4 SPBU di Kota Bengkulu Tangguhkan Penyaluran Solar Subsidi, Ini Alasannya!

4 SPBU di Kota Bengkulu Tangguhkan Penyaluran Solar Subsidi, Ini Alasannya!

Anteran truk di salah satu SPBU di Kota Bengkulu-(foto: rio susanto/bengkuluekspress.disway.id)-

BENGKULU, BENGKULUEKSPRESS.COM - Empat SPBU di Kota Bengkulu, mengajukan penangguhan penjualan BBM subsidi jenis Bio Solar kepada Pertamina.

Area Manager Communication, Relation, & CSR Pertamina Regional Sumbagsel, Tjahyo Nikho Indrawan mengatakan, salah satu alasannya, SPBU menyampaikan adanya faktor intimidasi dari beberapa supir truk angkutan batu bara yang memaksakan pihak operator SPBU untuk tetap menyalurkan Bio Solar ke angkutan batu bara.

"Berdasarkan surat edaran dari Kementerian Energi Dan Sumber Daya Mineral (ESDM) No.4.E/MB.01/DJB.S/2022 tentang penyaluran BBM jenis JBT dan Peraturan Presiden No. 191 Tahun 2014, mobil truk pengangkut mineral dan batubara dilarang mengisi BBM Subsidi jenis Bio Solar," jelas Nikho, saat dikonfirmasi melalui sambungan telepon, Rabu (10/8).

BACA JUGA:Buka Penjadwalan Solar Subsidi, Pemprov Bengkulu Siapkan SE Baru

Pertamina Patra Niaga Regional Sumbagsel akan mempelajari aduan tersebut serta akan berkoordinasi dengan aparat penegak hukum terkait hal tersebut.

Selain itu ia juga mengatakan, akibat adanya intimidasi tersebut pihak SPBU sering mengalami kelebihan kuota penyaluran. Sehingga saat audit BPH Migas mereka harus membayar ganti rugi kelebihan penyaluran tersebut.

"Karena intimidasi tersebut, SPBU sering kali kelebihan kuota penyaluran Solar Subsidi. Saat audit mereka harus membayar ganti atas kelehihan tersebut," terang Nikho.

Saat dikonfirmasi terkait 4 SPBU yang meminta penangguhan tersebut ia mengatakan, SPBU Rawa Makmur, SPBU Kandang, SPBU Pagar Dewa dan SPBU Bumi Ayu.

Ia juga mengungkapkan penangguhan tersebut hanya sementara, sampai keadaan kembali normal. Sedangkan Pengawas SPBU Betungan, Nurfitria mengjelaskan bahwa saat ini pihaknya sudah mulai membuka kembali penyaluran pada tanggal 9 Agustus kemarin.

Setelah dilakukan penghentian sejak tanggal 4 hingga 8 Agustus untuk mempelajari kembali penyaluran BBM subsidi. "Kita 4 hari vakum untuk mempelajari data - data yang ada, kemudian monitoring perkembangan orang - orang yang mengisi minyak subsidi, karena cukup rentan," kata Nur.(CW2/Suary).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: