yang tidak biasa ini tengah menjadi perbincangan hangat dunia terkini. Beberapa negara pun mencapai rekor suhu terpanas dalam sepekan terakhir.

Bangladesh merupakan negara yang tembus di atas suhu 50 derajat celcius. Tepatnya di Kumarkhali, Kushtia dengan suhu 51,2 derajat celcius pada 17 April 2023.

Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mencatat ada 10 kota terpanas di Asia lainnya terjadi sebagian besar di Myanmar dan India. Menurut BMKG, hal ini terjadi karena gelombang panas atau heatwave tengah melanda Asia. Indonesia disebut tidak mengalami heatwave, tetapi turut merasakan cuaca yang panas belakangan ini.

BACA JUGA:Ini Dia Urutan Peristiwa Tanda-tanda Terjadi Kiamat!

Di Indonesia sendiri, pada 20 Maret lalu BMKG sempat memberikan peringatan mengenai penyebab suhu udara ekstrem. Tidak lain hal itu disebabkan oleh fenomena perubahan iklim yang semakin mengkhawatirkan.

Dampak perubahan iklim ini tak bisa dianggap 'main-main'. Mulai dari dampak lingkungan, pertanian, hingga menyerang sektor lainnya. Sebelum terjadi dampak negatif lebih jauh rasanya kita perlu belajar dari kekaisaran pada abad ke-16.

Di akhir abad ke-16, ratusan bandit berkuda menyerbu Anatolia yang saat ini merupakan wilayah Turki yang berada di bawah Kekaisaran Ottoman. Mereka menjarah berbagai desa, menebar kekerasan, dan menggoyahkan kekuasaan sultan.

BACA JUGA:Penghuni Bumi Perlu Bersiap, 'Kiamat' Sudah Dekat

Empat ratus tahun kemudian dan sekitar beberapa ratus kilometer dari situ, yakni di Suriah yang juga bekas wilayah Kekaisaran Ottoman beberapa gerakan protes meluas dan berujung perang saudara pada tahun 2011 yang memakan banyak korban. Konflik tersebut masih berlangsung hingga hari ini.

Sejarah gelap di daerah Mediterania ini memuat beberapa pelajaran berharga bagi masa depan. Keduanya melibatkan gelombang manusia yang terpaksa pergi dari rumah mereka, terkait erat dengan dinamika kekuasaan, serta memiliki konsekuensi politis yang besar.

Untuk diketahui, Kesultanan Utsmaniyah atau dikenal Kekaisaran Turki Ottoman merupakan kerajaan Islam terbesar yang bukan dari tanah Arab.

BACA JUGA:Ilmuwan Khawatir! Cuaca Ekstrem Membuat Lautan Ikut Panas Mendidih

Kesultanan ini didirikan oleh suku-suku Turki di bawah pimpinan Osman Bey atau Osman I. Dengan ibu kota berada di Konstantinopel, negara adidaya ini pernah menguasai wilayah yang luas di Timur Tengah, Eropa Timur, dan Afrika Utara selama lebih dari 600 tahun (1299-1924 M).

Melemahnya Kekaisaran Ottoman

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: