Program Strategis Nasional SPAM Regional Ditarget Selesai Tahun 2025
Plang Pengerjaan Proyek Jaringan SPAM Regional disalah satu kawasan pengerjaan di Kabupaten Bengkulu Tengah-(foto: istimewa/bengkuluekspress.disway.id)-
BENGKULU, BENGKULUEKSPRESS.COM - Pembangunan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Kobema Regional ditargetkan selesai tahun 2025.
Diungkapkan Plt Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Provinsi Bengkulu, Tejo Suroso, bahwa SPAM Kobema Regional masuk ke dalam program strategis nasional (PSN).
Sehingga pengerjaannya dilakukan lintas sektoral dari Kementerian hingga Pemda mendapatkan tugas pengerjaannya masing - masing.
"Untuk pelayanan 3 kabupaten kedepannya, jadi keroyokan Kementerian punya peran, Pemprov dan kabupaten/kota juga punya peran," ungkap Tejo, Selasa (23/8).
BACA JUGA:Polda Perketat Pengisian BBM Subsidi di Bengkulu
Anggaran dalam progran SPAM regional dialokasikan dari APBN dengan nilai lebih dari 1 Triliun. Sedangkan Pemprov mendapatkan Rp 180 M dalam kewajiban pengerjaannya.
"Itu sudah MoU dengan Pemkab/Pemkot, yang nantinya akan dikelola UPTD SPAM Regional di bawah Pemprov. Anggarannya Rp 1 Triliun lebih dari APBN dan yang kita kerjakan sekitar Rp 180 M," lanjut tejo.
Ia mengatakan, Pemprov mendapatkan bagian untuk mengerjakan jaringan utama penghubung dari titik pengambilan sumber air untuk menyambungkan ke 2 kabupaten dan 1 kota, yaitu Kabupaten Bengkulu Tengah, Kota Bengkulu dan Kabupaten Seluma.
"Distribusi utama Kementerian, Intek Balai Sungai, jalur distribusi dari kabupaten/kota oleh Pemprov dan jalur distribusi ke pelanggan itu kabupaten/kota yang akan mengerjakan," jelas Tejo.
Pengerjaan jaringan distribusi oleh Pemprov sepanjang 45 KM secara keseluruhan. Sedangkan untuk tahun ini ditargetkan sepanjang 15 KM yang saat ini sedang dalam proses pengerjaan.
"Untuk tahun ini kita mengerjakan jalur pipa sepanjang 15 KM dari 47 KM hingga tahun 2025, saat ini pengerjaannya masih batas Bengkulu Tengah," terang Tejo.
Jaringan yang dikerjakan Pemprov dimulai dari Bengkulu tengah di wilayah Taba Penanjung, yang sumber air yang diambil berasal dari limpahan bendungan PLTA Musi di Kabupaten Kepahiang.
"Titik utamanya dari Taba Penanjung, karena memang kita ambil dari limpahan bendungan Sungai Musi," tutup Tejo.(CW2/Suary).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: