Fahmi Cakra DG (41), Relawan Tagana Kota Bengkulu; Selalu Siap Turun ke Lokasi Bencana

Fahmi Cakra DG (41), Relawan Tagana Kota Bengkulu; Selalu Siap Turun ke Lokasi Bencana

BENGKULU, Bengkuluekspress.com – Bersama Badan SAR Nasional (Basarnas), Taruna Siaga Bencana (Tagana) merupakan kelompok yang biasa turun ke lapangan ketika suatu daerah mengalami bencana di Indonesia. Salah seorang relawan Tagana asal Kota Bengkulu yang biasa ikut turun ke lokasi bencana adalah Fahmi Cakra Dwiguna (41). Lelaki ini sudah 15 tahun menjadi relawan Tagana, tepatnya sejak tahun 2007 hingga saat ini. Fahmi yang kini menjabat sebagai Ketua Tagana Kota Bengkulu, ketika ditemui kantor Tagana Kota di Jalan RE Martadinata 6 No. 9 Kota Bengkulu, menceritakan awalnya menjadi relawan Tagana. “Awalnya saya hanya mengikuti perekrutan dari kelurahan, kemudian mengikuti pelatihan setelah itu berkelanjutan,” ujar Fahmi, Selasa (8/2). Ia mengaku bahwa jiwa relawan muncul setelah ia mengikuti pelatihan dan Ia mulai bergabung di Tagana pada 2007 lalu. Kegiatan yang biasa dilakukan yaitu membantu saudara yang sedang terkena bencana alam dengan sukarela. Namun semua dilakukan dengan semangat membara dengan rasa ikhlas karena bisa membantu sesama yang sedang kesulitan. Talisasi yang biasanya turun 6 bulan sekali dari Kementerian Sosial terhadap relawan Tagana. Meskipun dengan gaji yang tidak seberapa yang mungkin dibilang tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan keluarga, namun semua tetap dijalani dengan senang hati. Sebab itu, untuk membantu kebutuhan keluarga, Fahmi mempunyai usaha rumahan yaitu pengisian air galon. “Ada usaha rumahan untuk memenuhi kebutuhan keluarga,”  ujarnya. Saat melakukan tugas di lapangan biasanya akan mnginap selama 3 hari, namun jika keadaan masih darurat akan ditambah menjadi 7 hari. Tidur ditempatkan di posko darurat sedangkan makan ditempatkan di dapur umum yang telah dibangun oleh para Tagana. Dalam keadaan darurat petugas Tagana harus siap dan sigap setiap saat meskipun waktu istirahat bahkan waktu tidur di malam hari, jika ada panggilan harus selalu siap sehingga para petugas sering mengalami ngantuk yang berlebihan. “Ya walaupun baru tidur 15 menit kalau ada panggilan ya harus tetap siap,” jelas Fahmi. Fahmi memiliki moto hidup “Sesama manusia harus peka dengan kondisi yang sedang terjadi, yang penting berangkat menolong terlebih dahulu, masalah biaya pasti ada jika kita mempunyai niat baik”. Itulah yang membuatnya selalu melakukan kegiatan Tagana dengan baik-baik saja tanpa khawatir akan dirugikn masalah biaya ataupun tenaga. Selama menjadi relawan Tagana, Fahmi sudah sering membantu korban bencana. Baik di dalam Provinsi Bengkulu maupun di luar Provinsi Bengkulu. Untuk di luar Provinsi Bengkulu, Fahmi pernah turun lokasi bencana di Padang pada 2009, Palu, dan Lombok. Biaya yang digunakan untuk perjalanan dan biaya hidup di tempat kejadian biasanya ditanggung oleh pemerintah setempat di tempat kejadian bencana.”Waktu ke Lombok gratis naik kapal Feri karena relawannya ada yang dari Bali ke Lombok,” ujar Fahmi. Khusus di Kota Bengkulu, dia sudah kerap membantu melakukan pencarian orang hilang di sungai, laut, ataupun membantu korban banjir. Terbaru dia membantu korban banjir di Kota Bengkulu beberapa hari lalu. Selama menjadi relawan, yang paling berkasan dialami Fahmi sewaktu menjadi relawan bencana gemapa bumi di Lombok tahun 2018. Sebab ia bisa bertemu dengan Presiden Jokowi dan Kapolri. Di sisi lain, Fahmi mengaku, tanpa dukungan keluarga dia tidak mungkin akan bertahan menjadi relawan belasan tahun. “Kalau keluarga selalu memberikan dukungan positif, anak beserta selalu mensuport saya jika ingin berangkat ke daerah bencana. Selagi itu berhubungan dengan kemanusiaan istri selalu mendukung,” ujar Fahmi.(ERNA/MG)  

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: